Quantcast
Channel: Tante Bawel
Viewing all 140 articles
Browse latest View live

Dientot Kontol Lain Disamping Pacarku Dibioskop

$
0
0

Dientot Kontol Lain Disamping Pacarku Dibioskop | saya dan pacarku Jeck menonton film Lord Of The Ring 3 di sebuah mall besar. Film dimulai sekitar jam 4 petang. Karena keberuntungan saja, kami dapat tiket pada kursi deretan paling atas (berkat mengantri 4 jam sebelumnya) walau berada di hampir pojok kanan.

Cerita Dewasa Lanjut Baca »


TUKANG PARKIR DI BANDARA

Tante Fitri Doyang Ngentot dan foto Bugil

$
0
0

 Tante Fitri Doyang Ngentot dan foto Bugil

 More Link Friend
 ——————————————-
http://cerpen-sex.blogspot.com/ 
http://wabers.blogspot.com/
http://xhamster-id.blogspot.com/
http://kocoxs.blogspot.com/
http://17seven-teen.blogspot.com/
http://kabar-malam.blogspot.com/
http://sex-ten.blogspot.com/
http://nungging-bgt.blogspot.com/
http://blogs-18.blogspot.com/
http://fotonakalku.blogspot.com/
http://nonokabg.blogspot.com/
——————————————–

Nia, pembantuku yang cantik -1

$
0
0

Hari itu hari dimana aku terpaksa kembali memberhentikan pembantu rumahku untuk yang ke sekian kalinya. Habis mau bagaimana lagi? Walau sudah gonta-ganti pembantu dari yayasan tapi tetap saja tidak ada yg bisa bekerja sesuai dengan apa yang aku harapkan. Dari mulai bekerja seenaknya udelnya sendiri, tidak telaten, bahkan sampai ada yg kerjanya cuman ngegosip saja sama tetangga. Hadoooh… Memang benar kata temanku, nyari pembantu itu ga jauh beda dengan nyari jodoh ternyata…

    Walaupun sudah empet rasanya untuk nyari pembantu lagi, tapi apa boleh buat, aku dan istriku sama-sama pekerja kantoran jadi untuk urusan pekerjaan rumah tangga sudah tentu kami berdua tidak punya cukup waktu untuk melakukannya apalagi urusan menjaga anak? Beruntung selang beberapa hari sejak pembantuku yg terakhir itu ku berhentikan mertuaku mengabari bahwa pembantu yg sedang bekerja dirumahnya punya saudara yang sedang butuh pekerjaan. Singkat kata aku-pun langsung menerima pembantu yg ditawari mertuaku itu untuk bekerja di rumahku.

    Namanya Nia, masih lugu, umurnya-pun masih 16 tahun dan dia baru 1 tahun pengalaman menjadi pembantu rumah tangga. Waktu awal-awal bekerja dirumahku aku tidak terlalu memperhatikan dia karena kupikir ah mungkin sama saja dengan pembantu2 sebelumnya. Namun setelah satu bulan bekerja mau tidak mau terlihat juga sifat-sifat aslinya…

    Diluar dugaan, Nia ternyata anak yg sungguh rajin bekerja. Dia penuh dengan inisiatif dan juga telaten menjaga si kecil yg baru berumur 2 tahun itu. Aku sempat tersenyum gembira karena merasa dia adalah pembantu yg selama ini aku harapkan. Aku pun merasa sayang bila suatu saat nanti kehilangan dia dari rumahku. Karena ya tadi itu, sangat susah mencari pembantu yg sesuai harapan di jaman sekarang ini.

    Niatku untuk membuat Nia betah bekerja dirumah aku sampaikan juga kepada istriku dan diapun langsung setuju karena memang, istriku juga merasa Nia adalah pembantu yg tepat bagi keluarga kami.

    Untuk membuatnya betah bekerja, semua kebutuhan bulananya kami penuhi. Dari uang jajan harian, hal2 kecil seperti sabun mandi dan odol sampai parfum dan handbody yg seharusnya hanya untuk kecantikan-pun tidak segan2 kami belikan untuknya. Benar saja, Nia begitu betah bekerja di rumahku dan tak terasa sudah 1 tahun dia bekerja tanpa ada tanda2 kalau dia jenuh atau tidak senang bekerja untuk keluargaku.

    Karena semua kebutuhan termasuk alat2 kecantikanpun kami berikan kepada dia, Nia menjadi rajin merawat diri. Nah, suatu waktu ketika aku, anakku dan dia sedang pergi jalan-jalan ke sebuah mall, terbersit niatku untuk menyenangi dia dengan mengajaknya ke salon untuk memotong rambutnya yg sdh kelewat panjang dan kurang terurus itu. Awalnya dia menolak karena merasa malu dan tidak enak, tapi karena aku paksakan akhirnya dia mau juga.

    Satu jam menunggu dia di Salon aku habiskan dengan anakku di sebuah playland yang ada di mall itu. Begitu selesai akupun kembali ke salon untuk menjemput Nia. Tapi Ya ampun….. Aku begitu kaget melihat dia dan rambutnya yang baru di potong itu berdiri di depanku… Dia begitu cantik! Ya, cantik! Bukan hanya manis, tapi benar2 cantik sekali sampai aku terdiam menganga beberapa detik seperti layaknya orang yg baru saja melihat keajaiban.

    Perjalanan pulang dari mall, aku tidak begitu konsen menyetir. Dari td aku selalu mencuri-curi pandang untuk memperhatikan Nia dengan penampilan barunya itu. Potongan rambutnya pendek sebahu, rapih dan berkilau. Aku bisa dengan jelas melihat wajahnya yang putih dan mulus itu… Eh tunggu dulu? Putih dan mulus?? Apa aku tidak salah lihat? Seingatku dia dulu biasa saja, kusam malahan? Apa karena produk2 kecantikan itu memberikan efek yg sedemikian rupa? Atau rambutnya yg panjang yg selama ini secara tidak langsung menyembunyikan kecantikannya? Atau mungkin aku saja yang selama ini tdk memperhatikan dia dengan baik?? Ahhhhhh… Bodo amat lah. Yang jelas ada wanita muda dan cantik sedang duduk disampingku.. Tidak, bukan hanya itu. Tapi dia akan selalu ada serumah denganku kan?.

    Lampu merah masih menyala. Ada angka 90 tertulis di panel LED yang terletak diatasnya menadakan cukup waktu bagiku untuk lebih detil lagi melirik si cantik Nia yg sedang kerepotan mengatur duduk si kecil di pangkuannya. Ku perhatikan wajahnya sekali lagi dengan rasa yang masih tidak percaya. Memang ternyata aku tidak salah lihat tadi. Dia benar2 cantik sekali…

    Lalu perlahan-lahan pandanganku mulai penasaran melirik turun ke arah lehernya yg juga jadi terlihat jelas karena potongan rambut barunya itu. Oh my god, Lehernya ternyata jenjang… Mungkin karena dia rajin bekerja jadi otomatis tubuhnya-pun terbentuk proporsional dengan sendirinya. Tidak heran memang.

    Puas melihat lehernya yg jenjang itu, bola mataku kembali penasaran. Kali ini mulai turun lagi dari lehernya yg indah itu menuju bagian dadanya yg ternyata juga membuat aku terpana… Oh shit! Dadanya begitu padat dan berisi. Cukup besar untuk umurnya yang baru 16 tahun itu. Malah lebih besar dari punya istriku sepertinya? Ada apa ini? Apa aku sedang bermimpi? Kenapa baru sekarang aku ngeh dengan fisik pembantuku ini??

    Malam itu jadi malam yang paling menyiksa buatku. Walau sudah mencoba mengalihkan pikiran ke hal-hal yang lain tapi tetap saja, yang kupikirkan hanyalah wajah cantik Nia dari td. Lama2 lamunankupun mulai menjurus ke arah yang tidak2. Aku mulai membayangkan kalau saat ini yg sedang tidur disampingku ini adalah Nia dan bukan istriku.
    Aku mulai berangan-angan untuk bisa sekedar merasakan hangat tubuhnya dipelukanku..
Hari demi hari berlalu aku semakin penasaran dibuatnya. Nia begitu lugu. Oh ya, dia ternyata sudah 17 tahun loh. Aku lupa kalau sampai saat ini dia sudah bekerja setahun lebih di keluargaku. Dia sudah dewasa tentunya kan? Artinya semakin matang penampilannya dimataku.

Aku mulai mencari cara dan kesempatan agar bisa bersentuhan dengannya. Saat dia lagi di dapur misalnya. Memang dapurku itu kebetulan cukup sempit untuk lebih dari 1 orang berada didalamnya. Tapi dengan dalih mau mengambil gelas dan piring aku usahakan bisa masuk untuk sekedar bisa memeluk Nia dari belakang walau terkesan hanya demikian.

Tidak puas dengan hanya bersentuhan seperti itu aku mulai berpikir lebih jauh… Ah ide kecil pun akhirnya muncul di kepalaku yg mulai ngeres ini. Bagaimana kalau aku pura2 saja merasa pegal2 dan minta Nia untuk memijatku. Hmmmm… Ide yg masuk akal sepertinya ya?

