Quantcast
Channel: Tante Bawel
Viewing all 140 articles
Browse latest View live

MAMI TOUR RUMAH KOSONG

$
0
0
Rencanaku mau berkeliling Eropa pada musim panas tahun ini jadi berubah total. Aku semula hanya berencana akan tour ke Eropa sendirian, tetapi ketika aku bercerita bahwa pada Bulan Juli nanti aku akan cuti sekitar 2 minggu, mereka mencecarku aku bakal pergi kemana.

Tanpa berharap apa-apa aku dengan polosnya bercerita akan keliling Eropa. Aku belum pernah ke Negara-negara di Eropa, tetapi dari cerita dan informasi yang kuketahui, banyak tempat menarik di sana.

Jika anda sebelumnya membaca rangkaian ceritaku berjudul “HAREM”, maka pasti paham bahwa aku bekerja sebagai therapis melalui cara refleksi dan hipnotis. Pasienku banyak terutama setelah aku berhasil mengurangi bobot tubuh mereka yang tambun. Aku sempat kewalahan melayani panggilan, sehingga untuk membatasi permintaan atau order, aku minta managerku Bu Rini untuk menaikkan biaya terapi. Namun setelah harga dinaikkan sampai tergolong mahal, permintaan terapi tidak berhenti. Cerita mengenai itu sudah saya uraikan di dalam cerita HAREM 10.