Diluar dugaan, Nia ternyata dengan enteng menerima permintaanku untuk dipijat. Dia bilang waktu di kampung dia memang sering disuruh memijat orang tuanya. Wuahhhh…rasa-rasanya ingin teriak girang sekali saat itu. Ideku ternyata disambut dengan mulusss…

Dengan bertelanjang dada, punggunggu dipijat Nia dengan lembutnya. Harus kuakui kalau dia memang bukan pemijat professional. Tapi bukan itu kan yg aku harapkan kan? Aku cuman ingin merasakan sensasi sentuhan jari2 Nia di tubuhku dan untungnya memang itu yg kudapatkan saat ini.

Setelah puas merasakan hangatnya tangan Nia yang telaten itu aku tiba2 punya ide yg lebih konyol lagi. Aku minta dia untuk memijat dadaku. Ya dadaku! Aneh memang kalau dia pemijat professional pasti akan bertanya2 mungkin.

Nia dari awal memijat punggungku dari belakang. Aku duduk bersila sedangkan dia setengah berdiri dengan kedua kakinya di tekuk di lutut. Saat itu aku berpikir bila kusuruh dia memijat dadaku maka mau tidak mau tubuhnya akan menempel dengan punggunggku agar tangannya dapat menggapai dadaku dr belakang. Dan benar saja… Oh dear, gunung kembar, padat dan berisi itu akhirnya menyentuh bagian belakang kepalaku… Hangat… seperti melayang rasanya…

Semakin Nia berusaha memijat dadaku dari belakang maka semakin aktif dada montoknya itu menggesek2 belakang kepalaku. Owhhh semakin terlena aku dibuatnya karena merasakan seolah kepalaku sedang ikut dipijat. Bukan dengan tangan, tapi dengan kedua payudara montoknya yang kuidam-idamkan itu!

Selama 10 menit kubiarkan kepalaku digesek-gesek oleh payudaranya. Untungnya Nia begitu lugu untuk berpikir bahwa aku sedang menikmati pijatan payudaranya itu dan dengan semangat terus memijat2 dadaku dengan aktif. Seperti disurga rasanya…

Bukan hanya kepalaku yg mulai pusing memikirkan ide2 konyol berikutnya tapi “kepala” di bawahku-pun sudah mulai bergeliat memberontak. Ahhh… That’s it! Aku sudah tidak tahan lagi dan ini berarti aku ingin lebih!

Secara tiba2 aku tarik tangan nia dari dadaku dan ku remas lembut telapak tangannya. “Sudah ya pak?” Tanyanya, berpikir bahwa tindakan yang baru saja aku lakukan itu menandakan kalau aku ingin meyudahi pijatannya. “Emm… Iya Nia, tapi saya mau kamu pijetin saya yg lain” balasku agak sedikit kagok.
“Oh iya pak, mau dipijet yang mana lagi?” Tanyanya tanpa rasa curiga sedikitpun.
Sudah kepalang tanggung, ku tarik telapak tangannya dan kuarahkan masuk ke dalam celana pendekku sampai jarinya menyentuh barang kemaluanku yg dari tadi sudah berdiri tegak mengacung.

Nia kaget bukan main, secara reflek ditariknya tanggannya keluar dari celanaku. Tapi karena tanganku masih memegang erat pergelangan tanggannya, tangan Nia tidak bisa sepenuhnya keluar.
“Bapak jangan begini Pak! Nia ngga mau” pintanya dengan memelas seperti ingin menangis. Jantungku mulai deg2an. Aku mulai berpikir dengan logika, aduh bagaimana ini? Bagaimana kalau nanti dia melapor ke istriku? Bisa hancur rumah tanggaku yang baru seumur jagung ini? Hadooohhh… Tapi kalaupun aku sudahi sampai disini belum tentu juga dia tidak akan melapor?? Ahhh.. Benar2 kepalang tanggung sepertinya!

“Kenapa Nia? Ga papa koq. Saya cuman minta dipijet aja” dengan suara pelan dan kubuat semanis mungkin.
“Pak Nia takut… Nanti Nia dimarahi Ibu” balasnya dengan masih memelas.
“Ga lah Nia, kan ibu ga tahu? Ya kamu jangan bilang2 ke dia nanti. Kan kamu tahu sendiri ibu orangnya bagaimana?” Kali ini ada sedikit nada ancaman di suaraku dengan harapan dia terlalu lugu untuk tidak menyadari ancamanku yg tidak masuk akal itu.
“Ehhhh… Iy..iya Pak….” jawabnya lirih. Sepertinya ancamanku termakan olehnya. Nia memang begitu segan dengan istriku karena bila ada sesuatu yg istriku tdk suka maka dia tidak segan2 untuk memarahi pembantuku itu.

Ku tarik kembali tangan Nia dan kuarahkan jari2nya untuk menggengam batang kemaluanku. Kali ini dia diam saja. Sangking diamnya malah tangan kecilnya itu tidak melakukan apa2 terhadap kemaluanku.
“Ayo Nia, koq kamu diam aja. Kan saya minta dipijetin” pintaku dengan nada memaksa. Jari2nya pun mulai bergerak tidak beraturan. Ah memang terlalu lugu pembantuku yang satu ini…

Nia perlahan-lahan mulai mengerti apa yang ku maksud. Tangannya yang mungil itu mulai menggenggam batang kemaluanku dengan penuh dan mengocoknya pelan. Aku pandu dia dengan desahan kecilku. Setiap dia melakukan pijatan yang benar aku sengaja mendesah lebih keras agar dia tahu aku menikmati itu.

5 menit berlalu, pijatan Nia semakin sempurna. Batang kemaluanku semakin mengeras dan berharap diperlakukan lebih lagi olehnya. Sepertinya bila aku meminta lebihpun dia akan terpaksa memenuhinya pikirku saat itu.
“Udah Nia. Kita pindah ke kamar saya aja ya. Ga enak posisi saya begini nanti malah saya pegal2 lagi” ajakku dengan nada tetap memaksa.
Tanpa menunggu jawaban dari dia, aku langsung berdiri berjalan ke arah kamarku lalu tidur bersandar diatas springbed tempat aku dan istriku biasa tidur.

Berselang beberapa detik kemudian Nia masuk menyusul. Wajahnya tertunduk. Tidak begitu jelas kulihat wajahnya apakah dia sedang menyembunyikan matanya yg kemungkinan sedang basah dengan air mata. Ah, aku tidak mau ambil pusing. Aku tarik tanggannya kembali dan aku arahkan dia duduk berlutut di samping pinggul kiriku. Tangannya ku arahkan kembali untuk meremas batang kemaluanku yang kini dengan jelas mengacung bebas di hapannya.

Nia kembali memijat naik turun dan meremas2 batang kemaluanku tanpa kusuruh. Sudah paham betul sepertinya dia sekarang.
“Pijetnya agak sedikit cepat ya…” pintaku seperti memelas karena sedang keenakan dengan apa yg sedang Nia lakukan. Dia masih diam saja, tapi menuruti dengan baik.

“Oohh…ahhh… Enak Nia” desahku tak karuan. Lama2 puncak kenikmatan itu mulai berangsur-angsur datang. Sebentar lagi aku akan orgasme. Tapi memang dasar otakku sudah ngeres betul. Ku pegang leher Nia dan kupaksa menunduk ke arah kemaluanku itu dengan harapan dia mau mengulumnya.
“Kamu hisap2 ya! Buruan!” pintaku memaksa. Mungkin karena takut, langsung dilahapnya kepala kemaluanku itu yang membuat aku sempat menggelinjang sedikit karena merasakan hangatnya mulut dan air liur Nia. Ohhhh nikmat tiada tara….

Kuluman demi kuluman membuat batang kemaluanku semakin berdenyut2 kencang. Arghhh aku ingin tahan lebih lama lagi tapi ternyata tidak bisa. Kombinasi pijatan keras di batang kemaluanku dan hisapan2 kencang mulut Nia akhirnya membuat aku orgasme. Crot! Cairan hangat itu melimpah keluar dan memenuhi mulut Nia seketika. Nia terkaget bukan main, dia terbatuk tersendak dan menarik wajahnya menjauhi batang kemaluanku. Kubiarkan saja, karena kupikir aku tidak ingin membuatnya menderita lebih dari ini lagi…

Nia berlari ke kamar mandi, dan kudengar dia muntah2 berusaha mengeluarkan spermaku yang sepertinya tertelan olehnya.
Ku tunggu sampai pintu kamar mandi terbuka dan dia keluar. Nia kaget melihat aku sudah berdiri di depannya. Bisa kulihat matanya sembab seperti habis menangis.
“Nia, kamu ga papa kan. Jangan sampe kamu cerita sama ibu ya! Soalnya bukan hanya saya, kamu juga pasti akan di amuk ibu nanti kalau kamu cerita! Paham!” Teriakku dengan nada yg tidak terlalu tinggi.
“Iya pak… Nia ga cerita” balasnya lirih.
“Tapi nanti kalau Nia hamil bagaimana pak? Nia takut…” Dengan lugunya dia bertanya.
“Hamil? Ga bakalan lah Nia. Hamil itu kalau saya masukin punya saya kedalam punya kamu itu dan saya keluarin seperti yg saya keluarin tadi di mulut kamu. Baru kamu bisa hamil!”.
“Iy…iya pak.. Maaf” balasnya dengan pelan terkagok-kagok lalu menunduk.
“Ya sudah, kamu istirahat saja sana. Nanti besok2 kalau saya minta dipijetin kamu sudah tahu kan?” Sambungku sambil berjalan melengos tanpa menunggu jawaban darinya.

Aku-pun kembali masuk ke kamar tidurku. Sambil merebahkan diri kuingat2 kembali sensasi yang baru saja kurasakan… Oooh nikmatnya bikin kemaluanku mulai berdiri kembali. Ku kocok2 sampai muncrat dan akupun mulai tertidur pulas…..

Besok aku pikirkan lagi bagaimana caranya menikmati pembantuku yang cantik ini…

bersambung ke bagian 2

Ngentot Cewek Jepang Jembut Tebel

$
0
0

Ngentot Cewek Jepang Jembut Tebel | Kisah ini terjadi beberapa bulan silam, saat kapal tempatku bekerja merapat di pelabuhan Jepang. Hari itu salju turun dengan derasnya, maklum saat itu pertengahan bulan Desember. Setelah kapal kita selesai merapat didermaga dengan sempurnanya, Nakhoda saya, yang orang Jepang, mengajak saya jalan-jalan kerumahnya.

Cerita Dewasa Lanjut Baca »

JILBAB COLMEK

Nasis Foto Bugil Habis Mandi Toket Gede

$
0
0

 More Link Friend
 ——————————————-
http://cerpen-sex.blogspot.com/ 
http://wabers.blogspot.com/
http://xhamster-id.blogspot.com/
http://kocoxs.blogspot.com/
http://17seven-teen.blogspot.com/
http://kabar-malam.blogspot.com/
http://sex-ten.blogspot.com/
http://nungging-bgt.blogspot.com/
http://blogs-18.blogspot.com/
http://fotonakalku.blogspot.com/
http://nonokabg.blogspot.com/
——————————————–

Ketika Cinta Harus Memilih 03

$
0
0

Sambungan dari bagian 02Aku terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Rani masih terlelap di sampingku masih telanjang bulat. Segera aku bangun dan kuselimuti badannya pelan-pelan. Kemudian aku segera ke kamar mandi, kupikir shower dengan air hangat pasti menyegarkan. Aku membiarkan badanku diguyur air hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir aku sudah mandi sekitar 20 menit, ketika aku merasa kaget karena ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Belum sempat aku menoleh, badanku sudah dilingkari sepasang tangan. Ternyata Rani sudah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui. Tangannya memelukku dari belakang, dan badannya merapat di punggungku.

“Aku ikut mandi yah..?” katanya.
Aku tidak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yang ada di dadaku, sambil menenangkan diriku yang masih merasa kaget. Sambil tetap memelukku dari belakang, Rani mengambil sabun dan mulai mengusapkannya di dadaku. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aku juga merasakan susunya yang menekan punggungku. Usapan tangan Rani mulai turun ke arah perutku, dan penisku mulai berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tidak lama kemudian tangan Rani sampai di selangkanganku dan mulai mengusap penisku yang semakin tegak. Sambil menggenggam penisku, Rani mulai menciumi belakang leherku sambil mendesah-desah, dan badannya semakin menekan badanku. Selangkangan dan susunya mulai digesek-gesekkan ke pantat dan punggungku, dan tangannya yang menggenggam penisku mulai meremas-remas dan digerakkan ke pangkal dan kepala penisku berulang-ulang sehingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

“Ranii oohh.. nikmat sekali sayang.”
“Dodii uuhh”, erangnya sambil lidahnya semakin liar menciumi leherku. Aku yang sudah merasa gemas sekali segera menarik badannya, dan sekarang posisi kita berbalik. Aku sekarang memeluk badannya dari belakang, kemudian pahanya kurenggangkan sedikit, dan penisku diselinapkan di antara pahanya, dan ujungnya yang nongol di depan pahanya langsung di pegang lagi oleh Rani. Tangan kiriku segera meremasi susunya dengan gemas sekali, dan tangan kananku mulai meremasi bulu kemaluannya. Kemudian ketika jari tangan kananku mulai menyentuh clitorisnya, Rani pun mengerang semakin keras dan pahanya menjepit penisku, dan pantatnya mulai bergerak-gerak yang membuat aku semakin merasa nikmat. Mukanya menengok ke arahku, dan mulutnya segera kuhisap dengan keras. Lidah kami saling membelit, dan jari tanganku mulai mengelusi clitorisnya yang semakin licin. Kepala penisku juga mulai dikocok-kocok dengan lembut.
“Rani aku tidak tahan nih aduuhh.”
“Iya Dod.. aku juga sudah tidak tahan.. uuhh.. uuhh.”
Badan Rani segera kubungkukkan, dan kakinya kurenggangkan. Aku segera mengarahkan dan menempelkan ujung penisku ke arah bibir vaginanya yang sudah menganga lebar menantang.
“Dodi.. cepat masukkan sayang cepat uuhh ayoo.” Aku yang sudah gemas sekali segera menekan penisku sekuat tenaga sehingga langsung amblas semua sampai ke dasar vaginanya. Rani menjerit keras sekali. Mukanya sampai mendongak.
“aahh.. kamu kasar sekali.. aduuhh sakit aduuhh..” Aku yang sudah tidak sabar mulai menggerakkan penisku maju mundur, kuhunjam-hunjamkan dengan kasar yang membuat Rani semakin keras mengerang-erang. Susunya aku remas-remas dengan dua tanganku. Tidak lama kemudian Rani mulai menikmati permainan kita, dan mulai menggoyangkan pantatnya. Vaginanya juga mulai berdenyut meremasi penisku. Aku menjadi semakin kasar, dan penisku yang sudah keras sekali terus mendesak dasar vaginanya. Dan kalau penisku sedang maju membelah vaginanya, tanganku juga menarik pantatnya ke belakang sehingga penisku menghunjam dengan kuat sekali. Tapi tiba-tiba Rani melepaskan diri.
“hh sekarang giliranku aku sudah hampir sampai.” katanya. Kemudian aku disuruh duduk selonjor di lantai di antara kaki Rani yang mulai menurunkan badannya. Penisku yang mengacung ke atas mulai dipegang Rani, dan di arahkan ke bibir vaginanya.

Tiba-tiba Rani menurunkan badannya duduk di pangkuanku sehingga penisku langsung amblas ke dalam vaginanya. Kita sama-sama mengerang dengan keras, dan mulutnya yang masih menganga kuciumi dengan gemas. Kemudian pantatnya mulai naik turun, makin lama makin keras. Rani melakukannya dengan ganas sekali. Pantatnya juga diputar-putar sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir.
“Dodii.. aku.. aku.. sudah.. hampirr, uuhh..” Erangnya sambil terus menghunjam-hunjamkan pantatnya. Mulutku beralih dari mulutnya ke susunya yang bulat sekali. Putingnya kugigit-gigit, dan lidahku berputar menyapu permukaan susunya. Susunya kemudian kusedot dan kukenyot dengan keras, membuat gerakan Rani semakin liar. Tidak lama kemudian Rani menghunjamkan pantatnya dengan keras sekali dan terus menekan sambil memutar pantatnya.
“Sekarangg aahh sekarangg Dodi, sekarangg”, Rani berteriak-teriak sambil badannya berkelojotan. Vaginanya berdenyutan keras sekali. Mulutnya menciumi mulutku, dan tangannya memelukku sangat keras. Rani orgasme selama beberapa detik, dan setelah itu ketegangan badannya berangsur mengendur.
“Dod, makasih yah.., sekarang aku pengin ngisep boleh yah..?” katanya sambil mengangkat pantatnya sampai penisku lepas dari vaginanya. Rani kemudian menundukkan mukanya dan segera memegang penisku yang sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mani. Mulutnya langsung menelan senjataku sampai menyentuh tenggorokannya. Tangannya kemudian mengocok pangkal penisku yang tidak muat di mulutnya. Kepalanya naik turun mengeluar-masukkan penisku. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Ujung penisku yang sudah sampai di tenggorokannya masih aku dorong-dorong. Tanganku juga ikut mendesakkan kepalanya. Lidahnya memutari penisku yang ada dalam mulutnya. “Ranii isap terus teruss hampirr teruss yyaa sekarangg sekarangg.. issaapp..”, Rani yang merasa penisku hampir menyemburkan sperma semakin menyedot dengan kuat. Dan..”aahh.. sekarangg.. sekarangg.. issaapp..” spermaku menyembur dengan deras berkali-kali dengan rasa nikmat yang tidak berkesudahan. Rani dengan rakusnya menelan semuanya, dan masih menyedot sperma yang masih ada di dalam penis sampai habis. Rani terus menyedot yang membuat orgasmeku semakin nikmat. Dan setelah selesai, Rani masih juga menjilati penisku, spermaku yang sebagian tumpah juga masih di jilati.

Kemudian setelah beristirahat beberapa saat, kami pun meneruskan mandi sambil saling menyabuni. Setiap lekuk tubuhnya aku telusuri. Dan aku pun semakin menyadari bahwa badannya sangat indah. Setelah itu kami tidur berdua sambil terus berpelukan.