Kembali ke soal rencanaku akan keliling Eropa , ada sekitar 8 orang yang menyatakan berminat. Mereka tertarik berpergian bersama ku, karena mereka sebenarnya adalah pasien-pasienku yang sudah fanatik. Jalan-jalan ke Eropa bagi mereka bukan hal baru. Mereka adalah ibu-ibu yang berlimpah harta, tetapi senang sekali berselingkuh dengan ku. Apa sebabnya mereka menyenangiku, mereka punya jawaban yang berbeda-beda. Soal itu aku tidak terlalu mau dipusingkan.
Pilihan waktu untuk perjalananku ke Eropa adalah musim panas bulan Juli. Pada musim panas, saya yang terbiasa hidup di alam tropis pasti tidak terlalu sulit menyesuaikan iklim. Lagi pula kalau di musim dingin pasti banyak keterbatasan, dan beban jadi berat. Sebab harus bawa baju tebal, over coat ah banyaklah. Kalau musim panas kan bisa cuma pakai Tshirt.
Dari 8 ibu-ibu yang semula menyatakan akan ikut, akhirnya hanya 5 yang kemudian memastikan ikut. Mereka sangat antusias, dan kelihatannya masing-masing punya alasan untuk ikut bersamaku. Kelima ibu-ibu itu kebetulan sudah saling kenal, jadi aku agak ringan juga. Kalau tidak nanti bakal jadi kerjaan untuk mengakurkan antar sesama mereka.
Mereka berpamitan kepada suami mau tour ibu-ibu ke Eropa. Pastinya mereka menyembunyikan kesertaanku. Mauku memang begitu.
Mereka semuanya dari kalangan the haves. Aku yang semula mau back peckers berubah jadi 1st class tour. Mereka bersikeras harus naik pesawat “ SA” dan kelas satu pula. Hotel-hotelnya juga maunya bintang 5. Aku tidak bisa menolak kemauan itu, sebab mereka pula yang membayar semua biaya ku. Akhirnya jadwal yang tadinya sudah tersusun rapi dan sebagian malah sudah book, jadi berantakan. Aku perlu 1 minggu untuk mengatur kembali jadwal dan hotel. Bagaimana aku tidak pening, mereka minta harus kamar suite dan kamar yang berdampingan, atau minimal satu lantai. Booking hotel yang begini maunya rada susah dan makan waktu. Tapi akhirnya semua teratasi dan penggetahuan ku jadi makin mantap soal mengatur perjalanan.
Tujuan kami yang pertama adalah Amsterdam Belanda. Penerbangan dari Jakarta singgah dulu ke Singapura, lalu langsung ke Amsterdam. Sampai di sana pagi hari. Di Airport aku harus mencari limosin dengan 6 seat. Kami langsung menuju hotel yang kupilih di downtown. Karena aku tidak pernah ke Amsterdam, maka pemilihan hotel ya berdasarkan common sense aja.
Di Amsterdam jadwalnya 3 hari 2 malam. Kami mendapat 2 kamar suite yang besar dan masing-masing kamar ditambah 1 ekstra bed. Sebenarnya untuk aku tidak perlu ekstra bed, karena sofa di kamar bisa diubah menjadi bed juga. Namun karena kami chek in berenam, maka front Office mengatur ada ekstra bed di tiap kamar.
Baru juga masuk kamar, ibu-ibu sudah sibuk mau jalan-jalan ke departement store. Aku minta mereka bersabar untuk istirahat dulu sekitar 2 jam. Sebab badan dari daerah tropis harus disesuaikan dulu dengan iklim Eropa. Aku juga perlu waktu untuk mempelajari kota ini, agar ibu-ibu rombonganku nanti bisa toru dengan waktu yang efisien.
Aku sekamar dengan Bu Dina dan Bu Veni. Di kamar lain bergabung Bu Henny, Bu Vence dan Bu Shinta. Kamar yang kami tempati sangat mewah dan luas, ada ruang tamu dan ada kamar tidur. Interiornya bergaya klasik
Sejak dari airport sampai waktu chek in aku rajin mengumpulkan brosur-brosur mengenai Amsterdam dan Belanda. Aku sendiri sudah punya catatan tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tapi dasar ibu-ibu tidak ada tempat yang menarik selain tempat belanja .
Aku mengambil kesempatan pertama untuk membersihkan diri dan bab. Dari berangkat aku belum sempat buang hajat. Aku juga paham kalau aku menunggu mereka mandi, pasti lama Setelah badan segar aku turun ke lobby untuk memesan MPV, bagi mengangkut rombongan.
Sisa waktu pada hari pertama kami dihabiskan untuk mengunjungi beberapa tempat-tempat belanja. Kebetulan Bu Vence sudah beberapa kali ke Amsterdam, jadi dia tahu tempat-tempatnya.
Kami kembali ke kamar sekitar jam 9 malam. Badan sudah lelah sekali rasanya. Jetlag dan lelah dari city tour tadi bertumpuk. Aku segera membersihkan diri dan langsung berusaha tidur secepatnya. Sementara itu para mami-mami sedang heboh dengan barang yang mereka beli tadi. Suara kresek-kresek dari bungkusan rasanya nggak ada habis-habisnya. Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur dan terbangun karena merasa suara di kamar ini makin ramai. Rupanya Bu Shinta, Hu Henny dan Bu Vence ada di kamar ini. Pantas kayak pasar, ramainya.
Aku hanya bisa memandangi mereka sambil memainkan remote TV berganti-ganti chanel. Acaranya kebanyakan pakai bahasa Belanda. Melihat pay TV juga bosan, karena film XXX gitu-gitu juga, dan banyak di Jakarta. Akhirnya aku nonton discovery .
“Jay malam ini ada acara nggak,” tanya Bu Shinta.
Aku jawab malam ini acaranya istirahat. Akhirnya mereka kembali ke kamar. Bu Dina sudah masuk kamar mandi, Bu Veni masih beres-beres. Mereka berdua sohiban, jadi tidak mau dipisah.
Aku sempat tidur 3 jam dan badanku sudah terasa segar, tapi perut jadi lapar. Jam di meja kulihat sudah menunjukan jam 12 malam, kalau di Jakarta mungkin masih jam 5 sore. Jam tubuhku menuntut makan malam, padahal tadi sudah makan sebelum kembali ke hotel.
Aku melihat menu di lembar room service, yang menarik hanya steak. Rasa hanya itu saja yang aku mengerti, lainnya nggak jelas. Bu Veny kutawari makan dia hanya mau kentang goreng dan Bu Dina minta sandwich.
Pesanan kami datang dan dengan sigap Bu Dina yang baru selesai mandi langsung mengambil bill dan ditandatanganinya serta tak lupa menyelipkan tips 5 euro. Waiternya manggut-manggut lalu berucap terima kasih. Eh dia ngerti bahasa Indonesia rupanya.
Perut kenyang, badan sudah segar dan mau tidur lagi belum ngantuk. Aku kembali terbenam menyaksikan acara televisi. Kali ini aku menyaksikan saluran HBO dan filmnya cukup bagus. Bu Dina yang duduk menemaniku di ruang tamu tidak bertahan lama, matanya mulai berat dan akhirnya dia beranjak ke tempat tidur. Bu Veny yang baru selesai mandi menemaniku sambil mengunyah kentang goreng. Aku menikmati bir dari mini bar.
Sofa tempat kami menonton TV kemudian aku ubah menjadi bed dan kami berdua menonton sambil tiduran. “ Kamu pijetin aku dong Jay, kamu kan udah tidur tadi ya, “ kata dia.
Bu Veny lalu telungkup dan aku memulai ritual pijatan. Badan Bu Veny masih kencang meski usianya sudah menjelang 40. Dia termasuk pasienku yang berhasil menurunkan berat sekitar 15 kg. Kami sudah sering berhubungan badan, jadi tidak ada rasa sungkan lagi. Dia bahkan kalau lagi horny sering nelpon aku hanya untuk dipuaskan. Malam itu dia rupanya jadi horny setelah setengah jam dipijat. “ Pijatnya udahan ah sekarang service aja,” katanya sambil menarik dan memelukku.
Aku segera tanggap. Aku memulai ritual mencumbu Bu Venny. Dengan sentuhan halus dan gerakan yang halus aku menciumi seluruh tubuhnya sampai seluruh bajunya terkupas. Ruang tamu sejak tadi sudah diredupkan, TV sudah mati. Babak pertama adalah oral. Bu Venny termasuk paling suka aku oral. Kata dia oralku halus . Sekitar 30 menit aku gunakan untuk mengoralnya di mencapai O dua kali. Tapi rupanya itu tidak cukup karena dia minta aku menyebadaninya juga. Kemauannya mana mungkin aku tolak, karena selain senjataku sudah siap dari tadi, dia juga termasuk yang membayari aku untuk perjalanan ini. Aku tau kelemahan Bu Venny adalah pada posisi dog style. Sementara aku pada posisi itu agak kurang suka karena vagina rasanya kurang menjepit. Aku langsung mengatur posisi perempuan nungging. Dengan gerakan ganas aku pompa lubang vagina Bu Venny. Entah kenapa dia bisa langsung on dan mendengus-dengus kayak lembu . Aku memang berusaha menghunjam ke arah dinding dimana terletak Gspot.. Baru 10 menit Dia langsung ambruk karena Orgasmenya, yang kata dia enaknya sampai ke awang-awang. Karena lagi nungging meski dia jatuh tengkurap aku masih meneruskan pemompaan . Kuatur agar kdua kakinya rapat sehingga memberi dampak penisku lebih terjepit. Rasanya jadi nikmat sehingga aku pun akhirnya meletus, tetapi ku semprotkan di luar. Masalahnya aku kasihan pada Bu Venny yang sudah lemas dan ngantuk berat harus bersusah-susah membersihkan V nya ke kamar mandi.
Sementara aku berasyik ria dengan Bu Venny Bu Dina sudah mendengkur. Aku kembali berpakaian dan mau start tidur, tetapi rasa ngantuk belum ada. Jadi melanjutkan nonton TV lagi. Badanku masih mengikuti jam Jakarta. Di Jakarta baru jam 9 malam, jadi memang jam segitu biasanya aku belum tidur.
Belum film yang aku tonton habis, Bu Dina sudah bangun. Dia tergopoh-gopoh menuju ke kamar mandi. Kebelet pipis rupanya. Sekembali dari kamar mandi dia menghampiri Venny. “ Lho anak ini kok tidur disini sih, “ kata bu Dina sambil membuka selimut. “Oh pantesan rupanya dia udah supper (makan besar) duluan ,” Bu Dina lalu menutup kembali selimut.
Dia lalu menyeretku masuk ke kamar. Diambilnya parfum, badanku di semprot dari atas ke bawah, depan belakang. Aku menduga dia mau menghilangkan aroma Venny dari tubuhku. Apa boleh buat. Dikupasnya bajuku satu persatu, sampai bugil. Batang penisku belum berdiri, tapi sudah mulai terisi. Dalam posisi aku berdiri di samping tempat tidur dan dia duduk penisku diciuminya. Untung tadi sudah kubersihkan dengan sabun. Jadi pasti baunya wangi.
Penisku diciuminya dan mulai dikulum-kulum. Diperlakukan begitu, penisku pelan-pelan mengembang di dalam mulut Bu Dina. Ibu yang satu ini suka sekali merangsang dirinya melalui merangsang lawan mainnya. Dia akan terangsang jika melihat lawan mainnya juga terangsang.
Mulanya dia mengulum pelan-pelan lalu sesekali menyedot. Selanjutnya dia menjilat-jilat buah zakarku dan kadang-kadang dicaploknya. Teganganku sudah bangun 100 persen. Melihat aku terangsang, Bu Dina makin giat mengulum bahkan terasa sekali dia sangat bernafsu. Aku mulai menurunkan dasternya dan meraba kedua dadanya yang montok. Bu Dina lalu membantuku sehingga di pun kini telanjang bulat. Aku diminta telentang lalu Bu Dina menciumi seluruh tubuhku. Aku menggeliat-geliat kegelian dan menahan rangsangan. Bu Dina jadi makin bersemangat. Dia rupanya sudah tidak tahan lagi lalu aku dikangkanginya. Bless batangku habis tertelan vagina Bu Dina. Dia lah yang mengendalikan permainan sampai akhirnya dia mencapai orgasme. Bu Dina jatuh telungkup di badanku sambil liang kemaluannya masih berkedut.
Aku ingin membalikkan posisi, tetapi ditahannya. Dia rupanya masih ingin di posisi ini menikmati sisa orgasmenya. Aku diam saja sambil mengelus-elus punggungnya. Setelah sekitar 10 menit panggul Bu Dina mulai bergerak naik turun. Mulanya bergerak pelan. Namun kemudian bergerak lebih cepat sampai kadang-kadang batangku terlepas. Dia memasukkan lagi dan kembali memompa. Tidak puas di posisi telungkup, Bu Dina bangkit lalu sambil duduk bersimpuh dia melakukan gerakan maju mundur. Aku berusaha menahan rangsangan dan dalam posisi WOT itu memang bisa kulakukan . Bu Dina mulai bersuara agak keras sampai akhirnya dia ambruk kembali menimpa badanku. Peluhnya membsahi seluruh tubuh. Dia rupanya sudah mencapai titik lelah tertingginya, sehingga ketika kubalik dia pasrah.
Bergantilah sekarang aku mengendalikan keadaan. Aku mulai memompa dengan gerakan konstan. Bu Dina sudah pasrah dan diam seperti batang pisang. Namun titik sesnsitifnya di dalam vagina kena gerus terus menerus akhirnya dia mengimbangi gerakanku. Kami orgasme hampir bersamaan. Aku lebih dulu beberapa detik. Sementara penisku berkonstraksi di dalam vaginanya dia kesetrum ikut juga berkedut dan bahkan dia histeris lalu memelukku erat sekali.
Setelah reda aku bangkit dan kekamar mandi dalam keadaan bugil sambil menenteng baju ku. Di kamar mandi aku membersihkan diri lalu berpakaian kembali. Handuk kecil yang ada di toilet aku basahi dengan air panas lalu kuperas sedikit. Sekujur badan Bu Dina aku seka untuk menhilangkan bekas keringat, aku balik untuk kedua kalinya dengan handuk panas dan kali ini khusus untuk membersihkan vagina Bu Dina yang meleleh. Aku bersihkan celah-celah vaginanya dengan handuk panas sampai tuntas dan bekas lelehan cairan bu Dina dan spermaku ku tutup dengan bedak talk .
Kami main di atas bed cover jadi sprei di tempat tidur masih tetap bersih. Bu Dina kagum dengan ketelatenanku. “ Jay sini “ panggil bu Dina yang sudah membujur dan kututupi selimut. Diciumnya kedua pipiku, “ Makasih ya Jay, kamu perhatian sekali,” katanya yang tidak lama kemudian sudah mulai mendengkur. Bu Dina tidur dalam keadaan telanjang.
Bu Venny yang masih tertidur di ruang tamu ku bangunkan lalu kubimbing untuk tidur di tempat tidur di samping Bu Dina. Dia masih ngantuk berat, sehingga tidak hirau ketika kubimbing dia dalam keadaan bugil. Kumasukkan dia kedalam selimut dan kucium pipinya kiri kanan. Wajahnya mengembang senyum tidak lama dia juga lelap.
Aku masih ingin menonton TV, maka aku tiduran di ruang tamu. Aku tidak sadar sampai akhirnya tidur sambil memegang remote.
Aku terbangun dan pikiranku masih agak bingung. “ Aku dimana ya sekarang,” ada sekitar 10 detik aku baru sadar. Sekarang ada di Amsterdam. Aku memimpin 5 ibu-ibu untuk tour ke Eropa. Aku menjadi leader, tetapi aku sendiri belum pernah ke Eropa. Sementara itu peserta tourku semuanya sudah pernah ke Eropa, terutama ke Belanda.
Jam menunjukkan 06 pagi. Hari ini acaranya akan berkeliling ke beberapa kota dan ada satu acara yang sudah kuatur untuk ibu-ibu adalah pertama mengunjungi Heineken. Lalu makan siang di restoran Indonesia.. Setelah itu mengunjungi pasar keju dan yang terakhir ada acara kejutan, yakni belajar masakan belanda di desa dekat kincir angin.
Aku segera bebenah dan membersihkan badan. Rasanya badanku tidak terlalu berkeringat, tapi kalau tidak mandi rasanya rada risih juga. Bu Dina dan Bu Venny masih tidur nyenyak. Selesai aku mandi dan rapi dengan kaos oblong dan jean aku kembali memeriksa jadwal dan peta Belanda.
Ada deringan telepon. Suara itu membangunkan kedua ibu. Aku segera mengangkat dan sudah menduga pasti dari kamar sebelah. Bu Henny menanyakan, jam berapa kita turun sarapan. Aku memastikan masih ada satu setengah jam lagi, Mereka juga tanya soal acara hari ini.
Bu Dina bangkit dari tempat tidur dan heran melihat diriku. “ Pagi-pagi gini kok sudah rapi rajin amat ,” katanya sambil mengucek-ngucek mata. Di lihatnya Bu Venny masih anteng tidur. “ Ayo bangun udah siang liat tuh si Jay udah rapi,” kata Bu Dina sambil menyingkap selimutnya. Semalam Bu Venny tidur telanjang, Bu Dina juga.
Bu Venny teriak kecil sambil tangannya menutup kedua payudaranya. Dia lalu berbalik dan berganti menarik selimut yang menutupi Bu Dina. Bu Dina yang sedang duduk di kasur tidak menyangka akan mendapat balasan secepat itu . “ Gila lu,” katanya menggerutu dan dia makin membuka selimut yang menutupi Bu Venny. Mereka akhirnya saling menelanjangi temannya.
“Ah nggak perlu malu, si Jay udah puas lihat kita telanjang, “ kata Bu Venny yang lalu duduk telanjang sambil bersila. Bu Dina akhirnya juga duduk bersila sambil tetap bugil. Kedua ibu-ibu itu susunya montok-montok meski agak turun sedikit. Tapi cukup okelah untuk wanita di umur 40-an.
“Apa acara kita hari ini Jay,” tanya Bu Dina.
Aku minta mereka sudah siap satu jam setengah lagi untuk bersama-sama turun ke bawah sarapan pagi. Bu Venny bergegas ke kamar mandi melenggang dengan tubuh bugilnya. Kelihatannya dia kebelet, nggak tahu kebelet pipis atau bab.
Aku turun ke lobby untuk memastikan pesanan mobil yang akan kami carter hari ini sudah konfirm. Di lobby aku juga menelepon calon guide yang aku kontak sejak masih di Jakarta. Dia adalah gadis Belanda yang mendalami bahasa Indonesia. Usianya tidak terpaut jauh dengan aku. Semua sudah konfirm dan Vony demikian nama guide gadis Belanda itu akan tiba di hotel kami pukul 9 pagi.
Aku tidak kembali ke kamar, tetapi ke kamar sebelah dimana 3 wanita STW menginap. Sebelum masuk kamar aku menelepon dulu dari lobby. Bu Shinta rupanya yang mengangkat. Dia ternyata sudah siap dan rapi, tapi Bu Henny dan Bu Vence sedang membenahi barangnya mereka belum mandi dan hanya pakai celdam saja. Bu Shinta mengangkat telepon ku di kamar mandi, jadi pembicaraannya tidak didengar teman sekamarnya. Aku minta dia membuka pintu kamarnya dan biarkan sedikit terbuka, aku akan masuk tiba-tiba. Tidak sampai 5 menit aku sudah di depan kamar mereka. Dengan gerakan mengendap aku masuk dan langsung menuju kamar tidur. Bu Vence dan Bu Henny berteriak kaget sambil menutup buah dadanya.
Gerakan reflek seorang wanita setengah telanjang. Setelah mereka tahu bahwa tamunya adalah aku mereka lalu menggerutu “ sialan, gue kirain room boy, “ kata Bu Vence.
“Iya nih pagi-pagi udah bikin jantung orang deg-degan,” kata Bu Henny.
Bu Shinta yang berdiri di belakang ku tertawa geli sambil menutup mulut. “ Ini idenya Jay lho jangan nyalahin gue,” kata Bu Shinta.
Mereka lalu kembali biasa lagi membiarkan buah dadanya bergelantungan. Mereka sadar bahwa aku sudah sering melihat mereka telanjang dan bahkan sudah lebih dari itu.
Bu Henny mengemasi baju yang akan dipakainya lalu masukkamar mandi. Aku menunggu mereka sambil memainkan remote control TV. Rupanya sofa di kamar mereka tidak digelar menjadi bed. Aku duduk santai menyaksikan chanel-chanel siaran pagi.
Bu Shinta sibuk dengan belanjaannya kemarin dan mengepaknya ke dalam koper. Bu Vence masih mondar-mandir hanya dengan celdam. Nonton TV lama-lama aku ngantuk.
Kaget mendadak sontak karena ada yang duduk dipangkuanku. Ketika kulihat ada tetek di depanku dan itu adalah Bu Vence. “Jay sambil nunggu Bu Henny pijetin dong tetekku, kamu kalo mijet bagian ini paling jago,” katanya.
Permintaannya tidak bisa ku tolak. Acara nonton tv jadi terhalang oleh sepasang susu putih yang cukup menggelembung. “ Aduh Jay enak, jay, jilat juga dikit dong Jay. “
Bu Vence pagi-pagi gini sudah ingin dirangsang. Bu Shinta yang tadi sibuk berbenah sudah duduk di sebelahku. Mulanya dia berkomentar mencela Bu Vence, pagi-pagi udah on. Tapi Bu Vence tidak perduli malah menggeliat-geliat di pangkuanku.
Mungkin dia terangsang juga sehingga tangannya kemudian meremas-remas penisku dari luar. Tidak puas dari luar tanggannya dipaksakan menerobos celana ku dari atas. Penisku digenggamnya meski masih terhalang celana dalam. Dia lalu berusaha membuka celana ku sampai penisku bisa menikmati udara bebas. Penisku dikocok-kocok Bu Shinta. Aku jadi makin terangsang gara-gara kedua STW ini.
Aku lalu menawarkan kepada mereka berdua untuk sarapan O. Mereka tanya apa itu, Keduanya lalu ku gelandang ke ruang tidur dan Hu Shinta kuminta membuka kembali bajunya dan Bu Vence membuka celananya. Bu Vence aku oral dan ko colok jariku ke dalam vaginanya. Berhubung dia sudah mendapat foreplay lama maka cukup 2 menit sudah menggelepar nikmat. Bu Shinta kutarik celana dalamnya dan aku mulai mengoral. Baru aja mulai, masuk Bu Henny. “ Eh kalian apa-apan pagi-pagi udah pada begituan,” katanya sambil berjalan dengan hanya berbalut handuk.
Bu Shinta tidak perduli di malah mengerang-erang nikmat. Bu Henny sambil berdiri memperhatikan tingkah laku kami. Sedangkan Bu Vence tidur telentang seperti orang pingsan.. Bu Shinta agak lama , lebih lama dari Bu Vence baru dia menjerit karena orgasme.
“Ah sialah kalian gua jadi pengin juga, ayo sekarang giliran gua,” kata Bu Henny.
Bu Henny lalu mengambil posisi telentang di tempat tidur dan aku segera menggarap perlahan-lahan. Aku tidak memulai dari oral di vagina, tetapi menciumi dadanya, putingnya lalu turun ke selangkangannya. Setelah terasa ada cairan membasahi celah vagina bu Henny aku baru memulai ritual oral. Bu Henny sekarang mendesah-desah. Tapi karena aku melakukan oral yang maksimal terhadap titik didih bu Henny maka sekitar 5 menit dia sudah berteriak keenakan..
Selesai sudah 3 hamburger Big Mek aku lahap pagi ini. Cairan 3 wanita itu berselemak di sekitar mulutku. Aku bangkit dan merapikan pakaian lalu membersihkan diri ke kamar mandi. Sebelum aku meninggalkan kamar aku minta kepada mereka agar sudah turun kebawah untuk sarapan pagi sebelum jam 9. Aku minta bawa barang yang perlu dibawa, agar selesai sarapan tidak perlu naik ke kamar lagi.
Ketika aku masuk ke kamarku Bu Dina dan Bu Venny sudah rapi. Baru 1 hari barang belanjaannya sudah banyak. Aku kembali mengingatkan komitmen sebelum berangkat agar tidak membeli oleh-oleh dan belanja barang. Nanti akan kerepotan dan berat. Apalagi perjalanan masih jauh dan panjang.
Mereka akhirnya berjanji tidak akan belanja lagi kecuali yang akan mereka pakai. Tempat perbelanjaan di depan masih banyak dan makin menarik, seperti Paris, Madrid, Berlin dan masih banyak lagi.
Kami lalu berbarengan keluar kamar. Sambil menuju lift kami mampir di kamar sebelah dan setelah di ting tong penghuninya keluar dengan tampang seger-seger. Di lobby aku sudah ditunggu sih Vonny, wuihh cakep nih bule dan supir limosin. Vonny kuajak masuk coffe shop untuk sarapan. Dia nolak katanya sudah sarapan, tapi kemudian nurut juga ketika aku minta berkenalan dengan anggota rombongan.
“Buset dah si Jay katanya belum pernah ke Belanda, tapi pagi-pagi gini udah disamperin cewe Belanda, mana cakep lagi,” goda Bu Henny.
Aku perkenalkan satu persatu anggota rombongan dan kepada anggota rombongan aku jelaskan bahwa Vonny adalah pemandu yang akan menjadi penerjemah sekaligus guide.
Selesai makan pagi sudah hampir jam 10 kami berangkat dengan mobil berkapasitas 8 orang. Woiih mercy lagi, aku kagum . Sopirnya belanda totok, Vony duduk di belakang bersama ibu-ibu dan aku duduk di depan mendampingi Sopir.
Dengan lagak bahasa Belanda aku tegur supir, bunyinya aja deh ya “ guye morgen,” di sambut juga dengan bahasa belanda selamat pagi. “ Hu hate met yo,” di jawab gud,” Lalu dia tanya aku apa bisa bahasa belanda “ Mbeitje” . Ya sedikit aja yang ku tahu.
Teguran ini hanya untuk mencairkan suasana agar tidak kaku dengan pak Sopir. Di belakang si bule Vony sedang diinterview sama mak-mak, sampai dia bingung mau jawab, abis semua pada nanya.
Kami mengunjungi museum Heineken, pabrik bir yang punya museum. Aku di sana puas juga menenggak bir. Dari sana kami ke sex museum. Wah ibu ibu pada cekikikan melihat berbagai alat peraga. Kalau mereka pergi ama suami dan pasti ada anak-anak mana mungkin kunjungan ke tempat ginian..
Perut sudah mulai keroncongan, aku minta pak Sopir untuk menuju salah satu restoran Indonesia di Amsterdam. Untungnya waiternya banyak orang Indonesia, jadi komunkiasi gak ribet. ‘’ Eh lha kok ada gado-gado, “ kata Bu Shinta.
Setelah kenyang aku minta pak Sopir mengarahkan kendaraan agak keluar kota menuju pasar Keju . Disana berbagai macam keju di jajakan. Ibu-ibu sudah histeris ingin membeli bermacam-macam keju, tapi kuingatkan bahwa perjalanan masih panjang. Mereka akhirnya membeli ala kadarnya untuk sekedar icip-icip.
Ada satu desa apa namanya ya aku lupa, Aku sudah janjian di sana ada acara belajar memasak masakan Belanda. Pemandangan luar kota yang menawan dengan kincir angin. Sebuah rumah yang kami tuju kebetulan dekat pula dengan kincir.
Jami disambut dan rombongan di bawa ke bagian belakang bangunan. Di sana rupanya sudah disiapkan berbagai bahan makanan dan bahan kue. Pemiliknya ibu-ibu gendut Belanda totok, tapi masih bisa bahasa Inggris. Di sinilah Vony berperan, Ia menterjemahkan penjelasan mengenai resep dan cara memasak . Sementara mereka sibuk dan asyik aku pinjam sepeda dan berkeliling desa dengan sepeda.
Dua jam lebih mereka asyik dengan berbagai resep makanan dan kue. Sementara si Vonny bukan hanya sibuk menterjemahkan, tetapi juga repot menulis resep yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Wajah puas terlihat dari air muka anggota rombonganku. Mereka memuji acara yang aku susun hari ini. Aku katanya berbakat jadi tour leader. Beberapa dari mereka meski sering ke belanda, tetapi fokus perhatiannya hanya belanja dan tempat tempat yang umumnya dikunjungi turis. Sedang acara yang aku susun sebisa mungkin mereka bisa merasakan kehidupan Belanda. Nanti kalau kembali lagi dari tour sebelum bertolak kembali ketanah air bakal ada acara yang heboh dan gak mungkin mereka mendapatkannya tanpa bersamaku. Aku akan menulisnya pada episode berikutnya.
Setelah kembali ke hotel, anggota rombonganku menyarankan agar Vonny di ajak saja keliling Eropa, dia orangnya baik dan smart. Aku lalu mengatakan bahwa masih ada vonny vonny lain yang menunggu di masing-masing negara, tenang aja.
Setelah mandi dan badan segar lagi, ibu-ibu menanyakan apa acara malam ini. Aku jelaskan bahwa malam ini kita perlu cepat tidur, sebab besok pagi sekali harus sudah berada di stasiun kereta untuk menuju Brusel. Kami makan malam di restoran di hotel yang ternyata menghidangkan menu prasmanan dari berbagai selera, dari mulai oriental sampai Eropa.
Jam 9 kami sudah kembali ke kamar masing-masing. Matku masih segar belum mengantuk, Bu Henny dan Bu Venny juga begitu. Dia hanya berganti baju tidur, sedang aku memakai celana pendek dan kaus oblong. Bel kamar berbunyi dan aku buru-buru membukakan pintu. Ternyta 3 ibu-ibu tadi langsung menyerbu masuk kamar. Suasana jadi seperti pasar, semua berceloteh. “ Eh di Amsterdam ini tontonan life shownya katanya bagus lho, apa kita nggak nonton, “ tanya Bu Shinta.
Aku menjelaskan daerah lampu merah tempat pertunjukan itu agak rawan. Aku khawatir kalau kita kesana malah diperas. Mereka akhirnya paham, mengapa aku tidak mengacarakan melihat live show.
“ Udahlah dari pada nonton live show di luar, di sini aja kita buat live show,” kata Bu Vence. Ibu ibu tidak mengerti aku juga nggak paham.
“Gini kita buat acara live show, si Jay pemainnya dengan salah satu dari kita,” kata Bu Vence.
Tak kusangka semua emak-emak itu malah antusias dan setuju dengan gagasan bu Vence. Aku lalu berpikir bagaimana cara memilihnya. Tiba –tiba masuk ide buat arisan. Maksudnya aku membuat gulungan kertas dan di dalam kertas itu aku tulis no urut 1 sampai 5. Siapa yang dapat no 1 dialah yang akan menjadi pasanganku pertama. Ok semua setuju dan mulai lah dikocok.
Pemegang No 1 ternyata Bu Henny. Dia tersipu-sipu malu. Yang lainnya bertepuk tangan. Aku lalu mengatur pentas yaitu sofa bed dan di sekiliingnya ku gelar bed cover sehingga ibu bisa nonton sambil lesehan di bawah.
Lagu dari saluran hotel dikeraskan volumenya.Aku memilih lagu klasik. Sebelum aku memulai pertunjukan aku meminta suasan yang seimbang. Semua penonton kuminta juga telanjang. Semua setuju lalu buka baju. Jadilah kami bereman bugil. Aku berbisik kepda Bu Henny, agar dia pura-pura mendesah dan agak mengeraskan suaranya. Ini maksdunya untuk membuat para penonton iri dan mudah-mudahan mereka akan tersiksa karena terangsang. Bu Henny setuju dan mengangguk.
Aku masuk ke kamar mandi dan menyabuni kemaluanku sampai wangi, Bu Henny juga melakukan hal yang sama. Kami keluar dari kamar mandi bergandengan dengan telanjang.
Kami duduk di tepi sofa bed lalu aku mulai mencium bibir bu Henny dari posisi duduk akhirnya Bu Henny menarik tubuhku sampai aku menindih badannya. Aku entah berbakat, atauentah karena dorongan ingin mengiming-imingi penonton bisa berlagak main dengan hot.
Bu Henny yang aku ciumi kedua putingnya mulai menggeliat-geliat sambil mendesis dan mengerang. Saranku diikutinya. Dengan gerakan lambat mengikuti irama lagu klasik aku mulai menciumi kemaluannya. Bu Henny makin mengerang keras. Dia ternyata berbakat pula. Aku memutar posisi sehingga kami jadi 69. Bu Henny melumat batangku sambil bersuara seperti menyedot kuah di sendok, atau seperti orang kepedasan.
Para penonton aku lirik mulai terpaku dan semuanya diam. Sambil aku mengoral Bu Henny jariku masuk ke dalam vaginanya . Kami main hampir 30 menit lalu Bu Henny berteriak dengan irama yang sangat merangsang. Dia benar-benar mencapai orgasme. Aku mengubah posisi Bu Henny agar kami bisa bermain dog style, lalu beganti posisi WOT, berubah lagi Bu Henny duduk di pangkuan ku . Kami bermain sampai sekitar 10 posisi kamasutra. Kulirik ibu-ibu penonton mulai gelisah. Kembali ke posisi MOT aku menggnjot keras sambil bersuara dan Bu Henny juga melenguh aku hampir mencapai tapi udah keburu di dahuli bu Henny di mengerang panjang sekali dan aku terpaksa berhenti sejenak. Setelah O nya reda aku kembali menggenjot dengan kasar dan ketika akan ejakulasi kutarik batangku dan ku lepas di atas perut Bu Henny.
Semua penonton tepuk tangan. Padahal sebelumnya aku melirik mereka menekan-nekan susunya dan tangannya menangkup dikemaluan. Horny juga para penonton rupanya.
“Wah sialan shownya merangsang bener,”
“Iya nih gua sampai becek,”
Aku bangkit ke kamar mandi dan membersihkan batangku dengan sabun dan menyirami tubuhku dengan cologne.
Aku kembali dengan batang yang gontai lemas tergantung. Aku lalu menanyanyakan apa show mau dilanjutkan.
“Emang situ masih kuat, “tanya bu Shinta.
“Kita lihat aja nanti, saya siap menghadapi 5 musuh sekalian, “kataku sumbar.
“Lanjut,” kata Bu Dina.
Aku lalu menanyakan siapa yang tadi dapat gulungan no 2.
Ternyata Bu Vence.
Dia kupersilahkan naik ke panggung dan kuminta mengoralku agar penisku bangkit. Dia menurut, karena dia rupanya sudah terangsang berat. Ini terasa dari gerakannya mengorlaku dengan semangat. Batangku yang sedang loyo, di sedotnya kuat-kuat seperti menyedot darah dari tubuh lain agar berkumpul ke penis.
Aku mulai berakting mengerang-erang. “ Ayo Ven sikat terus, “ kata Bu Shinta.
Barangku pelan-pelan mulai bangun sampai akhirnya keras cukup sempurna. Aku merasa tidak perlu mengoral Bu Vence. Aku langsung memeluk dia dan mengatur agar dia berada di atas duduk besimpuh. Gerakannya nggak kareuan karena dia juga mengernang sambil meremas sendiri susunya. Permainan dengan Bu Vence cukup 10 menit dia sudah game dan ambruk.
Aku merasa ejakulasiku masih lama. Aku lupa menjelaskan sebelum ini bahwa selain aku makin mahir melakukan terapi frefleksi dan hipnoterapi, aku juga mendalami latihan pernafasan. Olah nafas ini sangat membantu pengendalian diri, termasuk pengendalian ejakulasi.
Berikutnya No 3 adalah Bu Dina. Dia mengambil posisi rebah dan aku mulai merangkak diatas tubuhnya. Aku memulainya dengan menciumi kedua putingnya. Bu Dina yang susunya besar, mendesis-desis. Batang penisku yang dari tadi menunggu giliran segera kubenamkan ke tubuh bu Dina. Dia berteriak ketika batangku menguak rongga vaginanya. Dia berteriak bukan menunjukan rasa sakit, tetapi di berteriak karena enak.
Aku mulai menggenjot dengan gerakan lamban sambil mencari posisi yang paling dirasa enak oleh Bu Dina. Ketika aku baca responnya dia mendesis-desis maka aku berusaha bertahan pada posisi itu. Gerakan makin ku percepat dan sekitr 7 menit Bu Dina sudah menjerit orgasme.
Pemegang No 4 adalah Bu Venny. Dia langsung tidur telentang dan kedua kakinya ditekuk. Aku diminta mengoralnya dulu. Apa kata para tuan putri aku harus menurutinya. Aku segera mengoral. Clitorisnya sudah mengeras. Aku lalu memusatkan ke benjolan itu. Dia mengerang dan menggelinjang ketika lidah ku menyapu clitnya. Aku juga memasukkan jariku ke dalam sambil mengelus elus liang vaginanya. Belum ada 5 menit dan belum juga orgasme dia sudah menarik badanku ke atas agar aku menindihnya dan dia buruburu memasukkan batangku ke dalam vaginanya.
Begitu terbenam aku segera mengenjotnya. Dia mengerang berulang ulang dan tiba-tiba menarik pantatku kuat sekali lalu dia melenguh panjang. Beliau nyampe dan tepuk tangan kembali terdengar.
“Jay cuci dulu Jay,” kata Bu Shinta yang memegang undian no 5. Aku tidak membantah dan berjalan ke kamar mandi membersihan sekitar kemaluanku dengan sabun sampai dua kali dan badanku kembali kusiram cologne. Aroma segar memancar dari tubuhku sehingga semangatku bangkit kembali.
Bu Shinta memintaku tidur telentang dia akan melakukan woman domination. Dijilatinya kedua putingku lalu perutku lalu paha dan turun ke lutut. Lutut adalah kelemahanku. Aku merasa sangat kegelian jika lutut dijilati begini, aku menggelinjang kegelian. Dia makin bersemangat aku makin kegelian. Untunglah dia segera naik dan mengulum penisku. Aku mulai berakting dengan suara erangan. Hu Shinta makin semangat. Rupanaya dia jadi tambah on sehingga Dia segera mendudukiku dan batangku ditelan oleh vaginanya..
Bu Shinta bergerak liar maju mundur dan naik turun sambil mengerang-erang sendiri. Hampir 10 menit dia memacuku sampai akhirnya dia jatuh lemes telungkup menindihku. Vaginanya terasa berkedut berkali-kali.
Jika aku turuti nafsuku, aku ingin juga berejakulasi. Namun jika aku sampai ejakulasi, maka badanku akan lemas dan energi untuk menggembala ibu-ibu ini jadi lemah. Aku terpaksa menahan diri tidak mengejakulasi. Ilmu mengendalikan diri seperti ini memang paling berat diantara mengendalikan nafsu-nafsu lainnya. Namun karena tekadku keras akhirnya aku berhenti taanpa ejakulasi.
Semua ibu-ibu lawan mainku mengagumiku. Mereka mengelus-elus rambutku dan menyatakan salut atas keperkasaanku. Aku sebetulnya bukan perkasa. Aku berusaha tidak menikmati permainan ini dan larut dengan nafsu dan juga mengendalikan pernafasanku untuk menahan gejolak birahi yang terus mendongkrak-dongkrak.
Seluruh live show berakhir dalam waktu sekitar 2 jam. “ Wah ini pertunjukannya lebih hebat, kita pun bisa terlibat, gratis lagi,” kata Bu Shint yang sudah kembali berpakaian.
Mereka sudah kembali berpakaian sementara aku masih bugil dengan senjata terus menodong kemana-mana. Untuk menentramkannya aku masuk ke kamar mandi dan mandi dengan air dingin. irnya dingin sekali, sampai batngku jadi ciut pula.
Aku merasa segara dan ketika aku keluar dari kamar mandi kamar sudah temaram danibu-ibu dari kamar sebelah sudah kembali. Bu Dina memanggilku. Aku dimintanya tidur diantara dia dan Venny. Aku tak kuasa menolak.
Tapi sebelumnya aku harus telpon ke front office agar morning call jam 5 pagi. Ke kamar sebelah juga kuminta morning call jam 5 pagi. Sebab besok kami dijadwalkan berangkat dengan kereta api Thalys ke Brussel jam 7 pagi kurang 4 menit.
Aku jatuh tertidur lelap dipeluk dari kanan kiri oleh dua wanita yang mengagumiku.