Pagi-pagi ketika aku bangun ternyata Rani sudah berpakaian rapi, dan dia cantik sekali. Dia mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan yang serasi dengan kulitnya yang halus. Dia mengajakku belanja ke Mall karena persediaan makanan memang sudah habis. Maka aku pun segera mandi dan bersiap-siap.

Di perjalanan dan selama berbelanja kita saling memeluk pinggang. Siang itu aku menikmati jalan berdua dengannya. Kita belanja selama beberapa jam, kemudian kita mampir ke sebuah Café untuk makan siang. Di dalam mobil dalam perjalanan pulang kita ngobrol-ngobrol tentang semua hal, dari masalah pelajaran sekolah sampai hal-hal yang ringan. Ketika ngobrol tentang sesuatu yang lucu, Rani tertawa sampai terpingkal-pingkal, dan saking gelinya sampai kakinya terangkat-angkat. Dan itu membuat roknya yang pendek tersingkap. Aku pun sembari menyetir, karena melihat pemandangan yang indah, meletakkan tanganku ke pahanya yang terbuka.
“Ayo.. nakal yah..” kata Rani, bercanda.
“Tapi suka kan?” kataku sambil meremas pahanya. Kami pun sama-sama tersenyum. Mengusap-usap paha Rani memang memberi sensasi tersendiri, sampai aku merasa penisku menjadi tegang sendiri.
“Dodi.. sudah kamu nyetir saja dulu, tuh kan itunya sudah bangun.. pingin lagi yah? Rani jadi pengin ngelusin itunya nih..” kata Rani menggodaku. Aku cuma senyum menanggapinya, dan memang aku sudah kepingin mencumbunya lagi.
“Dodi, bajunya dikeluarin dong dari celana, biar tanganku ketutupan. Dipegang yah?” Aku semakin nyengir mendengarnya. Tapi karena memang kepingin, dan memang lebih aman begitu dari pada aku yang meneruskan aksiku. Sambil menyetir aku pun mengeluarkan ujung bajuku dari celanaku. Kemudian tanpa menunggu, tangan Rani langsung menyelinap ke balik bajuku, ke arah selangkanganku. Tangannya mencari-cari penisku yang semakin tegang.

“Ati-ati, masih siang nih, kalau ada orang nanti tangan kamu ditarik yah!” kataku. Rani diam saja, dan kemudian tersenyum ketika tangannya menemukan apa yang dicari-cari. Tangannya kemudian mulai meremas penisku yang masih di dalam celana. Penisku semakin tegang dan berdenyut-denyut. Karena terangsang juga, Rani mulai berusaha membuka ritsluiting celanaku, dan kemudian menyelinapkan tangannya, dan mulai memegang kepala penisku. Cairan pelumas yang mulai keluar diusap-usapkan ke kepala dan batang penisku.
“Dodi.. aku pengin ngisep ininya.. aku pengin ngisep sampai kamu keluar dimulutku..” katanya sambil agak mendesah. Aku juga ingin segera merasakan apa yang dia ingini. Yang ada di otakku adalah segara sampai di rumah, dan segera mencumbunya.

Tapi harapan kita ternyata tidak segera terwujud karena sesampainya di rumah, ternyata orang tua Rani sudah pulang. Kita cuma saling berpandangan dan tersenyum kecewa.
“Eh, sudah pada pulang yah..” Rani menyapa mereka.
“Iya nih, ada perubahan acara mendadak. Makanya sekarang cape banget. Nanti malem ada undangan pesta, makanya sekarang mau istirahat dulu. Kamu masak dulu saja ya sayang.. sudah belanja kan?” kata maminya Rani.
“Iya deh, sebentar Rani ganti baju dulu. Eh, Dodi, katanya kamu pengin belajar masak, ayo, sekalian bantuin aku”, kata Rani sambil tersenyum penuh arti. Aku cuma mengiyakan dan ke kamarku ganti pakaian dengan celana pendek dan T-shirt. Kemudian aku ke dapur dan mengeluarkan belanjaan dan memasukkannya ke lemari es. Tidak lama kemudian Rani menyusul ke dapur. Dia pun sudah berganti pakaian, dan sekarang memakai daster kembang-kembang. Tante juga ikut-ikutan menyiapkan bahan makanan dan Rani mulai mengajariku memasak.
“Sudah Mami istirahat saja sana, kan ini juga sudah ada yang ngebantuin..” kata Rani.
“Iya deh, emang Mami cape banget sih, sudah yah, Mami mau coba istirahat saja”, kata Maminya Rani sambil keluar dari dapur. Aku yang sedang memotongi sayuran cuma tersenyum. Setelah beberapa saat, Rani tiba-tiba memelukku dari belakang, tangannya langsung ditelusupkan ke dalam celanaku dan memegang penisku yang masih tidur.

“Eh.. kok ininya bobo lagi.. Rani bangunin yah?” tangannya dikeluarkan kemudian Rani mengambil salad dressing yang ada di depanku, masih sambil merapatkan badannya dari belakangku. Kemudian salad dressingnya dituangkan ke tangannya, dan langsung menyelinap lagi ke celana dan dioleskan ke penisku yang langsung menegang. Sambil merapatkan badannya, susunya menekan punggungku, Rani mulai meremasi penisku dengan dua tangannya. Nikmat yang aku rasakan sangat luar biasa. Aku segera melingkarkan tangan ke belakang, meremas pantatnya yang bulat itu. Tanganku aku turunkan sampai ke ujung dasternya, kemudian kusingkapkan ke atas sambil meremas pahanya dengan gemas. Ketika sampai di pangkal pahanya, aku baru menyadari kalau Rani ternyata sudah tidak memakai celana dalam. Maka tanganku menjadi semakin gemas meremasi pantatnya, dan kemudian menelusuri pahanya ke depan sampai ke selangkangannya. Jari-jariku segera membuka belahan vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya yang sudah sangat basah terkena cairan yang semakin banyak keluar dari vaginanya. Tangan Rani juga semakin liar meremas, meraba dan mengocok penisku.
“Rani.. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang sudah tidur..” kataku berbisik karena merasa agak tidak aman. Rani kemudian melepaskan pegangannya dan keluar dapur.

Tidak lama kemudian Rani kembali dan bilang semuanya sudah tidur. Aku segera memeluk Rani yang masih ada di pintu dapur, kemudian pelan-pelan pintu kututup dan Rani kupepet ke dinding. Kita berciuman dengan gemasnya dan tangan kita langsung saling menelusup dan memainkan semua yang ditemui. Penisku langsung ditarik keluar oleh Rani dan aku segera menyingkap dasternya ke atas, kemudian kaki kirinya kuangkat ke pinggulku, dan selangkangannya yang menganga langsung kuserbu dengan jari-jariku. Tangan Rani menuntun penisku ke arah selangkangannya, menyentuhkan kepala penisku ke belahan vaginanya dan terus-terusan menggosok-gosokkannya. Untuk mencegah agar Rani tidak mengerang, mulutnya terus kusumbat dengan mulutku. Kemudian karena sudah tidak tahan, aku segera mengarahkan penisku tepat ke mulut vaginanya, dan menekan pelan-pelan, terus ditekan, terus ditekan sampai seluruh batangnya amblas. Kaki Rani satunya segera kuangkat juga ke pinggangku, sehingga sekarang dua kakinya melingkari pinggangku sambil kupepet di dinding. Kita saling mengadu gerakan, aku maju-mundurkan penisku, dan Rani berusaha menggoyang-goyangkan pantatnya juga. Vaginanya berdenyutan terasa meremasi batang penisku. Tidak lama kemudian aku merasa Rani hampir orgasme. Denyutan vaginanya semakin keras, badannya semakin tegang dan isapan mulutnya di mulutku semakin kuat. Kemudian aku merasa Rani orgasme. Kontraksi otot vaginanya membuat penisku merasa seperti diurut-urut dan aku juga merasa hampir mencapai orgasme. Setelah orgasme, gerakan Rani tidak liar lagi, dia cuma mengikuti gerakan pantatku yang masih menghunjam-hunjamkan penisku dan mendesakkan badannya ke dinding.

Kemudian sementara penisku masih di dalam dan kaki Rani masih di pinggangku, aku melangkah ke arah meja dapur dan duduk di salah satu kursi, sehingga sekarang Rani ada di pangkuanku dengan punggung menyandar di meja dapur. Selama beberapa saat kita cuma berdiam diri saja. Rani masih menikmati sisa kenikmatan orgasmenya dan menikmati penisku yang masih di dalam vaginanya. Sementara aku menikmati sekali posisi ini, dan menikmati melihat Rani ada di pangkuanku. Tanganku mengusap-usap pahanya dan menyingkapkan dasternya ke atas sampai melihat bulu kemaluan kami yang saling menempel. Belahan vaginanya kubuka dan aku melihat pemandangan yang sangat indah. Penisku hanya kelihatan pangkalnya karena seluruh batangnya masih di dalam vagina Rani, dan di atasnya aku melihat clitorisnya yang sangat basah. Jari-jariku mulai mengusap-usap clitorisnya sampai Rani mulai mendesis-desis lagi, dan pantatnya mulai bergerak lagi, berputar dan mendesakkan penisku menjadi semakin masuk. Aku merasa vaginanya mulai berdenyutan lagi meremas-remas penisku. Karena gemas, kadang-kadang clitorisnya kupelintir dan kucubit-cubit.