Menghamili Ibukuku

$
0
0
Halo pembaca aku mau nyritain pengalaman pribadiku ni.Tapi sebelum aku menyeritakan kisahku ini aku akan menyeritakan tentang diriku aku dulu.Aku Andika aku anak pertama dari sebuah keluarga sederhana didaerah xx.Tinggi aku 170cm,berat aku sekitar 40kg tapi gak tahu juga sih karena aku tidak pernah tes berat badan,kulitku sawo matang. Penisku panjangnya 14cm,diameternya kira-kira 3.5cm. Kisahku terjadi Awal bulan juli 2004 ketika aku liburan sekolah ato aku mau masuk ke SMA. Waktu itu adalah hari minggu sehingga aku hanya malas-malasan dirumah saja dan adekku baru main ke tempat temannya dan ayahku baru ke kebun. Maklumlah tempat tinggalku di daerah pedesaan jadi pekerjaan ortuku adalah seorang petani,tapi aku bangga dengan pekerjaan ortuku itu karena mereka gak pernah berbohong ato korupsi seperti para wakil-wakil rakyat. Siang itu aku dirumah merasa panas dan ingin mencari sesuatu di ruang tamu yang bisa aku makan.Ketika aku sampai ruang tamu aku dapati ibuku sedang tiduran di depan TV dan hanya menggunakan daster yang transparan sehingga CD dan BH ibuku terlihat dengan jelas olehku dan seluk beluk tubuhnya terlihat sangat menggairahkan. Waktu itu aku berumur 15thn dan ibuku 31 thn,maklum ibuku menikah dengan ayahku pada saat usianya 15thn. Maklumlah di desaku umur segitu dulu dah pada nikah. Aku yang melihat kejadian itu tak mampu mengendalikan nafsuku,dengan segera aku dekati ibuku dan aku sibak dasternya keatas sehingga Cdnya terlihat jelas oleh mataku. Aku segera meraba CD ibuku aku tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi nanti jika sampai ibuku bangun karena aku sudah kepalang nafsu. Aku terus saja meraba CD ibuku hingga kudengar ibuku mendesah dalam tidurnya dan vaginanya sudah mulai basah. Aku sudah tidak tahan lagi berinisiatif menurunkan CD ibuku sehingga kini dihadapanku terlihat jelas vagina ibuku yang banyak ditumbuhi dengan rambut. Segera saja aku jilati vagina ibuku karena aku takut kalo ibuku akan segera bangun karena perbuatanku ini. Aku terus saja jilati vagina ibuku sehingga vaginanya semakin basah dan ibuku semakin mendesah. Aku yang sudah terbakar nafsu sudah tidak tahan dan aku lepaskan semua bajuku sehingga akukini telanjang bulat dengan penis yang mengacung siap untuk aku masukan ke dalam vagina ibuku. Perlahan aku arahakan penisku kelubang vagina ibuku yang masih menggunakan daster dan BH karena akau hanya melepas Cdnya aja. Aku mulai mengarahkan dan perlahan penisku mulai masuk kelubang vagina ibuku dengan mudah karena lubangnya sudah mulai basah sehingga mudah saja penisku masuk walaupun penisku ini juga besar. Tapi ini juga karena ibuku juga sudah melahirkan 2 orang anak sehingga lubangnya sudah agak lebar, tapi walaupun begitu punya ibuku itu masih nyedot dan memijat banget. Aku mulai memompa keluar masuk penisku didalam lubang vaina ibuku sehingga terdengar gemercak-gemercik dan suara desahan ibuku yang membuat aku semakin bernafsu mempercepat gerakan penisku. Aku yang semakin bernafsu semakin mempercepat gerakan penisku dan tanpa akau sadari ibuku jadi bangun karena gerakanku yang cepat ini. Ibuku yang melihat perbuatanku ini sangat kaget dan berusaha melawan aku dan mencoba menghentikan gerakanku dan melepaskn penisku dari lubang vaginanya. Tapi itu sia-sia saja karena aku sudah terlanjur nafsu dan ibuku sebenarnya juga menikmati adegan ini karena terasa benar bahwa vaginanya basah banget,menyedot dan memijat. Aku yang semakin bernafsu dan aku juga sudah tidak tahan lagi semakin mempercepat gerakanku dan ibuku masih berusaha menghentikan adegan ini dan tanpa disadari ibuku berteriak keras diseertai tubuhnya mengejang dan vaginanya keluar cairang yang begitubanyak aku kira dulu ibuku kencing tapi kini aku tahu bahwa ibuku telah orgasme dan aku pun sudah tidak tahan lagi aku semakin percepat gerakanku dan ibuku hanya pasrah dengan perbuatanku ini dan ia mulai mengendurkan perlawannya dan ia pasrah dengan wajah sayu dan lemas dan “ahhhhhhhhhhhhh” keluar juga spermaku dan semuanya aku semprotkan kelubang vagina ibuku. Aku tekan dalam-dalam penisku ke lubang vagina ibuku sehingga terasa mentok dan aku peluk ibuku sambil aku remas-remas payudaranya karena aku tadi belom sempat memainkan payudaranya dan aku juga mengajak ibuku jionan. Pertama kali dia tidak mau dan berusaha menghindar tapi secepat kilat memasukan lidahku kedalam mulutnya dan memaenkannya dan beberapa menit kemudian ibuku namapaknya menikamatinya dan ikut mengimabangi gerakan lidahku. Setelah kami sama2 sudah bugar lagi,ibuku dengan cepat kilat melepaskan lidahnya dan angkat bicara. “dika napa kamu lakuin ini ama ibu????” “abis dika nafsu lihat ibu tidur kaya gitu” “tapi kan gak seharusnya kamu lakuin ini, aku ini ibu kandungmu!!!!!!!!!” “tapi ibu juga menikmatinya kan ????????” Ibuku hanya diam tidak mampu memnjawab pertanyaanku tadi karena dia mungkin malu kalo harus menjawab pertanyaan tadi karena aku dia benar-benar menikmati adegan tadi. “ibu gak mau kamu ngulangin ini lagi ama ibu karena kalo sampe ayahmu tahubisa gawat” sontek ibuku mengagetkanku “tapi kalo ibu gak bilang kan gak bakal tahu “ jawabku. “ih dasar nak nakal!!!!!!!!!!” “biarin abiznya ibu benar-benar menggairahkan sih! mau ya bu maen ma aku lagi kapan2???” Ibuku tidak menjawab dan melepaskan pelukanku dan dengan sendirinya penisku yang tadi masih didalam vagina ibuku terlepas dan telah mengecil dan dari lubang vagina ibuku aku lihat keluar cairan vagina ibku bercampur dengan spermaku. “Ok deh tapi dika hatrus janji sperma dika jangan dimasukin kedalm vagina ibu karena ibu tidak KB ”jawabnya dengan pelan. “apa ibu gak KB?????????”tanyaku dengan kaget,karena aku kira ibuku dah kb’ “ya makanya aku gak mau hamil karena anak ibu ndiri.kamu mau punya adek yang juga
anak kamu??????” “ya sebenarnya sih mau aja bu karena aku mau tahu gimana hasil karya ciptaku”jawabku sambil tersenyum. “kamu tu bener-bener nakal ya” “trus gmn ni bu tadikan sperma dika masukin kevagina ibu????????” “nanti malam ibu mau minum jamu biar tidak hamil,cepat pake bajumu nanti gawat kalo ayahmu ato adekmu tahu” “Tapi ayah dan adek pulangnya nanti sore,Kita maen lagi yuk bu?????????’ “ih dasar nafsu banget nih anak ibu ini,tapi janji gak boleh dimasukin didalam vagina ibu” “ok deh ma” Aku mulai memasukan penisku lgi kedalm vagina ibuku karena penisku sudah tegang lagi dan vagina ibuku masih basah sehingga tidak perlu pemanasan lagi dan kin ibuku tidak memakai pakaian sehelaipun karena darster dan Bhnya telah dilepasnya. Aku mulai menytubuhi ibu dengan nafsu yang membara dan beda
denagan awal tadi karna kini ibuku juga dengan sukarela melayaniku shingga kami benar-benar seperti sepasang suami. Aku mencoba beberapa gaya dengan ibuku dan tak kusangga akau dan ibuku telah maen + 2jam dan selama tu ibuku telah orgasme selama4X sehingga ibuku benar-benar telah lemas dan kini ia hanya pasrah dengan perbuatanku dan menungguku mengakhirnya. Aku pun sudah tihan tahan lagi dan gerakanku makin cepat dan ibuku mengetahui aku kan orgasme juga dan berusaha mendorongku agar spermaku keluar didalm vaginanya.Tapi tenagaku lebih kuat sehingga ku keluarkan lagi spermaku didalam vagina ibuku dan ibuku kembali orgasme lagi. AQ memeluk ibuku dan dia menamparku sambil berkata:”dika napa kamu masukin lagi didalam?” “ma setelah aku pikir-pikir aku pengin punya anak dari mama” “hah??????kamu gila aku ini ibumu trus kamu mau hamilin ibumu ndiri??????” “tapikan ibu ce
dan aku co jadi bisa dunk?????” “aku gak mau nglahirin anak buat kamu!!!!!!!!!!!’ Ibuku terus melepaskan pelukanku dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Aku juga mandi setelah ibu mandinya selesai. Malam itu ayah dan adeku tidak ada dirumah karena tadi sore mereka brangkat ke banyuwangi ketempat saudaraku yang ada nikahan. Aku tidak ikut dengan alasan mau jaga di rumah ayahku yang tidak percaya menyuruh ibuku menjagaku karena ayahku takut aku macam-macam dirumah. Dalam hatiku senang sekali karena ibuku gak ikut sehingga satu minggu ini aku bebas menyetubuhi ibuku karena ayahku dan adekku pergi selama satu minggu. Malam itu ibu sudah beli jamu agar tidak hamil dan ketika mau diminum di kamarnya aku buru- buru masuk karna aku tahu ibu pasti mau minum jamu itu dan aku tidak ingin itu terjadi karena aku pengin punya anak dari ibuku. Aku tampar gelas yang isinya jamu itu dan semua jatuh dilantai. “dika apa yang kamu lakuin??????” “aku pengin ibu halim karna ku” “itu gak boleh terjadi” “pokoknya boleh!!!!!!!!”seruku sambil memeluk ibuku dan merangsangnya dan malam itu aku dan ibuku melakkukannya lagi sampai pagi. Dan paginya setelah sarapan pun aku kembali menyetubuhi ibuku dengan penuh nafsu dan aku tidak memberi kesempatn kepada ibuku untuk minum jamu. Selama 1 minggu itu pula siang dan malam aku setubuhi ibuku dan aku lebih betah di rumah untuk menyetubuhi ibuku. 1minggu telah berlalu dan ayahku telah pulang dan aku resmi sekarang menjadi siswa SMA klas1, selama ayahku dirumah aku tetap menyetuhi ibuku ketika ayahku dikebun, sehingga pulang sekolah aku langsung pulang untuk menyetubuhi ibuku. Selama itu pula ibuku berkali- kali mencoba minum jamu sehingga aku extra ketat mengaawasi ibu kalo malam, karena kalo siang ibu gak suka minum jamu, karena abis minum jamu biasanya dipake dia tidur. Dan tak terasa hubunganku dengan ibuku telah satu bulan dan ibuku mengaku padaku sudah telat mens 2minggu dan dia bilang ini anakku bukan anak ayahku.Aku senang sekali dan sejak saat itu ibuku sudah tidak mencoba minum jamu lagi karna sudah terlanjur hamil. Sejak saat itu aku rutin menyetubuhinya. Kira-kira pertengahan bulan april 2005 ibuku melahirkan anak dengan jenis kelamin cewek. Aku benar- benar senang begitu juga dengan ayahku karna dia kira itu anaknya padahal itu adalah cucunya alias anakku. Sejak saat itu aku terus menyetubuhi ibuku mula- mula menolaknya tapi akhirnya dia mau juga karena dia juga mengakui lebih puas aku setubuhi daripada disetubuhi ayahku. Kini aku kelas 3 SMA dan aku masih setia menyetubuhi ibuku tetapi sejak melahirkan anakku ibuku melakukan Kb karena dia tidak ingin punya anak lagi dari aku karena dia bilang bahwa ayahku sudah impotent jadi dia takut kalo dia hamil bakal ketahuan oleh ayahku.Tapi gak apalah yang penting aku bisa ngeseks gratis dengan ibuku. Demikian cerita seks dengan mamaku sendiri, ku nikmati setiap lekukan tubuh mamaku sendiri dengan sangat nikmat, ngesek dengan mamaku emang tiada duanya, ngentot mama enaknya luar biasa.. Sekian… Aku berharap kalian tidak emniru aku yang bejat… karena hubungan seks yang gak wajar…

Tamat

Artis Bugil | Foto Bugil Artis Korea Tanpa Sensor Terbaru

$
0
0

Artis Bugil | Foto Bugil Artis Korea Tanpa Sensor Terbaru

Cerita Dewasa 18 Tahun Keatas Terbaru 2013

$
0
0

Cerita Dewasa 18 Tahun Keatas Terbaru 2013 Gue mau nyeritain pengalaman gue yang aneh tapi lucu, deh. ‘Kali aje elu elu semua pade ketawa. Ceritanya gini, waktu itu gue kebetulan lagi mandi dan ada yang ketok-ketok pintu terus kedengeran suara nyokap gue, katanya biar gue mandinya agak cepetan abis dia mau berak. Tapi apa boleh buat, gue lagi bersiin memek gue, trus gue buka aja pintunya dan

PARA PERONDA MALAM… SEX

$
0
0
Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu seperti para tukang yang pernah aku ceritakan pada kisah terdahulu.

Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, arlojiku menunjukkan pukul 8 lebih. Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit sekali, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini. Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.

Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai kehilangan tenaga, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya. Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat 5 orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada 2 motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.

“Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.
“Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.
“Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.
“Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.
Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.

“Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.
Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan. Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.

Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”. Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus. Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku. Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu. Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.

Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.
“Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.
Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah. Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.

Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu. Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil. Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.

Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya. Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kedua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam. Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.

Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip. Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam. Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam. Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya

Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku. Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.
“Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.

Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung. Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.
“Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.

Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.
“Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.
“Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.
“Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.
Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.
“Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.

Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu. Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya. Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa. Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat. “Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku. Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan. Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

“Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.
“Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.
Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras xang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus. Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku. Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.

Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.
“Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku
Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata
“Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.
Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu. Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku. Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya. Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.

Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan meneput pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya. Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku. Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas.

Sungguh pengalaman yang memuaskan, dan aku suka dengan seks liar seperti ini. Pada kesempatan lain akan kuceritakan pengalamanku ngeseks dengan pelatih mengemudiku, 2 orang pengamen, dosenku, satpam kampusku, tukang becak yang mangkal di kompleksku, Pak RT, karyawan di kampusku, dan lain sebagainya.

– E N D –

Menghamili Mama 1

$
0
0
Perkenalkan namaku Rangga,umurku 17 tahun dan aku seorang lelaki yg tampan dan pemberani, aku bersekolah di suatu sekolah menegah atas di Jakarta, kehidupanku sangatlah senang karena aku dapat memilik segala apapun yang aku mau, aku tinggal di Jakarta bersama keluargaku, papahku sebagai direktur pengeboran di Kalimantan dan mamaku seorang pembisnis ternama, nama papahku Tata dan mamaku rianti, mamaku usianya masih muda sekitar 31 tahun karena mamaku dan papah menikah di usia muda, mamaku masih muda dan seksi, setiap mama pergi keluar rumah atau berbelanja ke mall mama selalu memaki pakaian layaknya anak 17 tahun,setiap aku mengantar mama berbelanja sering kali orang orang melihat mamaku dengan mata yang tajam karena pakaian mama yang amat sangat seksi,disaat papahku kembali bertugas ke Kalimantan,kemanapun mama pergi selalu bersamaku,karena aku anak satu sataunya dari mereka jadi mama selalu meminta aku mengantar kemanapun dia pergi,tak jarang setiap aku bersama mama ke mall orang lain menyangka bahwa mamaku pacarku.Karena kebersamaanku bersama mama yang terlalu dekat saperti pacar. Terkadang aku ingin memilik pacar seperti mama,yang baik cantik dan seksi,papaku beruntung dapat memiliki mama,yang ku ketahui lebih dalam mamaku memiliki nafsu seks yang sangat besar,mamaku sangat agresif dalam bidang bercinta,aku tau semua itu karena aku pernah melihat mama dan papah sedang ngentot,pada saat ngentot mamaku selalu bringas dan bernafsu terkadang papahku tak bisa menyamia ataupun memuaskan seks mama yang begitu besar.
Suatu hari aku dan mama pergi ke mall untuk berbelanja kosmetik dan baju,mamaku yang selalu berpakaian seksi membuat orang orang melihat mama termasuk aku yang selalu geram dengan kemolekan tubuh mama,mama yang selalu berpakaian di atas lutut membuat kontolku ngaceng,meskipun mama adalah ibu kandungku mama adalah wanita yang aku idamkan. Setelah aku mengantar mama berbelanja,mama mengajaku ke pantai tempat bisnisnya untuk mengambil berkas dan data yang ketinggalan. Waktupun menunjukan 20.00 Wib saat itu aku dan mama pergi pulang karena papah pulang dari Kalimantan,dana akpun bergegas pulang ke rumah. Sesampai di rumah mama langsung ke kamar mandi untuk mandi dan beristirahatdan menunggu papayang dalam perjalanan pulang,saat mama sedang mandi pikiran kotorku muncul untuk melihat mama yang sedang mandi dan kebetulan mama memanggilkuu
”Angga,tolong ambilkan handuk mama di dalam lemari mama!”
suara mama dalam kamar mandi,
”iya mah angga akan ambilkan tunggu sebentar”
akupun bergegas mengambil handuk dalam lemari mama,ketika aku membuka lemari mama aku meilhat ada sebungkus kaset dvd yang tergeletak di atas baju tidurnya,akupun meliaht dan mengambil kaset tersebut,saat ku lihat ternyata ini Dvd porno koleksi mama,
”wahhh ternyata mama menyimpan dvd juga”
dalam batinku, karena aku terlalu lama meihat dan membaca kaset itu mamapun kembali memanggilku
”angga cepat dong mama dingin nihhhh”
”iya ma tunggu”
akupun menyimpan kembali kaset itu dan bergegas cepat menuju kamar mandi,
”kamu kok lama habis ngapain dulu?”
Tanya mamaku di dalam kamar mandi,
”maaf ma tadi ada telepon dari temen”
ucapku dengan wajah tersenyum dan memberikan handuk kepada mama yang telah megeluarkan sedikit tangannya di pintu,saatmama mengambil handuk dari tanganku,tiba tiba mati lampu dan membuat mama takut
”angga knp lampunya mati?, mama takut angga,tolong kamu tungguin mama ya sayang”kata mamaku yang mulai agak ketakutan
”baik ma angga tunggu mama sampai selesai”
pikiran kotorku pun mulai kembali ada untuk melihat kemolekn tubuh mama,dan aku berpikir untuk mengambil lampu senter di dapur
”ma,angga bawa senter dulu ya kedapur, biar engga gelap buat nganter mama ke kamarnya”
kataku dengan penuh harapan,
”iya tapi jangan terlalu lama ya sayang, mama takut “
kata mamaku di dalam kamar mandi,akupun segera mengambil senter ke dapur dan kembali ke kamar mandi
”ma,sekarang tidak terlalu gelapkan?”kataku kpd mama
”iya angga,cepat antar mama ke kamar”
tiba tiba aku tergelincir dan memegang handuk mama yang telah mama lilitkan pada tubuhnya dan…. Aku melihat tubuh mama yang sanagt mulus dan mama kaget melihat aku terajatuh didepannya
”angga kamu tidak apa apa,sayang?”
Tanya mamaku yang tak sadar kalau handuknya terlepas
”tidak ma,angga baik baik saja”
mamaku segera membantu aku banagun dan tanpa memperdulikan tubuhnya,
”ma handuknya terlepas!”
kataku sedikit melihat payudara mama yang montok
”tidak apa apa kan kamu anak mama”
ucap mama dengan nada yang tenang,akupun bangkit dan mengambil handuk mama yang terjatuh dan melilitkan kebadan mama yang telanjang bulat,
”ma, kaki angga sakit”
katau dengan menahan sakitnya bekas terjatuh,dan mamaku langsung membawa aku ke kamarnya,dengan keadaan gelap.
Sesampai di kamar,mama langsung membaringkan aku di tempat tidurnya
”sayang kamu di sini dulu ya,mama akan obati kaki kamu tapi sesudah mama memakai baju”
kata mamaku sambil mendorongku agar terbaringdi tempat tidur mama,dan setelah itu mama membuka membuka lemari dan memilih baju tidurnya,saat mama memakai baju aku melihat susu mama yang montok dan bulu memeknya
”ma,tidak malu pakai baju di depan angga?kan angga udah ngerti tentang….”
kataku saat melihat mama memakai celana dalam,
”tidak sayang,mama kan ibu kamu,memang kamu udh ngerti tentang seks?”
deg …. Deg hatiku mulai resah dan bayanganku mulai jorok
”sudah ma, angga sudah tau,kan angga sudah dewasa ma!”
kataku agak sedikit gugup,
”kalau gitu kamu sudah tau dong ini namanya?”
kata mamaku sambil menunjukan selangkaan,
”kok mama nanyain itu sih sama angga?”
aku pura pura bingung,
”katanya kamu sudah dewasa dan mengenal seks sayang!”
kata mamaku dengan senyuman indahnya,akupun tersenyum kepada mama
”ma maafin angga ya tadi mamah harus nungguin lama di kamar mandi,sebenarnya angga tadi liat….”
mamaku memotong pembicaraanku dan memperlihatkan dvd yang aku lihat tadi
”ssttt… udh gpp sayang,mama tau kok kamu tadi melihat inikan?”
kata mama yang melihatku agak sedikit malu
”iya ma,aku liat dvd itu waktu ngambil handuk mama”
kataku dengan wajah polos,dan mama menghampiriku dan duduk di sebelah ku
“sayang,kamu sudah dewasa dan harus tau tentang seks,mama tidak marah tapi mama seneng kamu udah dewasa”
kata mama sambil mengelus rambutku ,saat itu lampupun kembali menyala,dan mama lupa kalau mama belum memakai baju
”mama belum pake baju tuh… nanti aku liat yang mama lho!”
celetuk ku dengan sedikit bercanda
”emang kamu mau liat sayang?”
deg deg deg,kembali aku memanas dan berpikiran kotor
”ehhh… kalau mama ijinkan akau mau lihat ma,lihat lubang kemaluan mama yang dulu melahirkan aku”
kataku sambil tersenyum,tanpa dugaan mama berbisik kepadaku
”kamu boleh melihatnya sayang!”
hatiku terasa seperti di sambar petir ,dan akhirnya impia ku terwujud untuk melihat tubuh mamaku,mama segera bangkit dan membuka celana dalamnya dan memperlihatkan memeknya yang tanpa jembut,akupun sangat senang bisa melihat memek mama langsung tanpa ada apa apa,saat itu mama berkata
”sayang,ini namanya memek,yang dulu kamu keluar itu dari sini sayang!”
kata mamaku yang tanpa basa basi menyebut memek di depan anak lelakinya,akupun tersenyum dan kontolku mulai tegang,
”ma… apa boleh angga pegang memek mama?”
keberaniaanku munculu untuk memegan memek mama,tanpa di sadari mamapun menganggguk kpdku,akupun mencoba memegang memek mama yang tanpa bulu itu,dan aku tak sadar telah memegang itil mama,sehingga mama berkata
”sayang itu namanya itil yang bisa buat mama horny”
ide jail akupun keluar untuk memainkan itil mama yang sedikit menonjol keluar,tanganku mulai menggelitiki itil mama dengan halus,tanpa sadar mama sudah mengerang
”ahhh,,,ahhh hemmm”
suara mama yang tak dapat mama tahan,akupun terus memainkan itil mama dengan perlahan tapi pasti. 5 menit akumemainkan itil mama ,mamapun berkata
”sayang mama keluarr… ahhhh”
tanganku basah dengan cairan mani mama yang sangat banyak,
”ma… enak engga itil mama di mainin sama rangga?”
kataku dengan terus memainkan itil mama,
”haaahhhh… enak sayang,mama jadi horni sayang, padahal papah kamu masih lama pulangnya”
kata mamaku dengan mata yang menandakan nafsu luar biasa
”memang knp kalau papah masih lama ma?papah masih di perjalanan lho mah”
kataku dengan penuh harapan agar mama mengajakku ngentot,
”ahhhh …iya kalau mama udah horny siapa yang mau muasin mama sayang?”
kata mama sambil memeluk aku yang terbaring di bawahnya.
”kan ada rangga ma,angga siap kok memuaskan memek mama ini”
kataku sambil kembali memainkan itil mama
”kamu masih perjaka sayang,tidak boleh,kamu kan anak mama”
kata mama agak sedikit tersenyum
”emang kalau akau masih perjaka knp ma? aku kan sayang mama”
aku langsung melumat bibir mama yang seksi itu,dan mama pun melumat bibir aku dengan ganas,saat aku berciuman tanganku terus mengoles itil mama dan membuat mama semakin bernafsu,
”sayannnggg…puaskan mama ya? Entot memek mama dan berikan mama perjka kamu!”
ucap mama di saat sela sela kami berciuman
”iya ma,angga akan puaskan mama dan memberikan keperjakaan angga kepada mama!”
tanpa jawaban mama langsung kembali melumat bibirku,dan tanpa basa basi , aku menggulingkan mama ke tempat tidur dan menindih mama dari atas,dengan nafsu besar aku terus menciumi bibir mama,
”sayang,buka baju kamu,mama mau lihat kontol kamu!”
kata mama saat berhenti berciuman,akupun cepat membuka baju dan kontolku yang tegang langsung ada didepan muka mama yang sudah ingin ngentot,
”wowww…. Sayang kontolmu gede.pasti memek mama akan sempit kalau kontol ini masuk ke memek mama”
kata mama sambil mengusap kontolku yang tegang,mama langsung melahap kontolku
“hmmmm…hmmmm sayang kontolmu enak sekali,besar dan panjang hmmmm”
mamaku yang bernafsu terus melulat dan mengngulum kontolku ,
”ahhhh ma enak ma ahhhh”
aku mulai merasakan enak luar biasa saat mama mulai mengulum kontolku hingga dalam sampai tengggorokan,dalam posisi aku berdiri dan mama jongkok aku melihat susu mama yang bulat putih,dan aku ingin meremas susu mama yang selalu aku bayangkan
”ma ahhh ma aku pengen mainin susu mama ahhh”
mamapun menghentikan kulumannya dari kontolku,dan mama langsung berbaring
”sayanggg kemari,netek sama mama.. nyusu sama mama,kamu mau susu mama?”
kata mama dengan tersenyum padaku,akupun segera melahap susu mama
”hemmmm…hemmm ma enak juga susu mama heemmm….cup…cuppp”
aku sangat bernafsu menyusu pada mama,dan ku dengar mama mulai mendesah dan mulai mengerang keenakan,
”hemmm sayang terusss… ahhhh enak sayang”
mama mulai meraskan enak,saat aku menyusu tanganku kembali mengelus itil dan memek mama,agar mama semakin bernafsu,dan hasilnya pun sangat aku inginkan
”sayangggg ahhhh…. Entot mama ahhh.. sayang masukan kontol kamu cepat sayang mama tidak tahan ahhh…”
kata mama yang mulai tak tahan,
”sebentar ma,aku pengen ngejilat memek mama dulu udah gitu aku masukin kontolku ke memek mama”
akupun turun ke selangkaan mama dan langsung menjilat memek mama yang harum itu,langsung lidahku mengorek memek mama yang sudah basah
“ahhh sayanggg cepat sayang ahhhh… kamu buat memek mama semakin gatal sayangg ahhh … cepat masukan kontolnya sayang kontol kamu masukan sayang… cepat entot mama sayang masuki memek mama dengan kontolmu”
mama yang sangat bernafsu yang ingin segera kontolku masuk kedalam memek mama,kupegang kontolku dan mengarahkan ke memek mama dan blesss…. Kontolku masuk kedalam memek mama yang sangat basah itu
”ahhhh sayang ahhh kontol kamu gede sayang ahhh memek mama sempit dan sakit sayang ohhh sayang enaknya kontol anak mama ahhh sayang genjot memek mama dan itil mama cepat sayang ahhhh”
akupun langsung menggenjot memek mama yang basah,PLEP PLEP PLEP… suara kontolku yang sedang menggenjot memek mama. 5 menit aku di atas mama dan menggenjot mama,aku meminta ganti gaya kepada mama
”ma… ahhh ganti gaya dong ma ahhh aku pengen ngentot mama dari belakang dan mainin susu mama”
namun mama menolaknya,aku terus menggenjot mama
”ahhh sayang ahhhh cepat … sudah sayang dari depan saja ,kamu kan bisa mainin susu mama dan bisa nyusu sama mama sayang ahhhh sayanggg… kontol anak mama enak ahhh sayang enak sayang kontol kamu mentok di mulut Rahim mama ahhh”
akupun menerima perkataan dan kemauan mama agar tidak mengganti gaya, 10 menit aku menggenjot mama dan akhirnya mamapun tak bisa menahan puncaknya
”sayanggg sayangggg sayangggg ahhh mama mau sampai sayang cepat…genjot kontol kamu sampai dalam sayang..sampai Rahim mama.. ahhh iyah gitu sayang gitu terus sodok Rahim mama dengan kontol gede kamu sanyangg cepat mama hampirr hampirrr….”
dan mama pun mengejang dan mengeluarkan cairan kental yang membuat kontolku hangat,dan akupun merasakan jepitan luar biasa dari memek mama,jepitan memek mama membuat kontolku gatal dan ingin segera menyemburkan bibit bibit anak kedalam Rahim mama
”ahhh mama ahhh mama… tunggu ma ahhh aku keluar ma ahhh.. ma keluarin di dalam ya ma ahhh aku ga tahan ma ahhh… ma mani aku banyak ma ahhh ma…. aku mau mani dan bibit ini di kandung sama mama.. ahhh aku mau mama hamil ma … aku mau mama hamil anakku ahhh”
dan maniku tak dapat lagi di tahan,akupun mengeluarkan benih yang akan membuat mama hamil
”ahhh iya sayang iya hamili mama hamili mama sayang … mama lagi subur sayang ahhh mama pasti hamil dan mengandung anak kamu sayang ahhhh…. Sayanggg hangatnya mani kamu,banyaknya mani kamu sayang ahhh terasa hangat dan sampai Rahim mama penuh ohhhh”
akupun ambruk ke badan mama ,aku dan mama berkeringat
”sayangg ahhh mama puas sayang,mama akan hamil sayang,mama pasti bunting mengandung anak kamu”
mama mengecup bibirku dengan lembut
”iya ma ahh badan aku lemes ma ahhh, ma aku mau mama hamil dan punya anak dariku,tolong hamilkan ya ma,kalau nanti mama hamil aku akan terus ngentot sama mama walaupun mama hamil ma , dan aku akan memberi anak kita air mani di dalam kandungan mama dengan cara aku ngentot mama”
akupun memeluk mama dan mencium kening mama yang penuh dengan keringat
”iya sayang mama akan hamil,dan nanti mama akan ngentot sama papamu agar papa tidak curiga kalau mama hamil lagi,dan mama akan meminta anak lagi sama papah”
mama tersenyum dan memelukku
”tapi ma,kalau udah papa keluarin di dalam langsung buang ya maninya?”
bisiku di telinga mama
”pasti dong sayang,kan mama mau hamil karena kamu aja”
akupun bangkit dari tubuh mama dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Besrsambung …..