Kemudian dasternya kusingkap semakin ke atas sampai aku melihat susunya yang menantangku untuk segera memainkannya. Dengan tak sabar segera susunya yang kiri kulumat dengan mulutku, yang membuat kepala Rani mendongak merasakan kenikmatan itu. Sambil melumati susunya, lidahku juga memainkan putingnya yang sudah sangat tegang. Kadang-kadang putingnya juga kugigit-gigit kecil dengan gemas. Tanganku dua-duanya meremasi pantatnya yang bulat.
“Ya Tuhan Dodii aahh aahh”, rintihnya di kupingku, sambil kadang menjilati dan menggigit kupingku.
“Dodii.. aahh.. aku hampir dapet lagii.. ahh.., terus gitu sayang”, rintihnya dengan gerakan yang semakin liar. Pantatnya semakin keras menekan dan berputaran, yang membuat penisku juga seperti dipelintir dengan lembut. Aku pun menuruti dan terus memberikan kenikmatan dengan terus memainkan susunya bergantian yang kiri dan kanan, dan tanganku juga ikut memainkan puting susunya, sampai Rani tiba-tiba menggigit kupingku dengan keras dan setelah menghentakkan pantatnya dia memelukku dengan eratnya.
“hh Doddii.. hh. hh.” Aku merasakan Rani orgasme untuk kedua kalinya dan lebih hebat dari yang pertama. Denyutan vaginanya keras sekali dan berlangsung selama beberapa detik, dan kenikmatan yang aku rasakan membuatku merasa sudah hampir orgasme. Tapi setelah orgasme, ternyata Rani masih ingat keinginannya untuk menghisap penisku.
“Dodi.. jangan dikeluarin dulu.. nanti di mulutku saja yah”. Maka setelah turun dari pangkuanku, Rani segera jongkok di depanku dan langsung mengulum penisku. Lidahnya memutari batangnya dan mulutnya menyedot-nyedot membuat aku merasa orgasmeku sudah sangat dekat. Tanganku memegang belakang kepala Rani, dan kutekan agar penisku semakin masuk di mulutnya, kemudian aku juga membantu memasuk-keluarkan penisku di mulutnya, dan
“aahh Rani aku keluarr terus isaapp.. aahh..” dan memang Rani dengan lahapnya terus menghisap spermaku yang langsung berhamburan masuk ke tenggorokannya. Penisku yang masih mengeluarkan sperma terus disedot dan dikenyot-kenyot dan pangkal penisku juga terus-terusan dikocok-kocok. Orgasmeku kali ini kurasakan sangat luar biasa.

Setelah itu kita kembali berciuman, dan kembali meneruskan memasak.
“Dodi.. makasih yah, tapi aku belum puas, habis kurang bebas sih, entar malem lagi yah..!” aku yang merasa hal yang sama cuma mengangguk.
“Ran, aku nanti malem pengin menikmati seluruh tubuhmu.”
“Maksudmu..? apa selama ini belum?”
“Aku pengin melakukan hal yang lain sama kamu.., tunggu saja..”
“Ihh.. apaan sih.., Rani jadi merinding nih”, kata Rani sambil memperlihatkan bulu-bulu tangannya yang memang berdiri, dan sambil tersenyum aku mengelusi tangannya. Kemudian badannya kupeluk dari belakang dengan lembut. Aku merasa bahagia sekali.

TAMAT


Ngentot Cewek Cantik Bareng Kawan-Kawan

$
0
0

Ngentot Cewek Cantik Bareng Kawan-Kawan | gue punya seorang temen cewek, sebut aja namanya Riri. Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua cowok yg ngeliat nya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Riri punya tinggi kurang lebih 162 cm, 49 kg dan pake bra ukuran 34C, dan kulitnya kuning langsat.

Cerita Dewasa Lanjut Baca »

ARIEL VS LUNA MAYA

Tante Masturbasi Depan Keponakan Cerita Dewasa

$
0
0

Tante Masturbasi Depan Keponakan | Malam itu saya pulang lebih malam dari biasanya. Rapat di kantor yg berkepanjangan dan bertele-tele bikin saya cape setengah mati. Masuk ke kamar tidurku, saya membuka jas kantorku disusul dengan melorotkan rokku dan menjatuhkannya ke lantai begitu saja.

Cerita Dewasa Lanjut Baca »

TEGAL NGEMUT SAMBIL MANJA MANJAAN

Hot amatir gadis remaja menunjukkan vaginanya dicukur

$
0
0
Hot amatir gadis remaja menunjukkan vaginanya dicukur. Swasta telanjang diri tembakan
















alice ozawa bugil 16 foto bugil tsubasa amami 13 sma hot 10 pns pamer memek 9 cerita toket sintal 7 foto jilbab bugil 7 foto momoka nishina 6 alice ozawa 5 foto sex tante girang 5 model telanjang indonesia blogspot 5
 More Link Friend
 ——————————————-
http://cerpen-sex.blogspot.com/ 
http://wabers.blogspot.com/
http://xhamster-id.blogspot.com/
http://kocoxs.blogspot.com/
http://17seven-teen.blogspot.com/
http://kabar-malam.blogspot.com/
http://sex-ten.blogspot.com/
http://nungging-bgt.blogspot.com/
http://blogs-18.blogspot.com/
http://fotonakalku.blogspot.com/
http://nonokabg.blogspot.com/
——————————————–

Kenikmatan Sesaat

$
0
0

Berikut ini ada kisahku bersama seorang pelacur yang tidak bisa kulupakan selamanya. Sebagai perkenalan, saya adalah seorang pemuda yang mempunyai wajah yang tampan, berkulit putih dan banyak wanita yang mencoba mendekati saya, namun saya belum bisa menerima para wanita itu sebagai teman istimewa, dan saya tidak mau memanfaatkan mereka hanya untuk iseng saja.

Tetapi sebagai lelaki normal tentu saya mempunyai kebutuhan biologis yang tidak bisa saya pungkiri, dan saya tidak mau pada saat menikah nanti saya tidak mempunyai pengalaman apapun di atas tempat tidur. Belum lama ini akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke tempat yangmenyediakan wanita.

Suatu hari di bulan Februari 2001 hujan turun rintik-rintik, dan matahari tidak muncul seharian. Kaki saya melangkah masuk ke salah satu diskotik yang lumayan terkenal di Jakarta. Hari ini adalah untuk kedua kalinya saya melangkahkan kaki saya ke tempat ini.

Begitu masuk, saya langsung naik ke lantai 2 diskotik tersebut. Di sana saya melihat ada beberapa pria sedang duduk di sofa sambil merokok. Mungkin sedang menunggu wanita langganannya. Seorang bartender menyapa saya dengan ramah, “Haloo Boss, mau yang mana nich..” Saya lalu melihat foto-foto yang ada di meja, saya akhirnya minta bantuan bartender itu untuk memilihkan untuk saya, karena foto yang ada begitu banyak. Lalu bartender itu bertanya, “Sukanya yang besar apa yang kecil?” tanyanya ramah. Saya agak bingung juga menjawabnya. Akhirnya saya minta yang sedang-sedang saja. Lalu ia menunjuk satu foto sambil berkata, “Ini orangnya baik sekali, service-nya juga bagus,” dan saya langsung menyetujuinya.

Di belakang meja terdapat 2 orang wanita cantik, salah seorang dari mereka sambil memberikan kunci ke bartender yang akan mengantarkan saya, terus menyanyikan lirik lagu dari Sephia, “..Selamat tidur kekasih gelapkuu..” secara berulang-ulang. Saya bisa merasakan bahwa lagu itu ditujukan untuk menggodaku. Mungkin ia heran mengapa orang seperti saya harus datang ke tempat itu, sedangkan mungkin banyak wanita yang bersedia tidur denganku tanpa dibayar. Lalu saya diantar ke satu kamar sambil diberikan pengaman, di kamar tersebut belum ada siapa-siapa.

Setelah menunggu 5 menit, terdengar suara ketukan di pintu. Saat saya membuka pintu terlihat seorang wanita muda yang sangat manis berumur sekitar 20 tahun. Lalu saya menyalaminya, dan ia pun menyebutkan namanya Win. Lalu ia duduk di ranjang sedangkan saya di kursi. Saya coba mengajaknya ngobrol. Ia menceritakan bahwa ia berasal dari sebuah tempat di Jawa. Dari pembicaraannya, saya mengetahui bahwa di tempat tersebut ada lebih dari 300 wanita. Dalam hati saya berpikir betapa kerasnya persaingan di sini. Dari cara bicaranya saya tahu bahwa Win bukanlah orang yang berpendidikan. Suaranya sangat lirih bahkan saya kadang-kadang hampir tidak mendengar apa yang diucapkannya. Pandangan matanya sulit untuk dilukiskan, mungkin sudah terlalu banyak cerita pahit terlukis di sana dalam usianya yang masih muda itu. Dari cara bicaranya saya tahu bahwa Win mempunyai hati yang soft and very kind.