Remas Tetek | Remas Toket Suhhen Com Abg Abis Mandi Yukk Tetek

$
0
0

Remas Tetek | Remas Toket Suhhen Com Abg Abis Mandi Yukk Tetek

Foto bugil tante girang HOT

$
0
0

Foto bugil tante girang, foto bugil, foto seksi. berikut saya akan berbagi Foto bugil tante girang. yang mau download silahkan gratiss kok.. heheheh.Nah langsung saja ini dia Foto bugil tante girang, foto bugil, foto seksiTante lusyTante LidaTante milaTante mikaTante sindyTante LeniTante RiniNah gimana kerenkan Foto bugil tante girang HOT di atas .. hehehe .Silahakan berkomentar , jangan segan


SUKA SAMA ADEK EH……DAPAT NGENTOT KAKAKNYA

$
0
0
Dari Adiknya, Dapat Kakaknya
Selesai sekolah Sabtu itu langsung dilanjutkan rapat pengurus OSIS. Rapat itu dilakukan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS yang baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan dimaksudkan sebagai regenerasi dan anak-anak kelas 3 sudah tidak boleh lagi dipilih jadi pengurus, kecuali beberapa orang pengurus inti yang bakalan “naik pangkat” jadi penasihat.

Usai rapat, aku bergegas mau langsung pulang, soalnya sorenya ada acara rutin bulanan: pulang ke rumah ortu di kampung. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.

“Didik .. “ aku menoleh, ternyata Sarah yang langsung melambai supaya aku mendekat. “Dik, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah setelah aku mendekat.

“Tapi Rah, sore ini aku mau ke kampung. Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.

“Cuman sebentar kok Dik. Kamu tunggu dulu ya, aku mberesin ini dulu,” Sarah agak memaksaku sambil membenahi catatan-catatan rapat. Akhirnya aku duduk kembali.

“Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah setelah ruangan sepi, tinggal kami berdua. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi catatan rapat supaya ada kesempatan ngomong berdua denganku.

“Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.

“Enggak ada apa-apa sih .. “ Sarah berhenti sejenak. “Emmm, pengin nanya aja.”

“Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku dat`r.

“Ah, masa. Temen-temen banyak yang tahu kok, kalau kamu suka jalan bareng sama Nita, sering ke rumah Nita,” kata Sarah lagi.

“Jalan bareng kan nggak lantas berarti pacaran tho,” bantahku.

“Paling juga pakai alasan kuno ‘Cuma temenan’,” Sarah berkata sambil mencibir, sehingga wajahnya kelihatan lucu, yang membuatku ketawa. “Cowok di mana-mana sama aja, banyak bo’ongnya.”

“Ya terserah kamu sih kalau kamu nganggep aku bohong. Yang jelas, sudah aku bilang bahwa aku nggak pacaran sama Nita.”

Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karena aku sama Nita memang sudah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Maksudnya, hubunganku dengan Nita hanya sekedar untuk kesenangan dan kepuasan, tanpa janji atau ikatan di kemudian hari. Hal itu yang kujelaskan seperlunya pada Sarah, tentunya tanpa menyinggung soal ‘seks’ yang jadi menu utama hubunganku dengan Nita.

“Nanti malem, mau nggak kamu ke rumahku?” tanya Nita sambil melangkah keluar ruangan bersamaku.

“Kan udah kubilang tadi, aku mau pulang ke rumah ortu nanti,” jawabku.

“Ke rumah ortu apa ke rumah Nita?” tanya Sarah dengan nada menyelidik dan menggoda.

“Kamu mau percaya atau tidak sih, terserah. Emangnya kenapa sih, kok nyinggung-nyinggung Nita terus?” aku gantian bertanya.

“Enggak kok, nggak kenapa-kenapa,” elak Sarah. Akhirnya kami jalan bersama sambil ngobrol soal-soal ringan yang lain. Aku dan Sarahpun berpisah di gerbang sekolah. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung menuju halte. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.

*****

Diam-diam aku merasa geli. Masak malam minggu itu jalan-jalan sama Sarah harus ditemani kakaknya, dan diantar sopir lagi. Jangankan untuk ML, sekedar menciumpun rasanya hampir mustahil. Sebenarnya aku agak ogah-ogahan jalan-jalan model begitu, tapi rasanya tidak mungkin juga untuk membatalkan begitu saja. Rupanya aturan orang tua Sarah yang ketat itu, bakalan membuat hubunganku dengan Sarah jadi sekedar roman-romanan saja. Praktis acara pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’.

Di tengah rasa bete itu aku coba menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Indah, baik pada saat makan ataupun jalan. Mbak Indah, adalah kakak sulung Sarah yang kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’. Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya beda level. Kalau Mbak Indah kuliah di ibukota propinsi dan mudik ke kotamadya, sedang aku sekolah di kotamadya mudiknya ke kota kecamatan.

Wajah Mbak Indah sendiri hanya masuk kategori lumayan. Agak jauh dibandingkan Sarah. Kuperhatikan wajah Mbak Indah mirip ayahnya sedang Sarah mirip ibunya. Hanya Mbak Indah ini lumayan tinggi, tidak seperti Sarah yang pendek, meski sama-sama agak gemuk.

Kuperhatikan daya tarik seksual Mbak Indah ada pada toketnya. Lumayan gede dan kelihatan menantang kalau dilihat dari samping, sehingga rasa-rasanya ingin tanganku menyusup ke balik T-Shirtnya yang longgar itu. Aku jadi ingat Nita. Ah, seandainya tidak aku tidak ke rumah Sarah, pasti aku sudah melayang bareng Nita.

Saat Sarah ke toilet, Mbak Indah mendekatiku.

“Heh, awas kamu jangan macem-macem sama Sarah!” katanya tiba-tiba sambil memandang tajam padaku.

“Maksud Mbak, apa?” aku bertanya tidak mengerti.

“Sarah itu anak lugu, tapi kamu jangan sekali-kali manfaatin keluguan dia!” katanya lagi.

“Ini ada apa sih Mbak?” aku makin bingung.

“Alah, pura-pura. Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku hanya diam sambil merasa heran karena apa yang dikatakan Mbak Indah itu betul.

“Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Indah yang tadinya tutur katanya halus dan ramah berubah seperti itu.

“Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.

“Memang nggak boleh senyum. Abisnya Mbak Indah ini lucu,” kataku.

“Lucu kepalamu,” Mbak Indah sewot.

“Ya luculah. Kukira Mbak Indah ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.

“Ih, senyam-senyum mlulu. Senyummu itu senyum mesum tahu, kayak matamu itu juga mata mesum!” Mbak Indah makin naik, wajahnya sedikit memerah.

“Mbak cakep deh kalau marah-marah,” makin Mbak Indah marah, makin menjadi pula aku menggodanya.

“Denger ya, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu berani macem-macem sama adikku, aku bisa bunuh kamu!” kali ini Mbak Indah nampak benar-benar marah.

Akhirnya kusudahi juga menggodanya melihat Mbak Indah seperti itu, apalagi pengunjung mall yang lain kadang-kadang menoleh pada kami. Kuceritakan sedikit tentang hubunganku dengan Sarah selama ini, sampai pada acara ‘apel’ pada saat itu.

“Kalau soal pengin ngapa-ngapain, yah, itu sih awalnya memang ada. Tapi, sekarang udah lenyap. Sarah sepertinya bukan cewek yang tepat untuk diajak ngapa-ngapain, dia mah penginnya roman-romanan aja,” kataku mengakhiri penjelasanku.
“Kamu ini ngomongnya terlalu terus-terang ya?” Nada Mbak Indah sudah mulai normal kembali.

“Ya buat apa ngomong mbulet. Bagiku sih lebih baik begitu,” kataku lagi.

“Tapi .. kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Nggak berani terus-terang mandang langsung?”

Aku berpikir sejenak mencerna maksud pertanyaan Mbak Indah itu. Akhirnya aku mengerti, rupanya Mbak Indah tahu kalau aku diam-diam sering memperhatikan dia.

“Yah .. masak jalan sama adiknya, Mbak-nya mau diembat juga,” kataku sambil garuk-garuk kepala.

Setelah itu Sarah muncul dan dilanjutkan acara belanja di dept. store di mall itu. Selama menemani kakak beradik itu, aku mulai sering mendekati Mbak Indah jika kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Aku mulai lancar menggoda Mbak Indah.

Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Lumayan pegal-pegal kaki ini menemani dua cewek jalan-jalan dan belanja. Sebelum keluar dari mall Mbak Indah sempat memberiku sobekan kertas, tentu saja tanpa sepengetahuan Sarah.

“Baca di rumah,” bisiknya.

***

Aku lega melihat Mbak Indah datang ke counter bus PATAS AC seperti yang diberitahukannya lewat sobekan kertas. Kulirik arloji menunjukkan jam setengah 9, berarti Mbak Indah terlambat setengah jam.