Setelah kami ngobrol agak lama, kemudian ia berkata, “Kok bajunya nggak di lepas, malu ya?” katanya dengan tersenyum. “Ah nggak kok,” elak saya, padahal saya memang tidak tahu bagaimana harus memulai, karena ini adalah pengalaman saya yang ketiga bercinta dengan seorang wanita. Saya lalu melepaskan baju saya. Bersamaan dengan saya melepaskan baju, saya lihat Win pun mulai melepaskan pakaiannya satu-persatu hingga tubuhnya tidak ditutupi sehelai benang pun. Sekarang terlihat di hadapan saya tubuh mulus dari seorang wanita yang siap untuk dibelai olehku.

Berbekal adegan-adegan yang saya lihat di Blue Film, dan dari 2 pengalaman terdahulu, saya mulai mencumbunya. Saya memintanya untuk duduk di pangkuanku, sehingga pantatnya menekan kemaluanku yang lumayan besar dengan keras dan saya pun mulai meremas dan menjilati kedua payudaranya yang tidak begitu besar, namun sangat padat dan kenyal. Selama itu Win juga terus menggerak-gerakan pantatnya menggesek kemaluanku. Saya merasakan betapa enaknya saat penisku sesekali bertemu dengan vagina Win yang hangat. Ingin rasanya saya memasukan penisku saat itujuga ke dalam vaginanya, namun bisa kutahan, karena saya tidak mau hasratku menjadi menurun sebelum saya selesai menjelajahi setiap lekuk tubuhnya. Sehingga saya tetap bertahan sambil berkonsentrasi di kedua payudaranya yang benar-benar sempurna bagiku.

Setelah beberapa lama lalu Win berkata, “Pindah ke tempat tidur aja yuk, nanti kamu kecapean..” Saya pun mengiyakannya lalu kami pindah ke tempat tidur. Ia lalu membaringkan tubuhnya yang polos itu di tempat tidur dengan kedua pahanya terentang lebar memperlihatkan alat kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Lalu saya naik ke atas dan menindih tubuh Win dan bisa saya rasakan betapa halus kulit tubuhnya, begitu merasakan halusnya tubuh Win, penisku menjadi makin tegang dan saya bisa merasakan betapa kerasnya tekanan di sekitar kepalapenisku yang makin membesar seakan ingin meledak. Saya mulai mendekap tubuh Win dengan kuat sambil menggesekan tubuh dan kemaluanku ke tubuhnya. Win juga balas memeluk saya dengan kuat. Kedua pahanya menjepit pahaku dengan kuat sekali. Saat itu pikiranku benar-benar melayang entah kemana, kulit tubuh Win benar-benar halus dan licin, belum pernah saya menyentuh benda sehalus kulitnya.

Sambil terus menindihnya, kedua tangan saya kembali meremas-remas kedua payudaranya dan mulut saya menghisap payudaranya dan lidah saya menjilati kedua putingnya. Kadang-kadang tangan saya berpindah memegang dan meremas pantat Win yang bulat dan padat dengan kuat. Entah berapa lama kami bergulingan dan berpelukan seperti itu, namun saya benar-benar menikmati kulit tubuhnya yang halus. Sesekali saya dengar desahan nafas yang memburu darinya. Lalu dari kedua payudaranya saya mulai turun ke bawah dengan terus menciumi dan menjilati perut dan pahanya sambil mata saya memandangi vaginanya. Terus terang baru pertama kali ini saya melihat vagina wanita dengan begitu dekat dan terbuka, pada pengalaman terdahulu saya tidak sempat melihatnya karena terlalu terburu-buru. Saya tidak akan melewatkannya kali ini.

Saya coba untuk membuka vaginanya dengan kedua jari saya. Terlihat sebuah liang berwarna merah muda. Lalu saya memasukan jari tangan saya ke dalamnya. Ternyata vaginanya masih sangat rapat. Saya bisa merasakan jari tangan saya seperti terjepit di dalamnya. Rasanya hangat dan bergetar lembut, namun saya tidak memainkan jari tangan saya terlalu lama di sana, karena saya khawatir melukai alat kewanitaannya yang begitu lembut.

Kemudian saya mencoba menjilati vaginanya seperti di film BF yang pernah saya tonton. Lidah saya bergerak dengan cepat di vaginanya. Tidak tercium bau amis di vaginanya, malah ada kesan harum. Ternyata aksi saya itu cukup lumayan juga untuk seorang pemula, walaupun hanya berbekal adegan yang saya lihat di film. Begitu lidah saya menyentuh vaginanya, kedua pahanya langsung menjepit keras kepala dan wajah saya. Saya sih merasa keenakan juga karena pahanya terasa lembut sekali.

Kemudian vaginanya ditekan sekeras-kerasnya ke wajah saya sehingga saya agak kelabakan juga. Tubuhnya juga melengkung ke atas, dan kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan nafas yang sangat kencang. Akhirnya ia menarik kepala saya ke atas dan meminta saya memasukan penisku yang sudah tegang sekali ke dalam vaginanya. Lalu saya pun memasukan kemaluanku yang lumayan panjang dan besar ke dalam vaginanya. Sambil memeluk tubuhnya yang halus kuat-kuat dan menekan tubuh saya ke payudaranya yang indah itu, saya mulai menaik-turunkan pantat saya, dan penis saya terjepit dengan kuat sekali di vaginanya. Alat kelamin saya meluncur masuk keluar dari vaginanya. Selama itu terdengar suara yang dihasilkan oleh pertemuan kedua alat kemaluan kami. Saat itu saya tidak melihat bagaimana ekspresi dari Win, sebab saat itu saya sudah terlalu sibuk dengan sensasi yang saya rasakan di seluruh tubuhku. Saya hanya bisa membenamkan seluruh wajah saya ke payudaranya.

Cukup lama saya menggenjot vagina Win sampai saya merasa lelah juga. Setelah penantian yang panjang akhirnya saya mencapai puncaknya. Terasa seluruh tubuhku bergetar seolah tidak mempunyai tulang lagi, karena saya memakai pengaman, Win tidak tahu kalau saya sudah keluar. Dia mungkin mengira saya kelelahan, karena saya lihat nafasnya masih keras, makanya saya tetap genjot sampai akhirnya tubuhnya tersentak kuat tanda ia juga sudah keluar, baru saya hentikan. Setelah itu saya membersihkan diri, dari kaca saya lihat ia terbaring dengan memejamkan matanya. Saya tidak tahu apakah ia terlalu lelah atau menikmati apa yang barusan kami lakukan.

Setelah saya selesai membersihkan diri, lalu saya duduk di sebelahnya. Saya lihat dia tersenyum ke arahku, lalu ia pun membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia berkata sambil tersenyum ke arahku, “Udah selesai kan?, sekarang pulang ya!” katanya menggoda. Mungkin karena ia menganggapku masih lebih muda darinya. Tapi saya malah berkata, “Boleh sekali lagi nggak?”Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum, ia lalu merebahkan tubuhnya kembali ke tempat tidur, dan kali ini saya berkonsentrasi pada payudaranya yang sangat padat itu. Saya saat itu bertekad untuk menikmati sepuasnya kedua payudaranya, agar tidak ada penyesalan nantinya. Bentuk payudaranya hampir sama dengan bintang BF asia yang pernah saya tonton. Bentuknya bulat kencang menjulang ke atas tidak turun, dan putingnya juga masih berwarna merah muda dan mungil. Saya mulai lagi memainkan lidah saya di payudaranya bergantian ke payudara yang kiri dan kanan.

Permainan lidah ini saya peroleh pada pengalaman saya yang kedua, di mana pada saat itu saya benar-benar menjadi objek dari seorang wanita di sebuah kompleks Jakarta Pusat. Saat itu sekujur tubuh saya dan kemaluan saya menjadi objek permainan lidah dari seorang wanita yang benar-benar ahli dan profesional sehingga pada pengalaman saya yang kedua itu, bukan saya yang mempermak wanita, tapi malah saya yang dipermak habis-habisan. Saat itu malah saya sudah mengeluarkan sperma terlebih dahulu sebelum sempat memasukan penis saya ke vaginanya, saking dahsyatnya permainan lidahnya. Untung saya saat ini masih muda sehingga saya tidak langsung lemas setelah keluar 1 atau 2 kali.

Sekarang tehnik permainan lidah itu saya coba praktekan ke Win. Sambil terus memainkan lidah saya di payudaranya, tangan saya juga terus mengusap dan meremas-remas payudaranya, sesekali saya mengisap payudaranya dengan keras, dan kadang-kadang saya menggigit payudaranya dengan lembut. Kadang-kadang saya mengisap payudaranya begitu keras sampai seakan-akan semua payudaranya ingin saya masukan ke mulut. Makin lama saya bermain di payudaranya, Win yang semula tenang, makin lama makin gelisah, tubuhnya bergerak liar ke kiri dan ke kanan, terus tubuhnya makin ditempelkan dan digesekan dengan keras ke tubuhku, dan vaginanya di gesek-gesekan ke alat vital saya. Saya mendengar nafasnya sangat keras dan terdengar desahan dari mulutnya. Karena mendengar nafas Win yang semakin memburu sambil terus meremas-remas payudaranya dan menggesekan tubuh dan kemaluanku ke tubuhnya.

Saya mencoba untuk melihat wajahnya. Begitu melihat wajahnya, saya sempat terpaku. Saya sempat terpana di buatnya. Terus terang saya sudah banyak bertemu dengan wanita-wanita cantik, namun baru kali ini saya melihat sebuah wajah yang sangat menakjubkan. Apa yang saya lihat saat itu adalah pemandangan yang sangat indah yang mungkin tidak akan pernah bisa saya lupakan. Di depan saya terlihat sebuah wajah wanita yang begitu cantik, anggun, damai, dengan kedua mata terpejam, dagunya agak terangkat ke atas sehingga terlihat jelas lehernya yang jenjang dengan seuntai kalung di lehernya. Tergambar jelas di wajahnya betapa ia begitu bahagia. Benar-benar pemandangan yang sangat sempurna dan sukar dilukiskan. Mungkin saat itu saya benar-benar telah merasakan cinta sesaat. Ingin rasanya saat itu saya mengecup bibirnya yang mungil itu, namun saya takut akan menghilangkan pemandangan yang mungkinkah akan bisa menyaksikannya lagi dari wanita lain. Sayang sekali saya tidak bisa melihatnya terlalu lama karena ia keburu meminta saya kembali untuk memasukan penis saya ke vaginanya.

Akhirnya saya kembali untuk kedua kalinya memasukan penis saya ke vaginanya, dan kali ini kami lebih liar dari yang pertama, apalagi saya sudah mengeluarkan sperma sekali, maka untuk yang kedua ini saya lebih kuat dan tahan lama dan saya lihat Win pun gerakannya lebih liar dari yangpertama kali, sekali ini dia malah berteriak kecil agak ditahan.

Setelah saya menggenjot vagina Win dan tidak terhitung berapa kali kami bergulingan berganti posisi, kadang dia di bawah, kadang saya di atas. Akhirnya saya kembali mencapai puncaknya dan kali ini rasanya lebih dahsyat dari yang pertama. Namun saya tahu Win belum mencapai orgasme, tapi ia lalu minta ganti posisi, ia minta duduk di atas, begitu saya mencabut penis saya, terlihat bahwa sperma saya sudah keluar dan terkumpul di pengaman, tapi saya tetap memintanya untuk menggenjot dari atas, dia sempat menanyakan pada saya, “Masih kuat nggak?” Dengan wajah yakin saya bilang, “Masih..” Dan memang saat itu penis saya masih berdiri tegak, dan belum loyo, hanya saya tidak tahu apakah masih ada sperma yang tersisa. Lalu Win mulai menaik-turunkan pantatnya dengan cepat, sedangkan saya hanya berbaring santai saja menikmati apa yang masih saya nikmati, sampai akhirnya Win berteriak lirih dan mencapai orgasme, namun saya sendiri tidak berhasil mencapai orgasme saya yang ketiga, karena saya tahu untuk mencapai yang ketiga akan dibutuhkan waktu lebih lama lagi buat saya dan saya rasa waktu yang disediakan mungkin tidak cukup, maka setelah Win mencapai orgasme yang ketiga, akhirnya saya membersihkan diri, dan Win juga. Lalu saya menunggu dia berpakaian baru saya mengenakan pakaian saya. Lalu saya memberikan bayarannya dan kembali menyalaminya sambil mengucapkan terima kasih. Dia juga mengucapkan terima kasih pada saya dengan kembali tersenyum manis.

Saya melihat wajahnya lekat-lekat untuk yang terakhir kalinya sebelum saya keluar dari kamar dan diskotik itu untuk kembali menjalani hidup sehari-hari yang penuh dengan tantangan dan tekanan, kembali bergelut dengan komputer.

Entah kapan saya akan bertemu lagi dengan Win karena setelah hubungan saya dengan Win tersebut, saya bertekad bahwa Win adalah wanita terakhir yang pernah bercinta dengan saya selain Istri saya. Saya tidak akan mengunjungi tempat pelacuran selama-lamanya karena saya sudah mendapatkan apa yang perlu saya ketahui sebagai seorang lelaki dewasa. Saya hanya berharap mudah-mudahan istri saya nanti bisa memberikan seperti apa yang saya rasakan bersama Win. Dan nantinya saya bisa bertemu dengan Win dalam kondisi yang lebih baik bukan sebagai seorang pelacur dan pelanggannya. Tetapi sebagai seorang sahabat.

TAMAT

Ngentot Bool Sempit Tetangga STW

$
0
0

Ngentot Bool Sempit Tetangga STW | Aku adalah seorang pemuda yang berumur sekitar 18 tahun udah lulus dari sebuah Sekolah tinggal di sebuah desa kecil di sebelah selatan kota m*, sebuah desa yang nggak terlalu ramai karena letaknya yang sangat jauh dari pusat kota.

Cerita Dewasa Lanjut Baca »


ML VS BULE 1

Foto Istri amatir telanjang

$
0
0
Istri amatir Horny dengan payudara besar Istri amatir Horny dengan payudara silikon besar Pics porno. Lihat Istri amatir Horny mempermainkan vaginanya. Wanita amatir yang bagus dengan dada besar.



















Istri pirang panas menunjukkan payudaranya alam yang besar Istri pirang amatir menunjukkan dari tubuhnya yang indah dengan payudaranya besar dengan puting. Hot amatir MILF memiliki payudaranya alam besar terkena di depan umum.

























Istri amatir pirang bermain dildo besar Menonton istri amatir Sexy dengan dildo besar nya. Amatir Blonde Naik A Dildo besar. Sementara dia menunggu kontol besar, dia memainkan keparat vaginanya dengan dildo besar.

Amatir MILF berpose telanjang Amatir terangsang MILF menunjukkan dari yang ramping dan tubuh kencang dengan puting kecil yang sempurna di berbagai pose. Amatir MILF lucu berpose telanjang di set foto buatan sendiri.





















alice ozawa bugil 16 foto bugil tsubasa amami 13 sma hot 10 pns pamer memek 9 cerita toket sintal 7 foto jilbab bugil 7 foto momoka nishina 6 alice ozawa 5 foto sex tante girang 5 model telanjang indonesia blogspot 5
 More Link Friend
 ——————————————-
http://cerpen-sex.blogspot.com/ 
http://wabers.blogspot.com/
http://xhamster-id.blogspot.com/
http://kocoxs.blogspot.com/
http://17seven-teen.blogspot.com/
http://kabar-malam.blogspot.com/
http://sex-ten.blogspot.com/
http://nungging-bgt.blogspot.com/
http://blogs-18.blogspot.com/
http://fotonakalku.blogspot.com/
http://nonokabg.blogspot.com/
——————————————–

Kenikmatan dengan ABG

$
0
0

Aku kuliah di suatu perguruan tinggi swasta di Malang, yang mana cerita berawal dari Perkenalanku dengan seorang gadis SMU, gadis ini bernama Naning (panggilannya). Kuakui sangat cantik sekali karena yang kutahu banyak sekali yang suka dengannya. Perkenalanku dengannya berlanjut sampai aku mendekatinya, setelah kutahu dia sudah memiliki pacar. Tapi dalam kamusku aku harus bisa mendapatkannya, karena aku sudah terlampau jauh dan tidak ingin kehilangan dia. Namanya otak kotor sudah banyak sekali di otakku, maka dia kuhasut untuk meninggalkan pacarnya. Tapi namanya mungkin keberuntunganku dia ternyata meninggalkan sang pacar.

Berawal setelah meninggalkan pacarnya, dia sudah dekat denganku dan dalam genggamanku. Berjanji ketemu di rumahnya setelah pulang sekolah, dia kujemput untuk kuajak ke kontrakanku. Setelah sampai di rumahku, kami langsung menuju kamarku untuk bercerita masalah-masalah yang dialaminya. Setelah beberapa waktu kami bercerita, tanpa disadari aku menatap buah dadanya yang begitu padat yang membuat pikiran kotorku mulai bekerja. Kulit putih tinggi semampai selalu menggerogoti otakku untuk menyentuhnya. Aku takut untuk memulainya, tapi dia mulai berkata, “Mas.. kalau di rumah ngapain aja?” tanyanya sambil menatap mataku. Yang kutahu matanya itu memiliki magnet yang sangat besar untuk menarikku. Aku menjawab, “Yaa.. pulang kuliah langsung tidur lagi,” kataku sambil aku mendekat untuk mencium harum tubuhnya. Rupanya entah kenapa nafsuku sudah tak bisa aku bendung, aku makin mendekat. Naning merasa kudekati dan berkata, “Mas kok gelisah sekali sih?” Aku menjawab sambil menahan, “Si Dul berganti posisi duduk.”

Tanpa kusadari Naning melihat ke arah “Dul” punyaku, langsung berkata, “Ehh.. itu Mas kok keliatan?” Aku malu, tapi dia tertawa. Karena sudah ketahuan aku mendekatinya dan langsung kusergap bibirnya yang merah ranum, rupanya dia juga merasakan apa yang kurasakan. Tanpa basa-basi kami sudah larut dalam ciuman yang sangat panjang. Tanganku mulai meraba kedua buah dadanya yang padat, dan tangan satunya ke arah kepala membelai rambutnya yang hitam panjang. Merasa sesuatu ada yang menyentuh buah dadanya, Naning mulai mengeluarkan suara yang kurasa adalah kenikmatannya. Aku tidak berhenti melakukan gerilya di sekujur tubuhnya, sampai aku membuka satu persatu pakaiannya. Dari baju kubuka terlihat buah dada yang padat berisi ditutupi oleh kutang berwarna merah muda, kedua tanganku beralih ke belakang tubuhnya untuk melepas BH-nya, karena aku sudah tidak tahan lagi untuk menjilati buah dadanya.

Setelah terlepas, aku hanya bergumam dalam hati, wah ini baru namanya buah dada, putingnya yang merah muda kecil yang seperti buah cerry langsung kulumat. Naning langsung menjerit seakan terbang ke awan. Wajahku bergantian ke kanan dan ke kiri untuk melumat buah dadanya. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membuka celana jeans-nya. Aku takut juga, dikira laki-laki kurang ajar, namanya otak kotor, ya aku langsung saja melepas kancing celananya dan dia meneruskan membuka celananya. Jantungku berhenti sejenak untuk menyaksikan kulit putih yang ada di hadapanku, sekali lagi aku bergumam, aduh mulusnya tubuh putih ini. Tanpa pikir panjang aku langsung membuka seluruh pakaianku. Dia berkata, “Cepet Mas.. aku udah gak tahan!” dengan nafas terputus-putus. Membuatku sedikit tergesa-gesa melepaskan pakaianku, mungkin dia tidak ingin melepaskan kenikmatan yang baru didapat. Dia terkejut melihat si “Dul” punyaku yang besar sekali, sambil berkata, “Wahh.. Mas.. kok besar sekali?” Aku menjawab, “Akh masa sich?” sambil aku menindihkan tubuhku di tubuhnya.

Disambut dengan kecupan bibir mungilnya, aku mulai kembali melakukan agresi ke bagian kemaluannya yang berbulu tipis lembut. Jariku mulai mengarah ke rerumputan di sekitarnya dan kulihat matanya berkedip-kedip menahan nikmat yang dirasakan. Pinggulnya mulai bergoyang ke kiri dan ke kanan seakan ingin mengarahkan jari-jariku untuk masuk ke tempat yang lebih dalam. Begitu jariku mulai meniti ke arah yang lebih dalam, kurasakan jariku basah oleh cairan yang aku sendiri tak tahu. Mungkin itulah kesimpulanku adalah cairah dimana seorang wanita mulai terangsang. Semakin lama aku bermain, semakin dia bergerak lebih agresif dengan mengepitkan kedua pahanya dan tanganku kurasakan tak dapat bergerak oleh hempitan kedua pahanya yang sangat mulus. Hingga saat yang tak kuduga dia mengeluarkan suara tersendat-sendat dengan seluruh tubuh mengejang. Naning berkata, “Akh.. Mass.. aku keluarr..” dengan ucapan yang tak ada hentinya dan kata terakhir yang panjang, “Aaahh..” dan seluruh tubuhnya mulai melemah.

Aku tak mau kalah dengan situasi seperti ini, karena akulah yang ingin sekali merasakan kenikmatan tubuh mulusnya itu. Dengan senjataku yang telah siap untuk mencari mangsa dan siap untuk diberi tugas. Dengan mata yang tegang dia melihat ke arah “Dul”-ku, seperti ingin melahap apa yang ada di hadapannya. Naning bergumam, “Mas.. kok besar sekali?” seperti orang terkejut. Aku tak ambil pusing mau besar atau kecil langsung kutancap gas saja, secara perlahan mulai kuarahkan “Dul”-ku ke kemaluannya, tapi aku susah sekali untuk memulai karena mungkin baru pertama kali ini dia melakukan berhubungan layaknya suami istri. Kubuka kedua belah kakinya sehingga tampaklah sosok yang belum pernah kulihat. Akhirnya dia yang mengarahkan senjataku untuk masuk ke kemaluannya. Sedikit demi sedikit kutekan secara perlahan dan dia mengeluarkan desisan yang membuat badanku seperti bersemangat. Dengan bibir digigit dia menahan rasa, entah sakit atau kenikmatan tapi yang kutahu dia mengeluarkan kata “Sstt.. aakkhh.. terus Mass..” begitu terus, sampai kata-katanya berlanjut dengan.. “Aku pingin yang lama Mass..” permintaannya harus kupenuhi dan aku juga tak ingin membuang-buang kesempatan seperti ini.

Dengan kedua tangannya di punggungku, dia melakukan gerakan-gerakan yang membuat permainan ini semakin terasa nikmat. Aku makin bersemangat bergerak maju dan mundur secara perlahan-lahan, semakin terasa “Dul”-ku mudah melakukan gerakan maju-mundur di dalam vaginanya, maka semakin kencang dan nikmat aku beradu untuk mencapai kenikmatan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Setelah beberapa saat aku merubah gaya bermainku dengan kedua kakinya kuangkat tinggi di bahuku. Dan permainan berlanjut dengan desahan-desahan nikmat. Kuperhatikan wajahnya sepperti menahan sakit atau apa, kedua tangannya menggenggam seprai kasur dan kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil mengeluarkan kata-kata yang tak menentu, “Aaakkhh.. Mass.. jangann.. di.. lepass.. yang kuatt.. Mass.. aahhkk.. akuu.. udahh.. gaakk.. tahaann nihh.. aduhh.. Mass.. enakk Mas..” dan dia mengecupkan bibirnya di keningku. Keringat mulai keluar di sekujur tubuhku dan dia tak kuhitung berapa kali si “Dul” keluar masuk ke vaginanya. Tanganku yang tak pernah berhenti memutar, menekan dan meremas buah dadanya bahkan sekali-kali aku melumatnya dengan nafsu yang membara, dia pun setengah berteriak, “Aahk.. Maass.. uuhggk.. Mass.. eemmhh..” begitu seterusnya.

Dan aku merasakan ada sesuatu yang menjepit keras di kemaluanku, rupanya dia sudah akan mencapai puncaknya. “Aaahhkk.. Mas.. aku.. keluar Mas.. aahhkk.. uughh.. Maas..!” sambil memeluk erat tubuhku dan terasa kuku-kukunya mencabik pundakku. Aku hanya mendesis sejenak, setelah dia sudah keluar, aku mulai dengan kegiatanku semula. Secara perlahan aku mulai menggoyangkan pinggulku maju-mundur secara teratur, dia merasakan kesakitan atau kenikmatan aku tak tahu, yang jelas dia ingin ekali lagi mengulanginya. Aku menyuruhnya berganti posisi. Dia sekarang berada di atasku dan kulihat “Dul”-ku masih berdiri tegak menanti adanya sentuhan halus bulunya. Kedua kakiku kuluruskan, Naning mulai dengan membengkangkan kedua pahanya dan tangannya meraih “Dul”-ku dan memasukkan ke dalam vaginanya. “Blep..” begitulah kira-kira antara pertemuan dua kemaluan yang sangat cocok sekali seperti mur dan baut.

Dengan perlahan dia menggoyangkan pinggulnya ke atas dan bawah, “Aaahhkk.. eemmhh.. enaknyaa Mas..” sambil kedua tanganku membelai kedua buah dadanya dan sekali-kali kulumat salah satu dari buah dadanya itu. Rupanya Naning merasakan lain dari yang pertama yang dirasakannya. Ini kulihat dia lebih bersemangat dengan menggoyangkan pinggulnya yang indah bagaikan body gitar. Aku mulai tidak tahan dengan irama permainannya yang sungguh nikmat sekali. Tangannya menarik kepalaku dan menyuruhnya mencium buah dadanya, aku menurut saja apa yang ingin dia lakukan dan itu rupanya berhasil. Sampai saatnya aku akan ejakulasi, kuberi tanda kepada Naning bahwa aku akan keluar. Naning pun tak ingin menyia-nyiakan usahanya untuk mencapai orgasme lagi dan berucap,
“Ssst.. aahk.. Mas.. bareng yaa.. aku juga akan keluar.. teruss.. Mas cium teruss.. Mass.. aahhkk..”
Sambil aku berhitung, “Satu..”
“Aaahkk..” ucapnya.
“Dua..””Uuughh Mass.. iiyaa.. Mass.. aakuu.. aakkhh..””Tii.. gaa..”
Kami bersama-sama mengeluarkan kata, “Aaahkkggk..” dan berpelukan erat sekali seperti tak ingin menyiakannya, si “Dul” memuntahkan laharnya. Naning masih terus menggoyangkan pinggulnya.

Sampai akhirnya kami lemas terkulai berdua, dan setelah itu dia menciumku dengan penuh rasa sayang. “Wah.. Mas.. kamu hebat sekali yaa.. seperti berpengalaman saja.” Aku hanya menjawab, “Enggak ah..” dan hari-hari selanjutnya kami selalu menghabiskan waktu berdua. Tanpa ada hambatan aku melakukannya dimana saja, kapan saja, kalau ada kesempatan kami melakukan di rumahku atau di rumahnya.

TAMAT

Akhirnya Bisa Celup Nonok Sepupu

$
0
0

Akhirnya Bisa Celup Nonok Sepupu | Ini cerita pengalamanku ngentot dengan saudara sepupu sendiri, namaku Roni, tapi saya belom mau pacaran gara2nya begini, ini kisah nyata. Ceritanya dimulai saat saya diterima di sebuah ptn.

Cerita Dewasa Lanjut Baca »

ML VS BULE 2

Viewing all 140 articles
Browse latest View live