“Sori terlambat. Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Indah langsung ngerocos sambil meletakkan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Sementara aku tak berkedip memandanginya. Mbak Indah nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang juga berwarna hitam. Tahu aku pandangi, Mbak Indah memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Hanya sekitar sepuluh menit kami menunggu, sebelum bus berangkat.

Dalam perjalanan di bus, aku tak tahan melihat Mbak Indah yang merem sambil bersandar. Tanganku pun mulai mengelu-elus tangannya. Mbak Indah membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.

“Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.

“Kan lain jurusan,” aku membela diri. “Adik-nya jurusan roman-romanan, Mbak-nya jurusan … “ Aku tidak melanjutkan kata-kataku, tangan Mbak Indah sudah lebih dulu memencet hidungku. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.

***

Yang disebut kamar kos oleh Mbak Indah ternyata sebuah faviliun. Faviliun yang ditinggali Mbak Indah kecil tapi nampak lux, didukung lingkungannya yang juga perumahan mewah.

“Kok bengong, ayo masuk,” Mbak Indah mencubit lenganku. “Peraturan di sini cuman satu, dilarang mengganggu tetangga. Jadi, cuek adalah cara paling baik.”

Aku langsung merebahkan tubuhku di karpet ruang depan, sementara setelah meletakkan hand-bag-nya di dekat kakiku, Mbak Indah langsung menuju kulkas yang sepertinya terus on.

“Nih, minum dulu, habis itu mandi,” kata Mbak Indah sambil menuangkan air dingin ke dalam gelas.

“Kan tadi udah mandi Mbak,” kataku.

“Ih, jorok. Males aku deket-deket orang jorok,” Mbak Indah tampak cemberut. “Kalau gitu, aku duluan mandi,” katanya sambil menyambar hand-bag dan menuju kamar. Aku lihat Mbak Indah tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Setelah itu dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi.

“Mbak,” Mbak Indah berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. “Aku mau mandi, tapi bareng ya?”

“Ih, maunya .. “ Mbak Indah menjawab sambil tersenyum. Melihat itu aku langsung bangkit dan berlari ke arah Mbak Indah. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Terdengar desahan Mbak Indah, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.

“Katanya mau mandi?” setelah berkata itu, lagi-lagi hidungku jadi sasaran, dipencet dan ditariknya sehingga terasa agak panas. Setelah itu diangkatnya kaosku, dilepaskannya sehingga aku bertelanjang dada. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku. Lumayan cekatan Mbak Indah melakukannya, sepertinya sudah terbiasa. Seterusnya aku sendiri yang melakukannya sampai aku sempurna telanjang bulat di depan Mbak Indah.

“Ih, nakal,” kata Mbak Indah sambil menyentil rudalku yang terayun-ayun akibat baru tegang separo.

“Sakit Mbak,” aku meringis.

“Biarin,” kata Mbak Indah yang diteruskan dengan melepas blouse-nya kemudian kaos hitamnya, sehingga bagian atasnya tinggal BH warna hitam yang masih dipakainya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Indah yang masih tertutup BH, dan Mbak Indah tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.

Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Langsung kuraih dan naikkan BH-nya, sehingga sepasang toket-nya yang besar itu terlepas.

“Ih, pelan-pelan. Kalau BH-ku rusak, emangnya kamu mau ganti,” lagi-lagi hidungku jadi sasaran. Tapi aku sudah tidak peduli. Sambil memeluknya mulutku langsung mengulum tokenya yang sebelah kanan.

Mbak Indah tidak berhenti mendesah sambil tangannya mengusap-usap rambutku. Aku makin bersemangat saja, mulutku makin rajin menggarap toketnya sebelah kanan dan kiri bergantian. Kukulum, kumainkan dengan lidah dan kadang kugigit kecil. Akibat seranganku yang makin intens itu Mbak Indah mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.

Beberapa menit kulakukan aksi yang sangat dinikmati Mbak Indah itu, sebelum akhirnya dia mendorong kepalaku agar terlepas dari toketnya. Mbak Indah kemudian melepas BH, kulot dan CD-nya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirnya nampak setengah terbuka sambil mendesi lirih dan matanya sudah mulai sayu, pertanda sudah horny berat.

Belum sempat mataku menikmati tubuhnya yang sudah telanjang bulat, tangan kananya sudah menggenggam rudalku. Kemudian Mbak Indah berjalan mundur masuk kamar mandi sementara rudalku ditariknya. Aku meringis menahan rasa sakit, sekaligus pengin tertawa melihat kelakuan Mbak Indah itu.

Mbak Indah langsung menutup pintu kamar mandi setelah kami sampai di dalam, yang diteruskan dengan menghidupkan shower. Diteruskannya dengan menarik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. Dan …

“mmmmhhhh …. “ bibirnya sudah menyerbu bibirku dan melumatnya. Kuimbangi dengan aksi serupa. Seterusnya, siraman air shower mengguyur kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap bagian belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa.

Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat persis siapa yang mulai. Aku duduk bersandar pada dinding kamar mandi, kali ku luruskan, sementar Mbak Indah duduk di atas pahaku, lututnya menyentuh lantai kamar mandi. Kemudian kurasakan Mbak Indah melepaskan bibirnya dari bibirku, pelahan menyusur ke bawah. Berhenti di leherku, lidahnya beraksi menjilati leherku, berpindah-pindah. Setelah itu, dilanjutkan ke bawah lagi, berhenti di dadaku. Sebelah kanan-kiri, tengah jadi sasaran lidah dan bibirnya. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar. Tangannya menggenggam rudalku, didorong sedikit ke samping dengan lembut, sementara lidahnya terus mempermainkan pusarku. Puas di situ, turun lagi, dan bijiku sekarang yang jadi sasaran. Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Aku sampai berkelojotan sambil mengerang-erang menikmati aksi Mbak Indah yang seperti itu.

Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sementara tangannya ganti menggenggam bagian batang. Kepala rudalku dikulumnya, dijilati, berpindah dan berputar-putar, sehingga tak satu bagianpun yang terlewat. Beberapa saat kemudian, kutekan kepala Mbak Indah ke bawah, sehingga bagian batanku pun masuk 2/3 ke mulutnya. Digerakkannya kepalanya naik turun pelahan-lahan, berkali-kali. Kadang-kadang aksinya berhenti sejenak di bagian kepala, dijilati lagi, kemudian diteruskan naik turun lagi. Pertahananku nyaris jebol, tapi aku belum mau terjadi saat itu. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, tapi Mbak Indah seperti melawan. Hal itu terjadi beberapa kali, sampai akhirnya aku berhasil mengangkat kepalanya dan melepas rudalku dari mulutnya.

Kuangkat kepala Mbak Indah, sementara matanya terpejam. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Indah yang masih memejamkan mata sambil mendesis itu ke lantai kamar mandi. Kutindih sambil mulutku melahap kedua toketnya, sementara tanganku meremasnya bergantian.

Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Kuturunkan lagi mulutku, berhenti di gundukan yang ditumbuhi bulu lebat, namun tercukur dan tertata rapi. Beberapa kali kugigit pelan bulu-bulu itu, sehingga pemiliknya menggelinjang ke kanan kiri. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan empuk itu. Kubuka lebar-lebar. Kudaratkan bibirku di bibir memeknya, kukecup pelan. Kujulurkan lidahku, kutusuk-tusukan pelan ke daging menonjol di antar belahan memek Mbak Indah. Pantat Mbak Indah mulai bergoyang-goyang pelahan, sementara tangannya menjambak atau lebih tepatnya meremas rambutku, karena jambakannya lembut dan tidak menyakitkan. Kumasukkan jari tengahku ku lubang memeknya, ku keluar masukkan dengan pelan. Desisan Mbak Indah makin panjang, dan sempat ku lirik matanya masih terpejam. Kupercepat gerakan jariku di dalam lubang memeknya, tapi tangannya langsung meraih tanganku yang sedang beraksi itu dan menahannya. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Indah meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.

Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Indah mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya. Mbak Indah membuka mata dan memberi isyarat padaku agar duduk bersandar di dinding kamar mandi. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Tangannya meraih rudalku, diarahkan dan dimasukkan ke dalam lubang memeknya.

“Oooooooooooohh ,” Mbak Indah melenguh panjang dan matanya kembali terpejam saat rudalku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Mbak Indah mulai bergerak naik-turun pelahan sambil sesekali pinggulnya membuat gerakan memutar. Aku tidak sabar menghadapi aksi Mbak Indah yang menurutku terlalu pelahan itu, mulai kusodok-sodokkan rudalku dari bawah dengan cukup cepat. Mbak Indah menghentikan gerakannya, tangannya menekan dadaku cukup kuat sambil kepala menggeleng, seperti melarangku melakukan aksi sodok itu. Hal itu terjadi beberapa kali, yang sebenarnya membuatku agak kecewa, sampai akhirnya Mbak Indah membuka matanya, tangannya mengusap kedua mataku seperti menyuruhkan memejamkan mata. Aku menurut dan memejamkan mataku.

Setelah beberapa saat aku memejamkan mata, aku mulai bisa memperhatikan dengan telingaku apa yang dari tadi tidak kuperhatikan, aku mulai bisa merasakan apa yang dari tadi tidak kurasakan. Desahan dan erangan Mbak Indah ternyata sangat teratur dan serasi dengan gerakan pantatnya,sehingga suara dari mulutnya, suara alat kelamin kami yang menyatu dan suara siraman air shower seperti sebuah harmoni yang begitu indah. Dalam keterpejaman mata itu, aku seperti melayang-layang dan sekelilingku terasa begitu indah, seperti nama wanita yang sedang menyatu denganku. Kenikmatan yang kurasakan pun terasa lain, bukan kenikmatan luar biasa yang menhentak-hentak, tapi kenikmatan yang sedikit-sedikit, seperti mengalir pelahan di seluruh syarafku, dan mengendap sampai ke ulu hatiku.

Beberapa menit kemudian gerakan Mbak Indah berhenti pas saat rudalku amblas seluruhnya. Ada sekitar 5 detik dia diam saja dalam posisi seperti itu. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku sambil melontarkan kepalanya ke belakang. Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan agar Mbak Indah tidak jatuh ke belakang. Setelah itu pantatnya membuat gerakan ke kanan-kiri dan terasa menekan-nekan rudal dan pantatku.

“Aaa .. aaaaaa … aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh,” desahan dan jeritan kecil Mbak Indah itu disertai kepala dan tubuhnya yang bergerak ke depan. Mbak Indah menjatuhkan diri padaku seperti menubruk, tangannya memeluk tubukku, sedang kepalanya bersandar di bahu kiriku. Ku balas memeluknya dan kubelai-belai Mbak Indah yang baru saja menikmati orgasmenya. Sebuah cara orgasme yang eksotik dan artistik.

Setelah puas meresapi kenikmatan yang baru diraihnya, Mbak Indah mengangkat kepala dan membuka matanya. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Belum sempat aku membalas ciumannya, Mbak Indah sudah bangkit dan bergeser ke samping. Segera kubimbing dia agar rebahan dan telentang di lantai kamar mandi. Mbak Indah mengikuti kemauanku sambil terus menatapku dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kemudian kuarahkan rudalku yang rasanya seperti empot-empotkan ke lubang memeknya, kumasukkan seluruhnya. Setelah amblas semuanya Mbak Indah memelekku sambil berbisik pelan.

“Jangan di dalam ya sayang, aku belum minum obat,” aku mengangguk pelan mengerti maksudnya. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan sambil kupejamkan mata. Aku ingin merasakan kembali kenikmatan yang sedikit-sedikit tapi meresap sampai ke ulu hati seperti sebelumnya. Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Akhirnya aku membuat gerakan seperti biasa, seperti yang biasa kulakukan pada tante Ani atau Nita. Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.

“Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Indah cukup cekatan. Didorongnya tubuhku sehingga rudalku terlepas dari memeknya. Rupanya dia tahu tidak mampu mengontrol diriku dan lupa pada pesannya. Seterusnya tangannya meraih rudalku sambil setengah bangun. Dikocok-kocoknya dengan gengaman yang cukup kuat, seterusnya aku bergeser ke depan sehingga rudalku tepat berada di atas perut Mbak Indah.

“Aaaaaaaah … aaaaaaahhh … crottt… crotttt ..,” beberapa kali spermaku muncrat membasahi dada dan perut Mbak Indah. Aku merebahku tubuhku yang terasa lemas di samping Mbak Indah, sambil memandanginya yang asyik mengusap meratakan spermaku di tubuhnya.

“Hampir lupa ya?” lagi-lagi hidungku jadi sasarannya waktu Mbak Indah mengucapkan kata-kata itu.

***
Selama di bus dalam perjalanan pulang aku memejamkan mata sambil mengingat-ingat pengalaman yang baru saja ku dapat dari Mbak Indah. Saat di kamar mandi, dan saat mengulangi sekali lagi di kamarnya. Seorang wanita dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan penuh perasaan.

“Kalau sekedar mengejar kepuasan nafsu, itu gampang. Tapi aku mau lebih. Aku mau kepuasan nafsuku selaras dengan kepuasan yang terasa di jiwaku.”

Kepuasan yang terasa di jiwa, itulah hal yang kudapat dari Mbak Indah dan hanya dari Mbak Indah, karena kelak setelah gonta-ganti pasangan, tetap saja belum pernah kudapatkan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari Mbak Indah. Kepuasan dan kenikmatan yang masih terasa dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun persetubuhan berakhir.

“Ingat ya, jangan pernah sekali-kali kamu lakukan sama Sarah. Kalau sampai kamu lakukan, aku tidak akan pernah memaafkan kamu!” Aku terbangun, rupanya dalam tidurku aku bermimpi Mbak Indah memperingatkanku tentang Sarah, adiknya. Dan bus pun sudah mulai masuk terminal.

Para Peronda Malam:

Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu seperti para tukang yang pernah aku ceritakan pada kisah terdahulu.

Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, arlojiku menunjukkan pukul 8 lebih. Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit sekali, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini. Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.

Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai kehilangan tenaga, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya. Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat 5 orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada 2 motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.

“Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.
“Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.
“Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.
“Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.
Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.

“Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.
Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan. Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.

Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”. Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus. Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku. Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu. Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.

Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.
“Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.
Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah. Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.

Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu. Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap mastk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil. Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.

Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya. Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kddua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam. Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.

Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip. Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam. Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam. Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya

Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku. Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.
“Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.

Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung. Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.
“Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.

Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.
“Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.
“Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.
“Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.
Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.
“Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.

Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu. Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya. Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa. Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat. “Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku. Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan. Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

“Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.
“Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.
Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus. Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku. Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.

Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.
“Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku
Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata
“Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.
Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu. Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku. Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya. Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.

Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan meneput pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya. Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku. Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas.

Sungguh pengalaman yang memuaskan, dan aku suka dengan seks liar seperti ini. Pada kesempatan lain akan kuceritakan pengalamanku ngeseks dengan pelatih mengemudiku, 2 orang pengamen, dosenku, satpam kampusku, tukang becak yang mangkal di kompleksku, Pak RT, karyawan di kampusku, dan lain sebagainya.

– E N D

Mamaku Hamil Anakku

$
0
0
hai namaku san2,umurku 17 tahun aku anak tunggal dari mama dan papaku.smua ini terjadi pada saat papaku di tugaskan keluar negri slama setahun.awalnya hubnungan ku dan mamaku hanya sbatas anak,tmn main dan curhat saja.hari demi hari kita lewati hidup berdua saja di rumah mama menjalankan aktivitasnya sbg IRT,merawat tubuh dan olahraga sedangkan aku sekolahsampai suatu ketika kedekatan kami semakin erat bgt entah kenpa aku merasa ada perbedaan dari sikp mama,mamaku slalu salting di dpanku dan aku jadi mulai ada perasaan cinta ke mama…
suatu hari aku sedang nonton tv di ruang keluarga kemudian aku mendengar suara percikan air dari arah kolam renang si samping balkon rumah kami..aku pnasaran ada siapa disana dan aku langsung menuju kolam ternyata yang kuliahat adalah mamaku yang sedang duduk di tepi kolam yg sedang memainkan air dengan kedua kaki nya..lalu mama berbalik dan melihatku berdiri di dpanm pintu dan memanggilku.
(MAMA:san2 lagi apa say di situ?” AKU:ngga ma,,san2cuma lewat dan ga sngaja liat mama di situ.” MAMA:sini atuh san tmnin mama.”). lalu aku langsung menghampiri mamaku dengan perasaan degdegan aku duduk di samping mamaku.sat aku menoleh ke arah mamaku aku langsung terkejut dengan pemandangan tubuh mamaku yg seksi dengan payudara besar memakai baju ketat dan CD transfaran.
disana pikiranku mulai omes ga karuan dan penisku serasa ingin keluar krna mlihat pmandangan yang bgitu indah di sampingklu.tak lama kemudian mama bersender di bahuku sambil tangannya memeluk erat tanganku hingga ku rasakan hangat dan empuk payudara maamaku itu..aku bertanaya ke mama.
(AKU:mama knp sdih gto?” MAMA:gpp sayang mama cuma lagi bingung ajjh dan kesepian bgt di rumah.”sambil menatapku dengan penuih harapan dan keinginan.”AKU:bingung dan kesepian knp ma? kan ada san2 di sini mama curhat ajj ma san2 ea.”sambil ku elus” kepala dan rambut mamaku.).
mama hanya terdiam saja sambil memeluk tnganku trus dgn eratnya..tak lama kemudian mama pergi beranjak dari tmpat dia duduk dan masuk ke dalam rumah.aku jadi penasaran banget dengan sikap mama aku jd khawatir akan mama yg sdih.akupun masuk ke dalam rumah dan nonton tv..mlm pun datang tpat jam 22.00 mamaku keluar dari kamar nya dengan memakai daster transfaran slutut ke sayangannya yg sangat tipis hingga terlihat bulatan payudara dan tonjolan puting yg kcil serta bulu” hitam yg jumbut di bagian vagina mamaku lalu dia mengahampiri aku,,saat itu aku degdegan dan mulai risih krna penisku berdiri.lalu mama duduk di sampingku sambil melilitkan tangan nya di leherku lalu mama menceritakan suatu hal yg sangat membuat aku sengang sekali..
(MAMA:san,mama sbnrnya kspian bgt slama ini,,mama ingin skali mndapat kasih sayang dan manja” dari seseorang dan ingin skali mmiliki anak lagi san,,papamu udh gag bsa puasin mama lagi skrg..jd san2 mau kan tolong mama?” AKU:tolong apa ma?” MAMA:tolong berikan mama benih mu ke dlm rahim mama ea sayang,mau kan? sambilo berbnisik KAMU SEKARANG SUAMI MAMA SAYANG.”AKU:tp aku tkt ma papa nnti nya.”MAMA:ga ko,lagian mama dan papa udah punya perjanjian jadi km bebas ngawinin mama sayang.).mendengar hal itu nafsu ku smakin bergejolak dan penisku sudah tegang sakit ga karuan ingin sekali memasuki liang kenikmatan mamaku.
stlah itu aku ga basa basi langsung aku seraet mama ke kamarnya lalu aku remas payudara mama dari belakang dan ku cium bibirnya yg manis trus mnrus.dengan pnuh nafsu aku balikan badan mamaku hingga menghadap ke wajahku lalu ku cium lagi bibir mama dan meremas payudaranya dngan kuat dan keras sampai mama menjerit kesakitan..”AKHH AWWWWWWH sAKIT SAYANG,,AKHAW pelan”aku tak perdulikan mamaku ku buka dasternya lalu ku dorong mama ke tempat tidur,,sungguh pmandangan indah di dpan mata ku ini..ku jilkati sluruh bagian tubuh mama dari bibir hingga ke lubang vagina nya..terdengar suara rintihan kcil dri mlut mama yg mrasakan knikmatan yg tiada tara darti ku”aKH AKHKHHH AHKHHH TRUS SAY NI|KMAT BGT JAMAh aKU sUAMIKU”aku berkata ke mama (AKU:ma,gantian dong jangan mau enak sndiri.”.MAMA:ea suamiku…”)
dengan sigap mama membuka bajuku dan celana dalam ku.sat dia buka CD ku mama terkejut mlihat penis ku yg besar panjang dan tegang,,tanpa aku perdulikan ku tarik kepala mama dan ku masukan penisku ke mulut mama dengan paksa..aku merintih “awhhh akhh mammmm enak bgt mamam ahkkh sdot trusd mam..”kataku.5 menit mamaku mengulum penisku lalu ku cabut penisku dai mulut mama dan ku dorong mamaku ke kasur lalu ku hujamkan penisku dngan paksa tanpa ampun ke dalam vagina mamaku ku genjot dngan cepat sampai” vagina mamaku berdarah sperti msh prawan…mama menjerit keras”aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh sakiiiiiiiiiiiiitt sayang,,,,,,,,,,,,sakittttttttttttttt bgtt awwwwwhhhh” aku tak peduli dngan jritan mama yg pnting aku mndapat kpuasan yg stimpal..15 mnit kmudian mama mulai mengejang dan orgasme..”awhhhhh nmamama kluarsss sayanggahh”satu jam berlalu aku trus mnggenjot mama dngaan berbagai gaya sampai mama lemas dan orgasme 5x terdengar suara rintihan mama dan aku yg smakin mengebugebu”ahhwhh amam mantap skali mamamah,,,ea sayang aahhhh mama kluar lagi yang…ahwgghhhhhhhhhhh ” kataku “ea mammmm aku ugga nieh mau kluar mamammmmmmm ahhhhwjjh mammmm akhhhhhhhh aku mledak mamammmmm…CROT CROTT CROOT CROTTT 10x spermaku tembakan dan kudiamkan penisku 1 mnit di dalam…kami lemas dan aku tidur di pelukan istri ku ini alias nyokap…”
smenjak hari itu kami slalu berhubungan layaknya suami istri yg syah…mau kpn pun dimanapun kita slalu berhubungan…5 bulan tlah berlalu hari dmi hari kami jalani sbg pasutri,,sampai suatu saat setelah pulang skolah..aku cari mamaku ke kamar ke ruang tamu tp ga ada..pas aku ke taman trnyata mamaku lagi duduk manis mamakai daster putih sambil ngemil makanan ringan dan buah”an..dan aku sadar di dlm dri mamaku ada perubahan yg mnignkat skali badannya jd brtmbah gmuk,pantat dan payudara bulat berisi,,sring pakai baju daster,gaun,dan pakaian longgar lainnya,serta bnyak ngmil..ku datangi mamaku yg ag santai mnikmati buah”an dan ku cium bibir mama ku sambil aku bertanya ke mama (AKU:ma,,skrg mama trlihat beda bgt ea mam.mama jd gmuk,bnyak ngmil uga lagi.kataku”)mama lalu tersenyum sambil melihat dan memegang tanganku kemudian menaruh nya di perut mama..(MAMA:suamiku sayang ga akn lama lagi km bakal jadi seorang ayah..” sambil di usapnya prut yg buncit nya itu”aku smpat terdiam ga percaya( AKU:bner istriku tercinta?” MAMA:ea suamiku sayang bneran.” AKU:sjak kpn dan udh brp bulan sayang? MAMA:udh 3 bulan sayang…hehehehe”smbil trsnyum”AKU:knp ga ngasih tau dri dlu sayang dan knp udh bsar gni? “MAMA:kan biar surfreis bwt km sayang,,,ea bsar lah kn bayio kita kmbar…”)
dlm hatiku pantas saja mama pkai daster trus smenjak 3 blan lalu dan ternya bayinya kembar..stelah aku mngetahui mama hamil kami sering mlakukan hubungan trus mnrus sampai ke 9 bulan ke hamilannya dan sampai papa pulangpun kita ttap melakukan hubungan sex dan aku ttap jd suami mama slamanya.dan papa ga kbratan kalo mama sring tdur dan main sex dgn ku krna papa udah impotensi sjak aku kls 2 sma..dan skrg aku lah suami mama yg syah dan kami pun memiliki 4 org anak dan hidup bahagia slamanya….

Cerita Dewasa : Membantu Anaku Onani (1)

$
0
0

Aku sedang tidur saat ini terjadi. Suara vacuum
cleaner membangunkanku. Saat kulihat jam,
ternyata masih tengah malam. Kupikir anakku
menumpahkan sesuatu dan membersihkannya
dengan vacuum cleaner. Saat aku bangun,
suara vacuum cleaner menghilang. Kuikat
rambutku, kupakai daster hingga menutupi cd
dan bhku. Meski susu dan pantatku kecil.
Usiaku tiga puluh lima. Sedangkan anakku
delapan belas tahun. Sebentar lagi lulus sma.
Dulu aku menikah sewaktu masih muda.
“Bima? Ngapain malam – malam nyalain
vacuum cleaner?”
“Mama?”
Bima terkejut. Dia duduk di sofa. Diantara
pahanya terdapat pipa plastik yang tersambung
ke vacuum cleaner. Belum kulihat semuanya,
bima sudah mengambil bantal sofa dan
menutupi pandanganku.
“Ma, bima, bima—“
“Oh tuhan!”
Aku menggelengkan kepala. aku hampir berlari
mendekati, lalu kusadari anakku sedang onani
memakai vacuum cleaner. Lalu meledaklah
kemarahanku.
“Kau apakan vacuum cleaner mama?”
“Bima hanya, bima hanya—“
Lalu aku berbalik dan menghadap dinding.
“Dasar nakal. Mama marah sama kamu.
Menjijikan. Pakai pakaianmu dan tidur sana.
Besok kita bicarakan ini!”
“Dengar dulu ma. Bima punya masalah di sini.”
“Kau benar kau memang bermasalah. Kita tak
memakai alat rumah tangga untuk onani. Kau
sudah pake bajumu?”
“Ma, bantu bima ma.”
“Kenapa? Bukankah kau sendiri yang bermain –
main sama vacuum cleaner.”
“Ma, ‘punya’ bima nyangkut di vacuum
cleaner.”
Aku tetap menatap dinding. Rupanya itu
masalahnya. Aku tak tahu mesti bilang apa.
“Udah setengah jam nyangkut ma. Bima perlu
bantuan.”
“Paksakan saja keluar.”
“Udah bima coba. Tapi susah. Panggil sama
ambulan ma.”
“Bima kan tahu, mama lagi gak punya uang.”
“Tapi ini sakit ma. Jika tak cepat ditangani,
bisa – bisa punya bima mesti dipotong. Tolong
ma.”
“Dasar anak nakal. Mama tak percaya kau
lakukan ini.”
“Kalau gitu tolong bantu bima ma.”
“Gimana mau bantu? Bima kan telanjang.”
“Bima tak peduli mama bakal lihat apa. Tolong
lakukan sesuatu.”
Kuhela nafas dan berbalik. Kulihat semua
dengan jelas. Bima sedang duduk telanjang di
sofa. Anakku tampan, juga rajin olahraga,
terutama basket. Aku sebenarnya bangga pada
anakku. Kuakui kadang aku kagum melihat
anakku. Tapi sekarang, melihatnya seperti ini
cukup memilukan.
Selang nya benar – benar menyedot
‘kepunyaan’ anakku. Testisnya terlihat jelas dan
besar. Jelas bima sudah tumbuh besar. Bulu
kelaminnya tak ada, mungkin dicukur semua.
Sedangkan bulu kelaminku tumbuh subur, tak
kucukur. Aku sebenarnya tak mau melihat
‘kepunyaan’ anakku tapi sekarang terpaksa
kulihat. Kududuk di samping anakku.
“Sekarang mama mesti ngapain?”
“Bima juga gak tau mah.”
“apakah gak apa – apa jika kucabut
selangnya?”
“Bima juga udah coba ma.”
“Coba lagi terus.”
“Coba aja sama mama.”
“Baiklah. Bilang kalau sakit.”
“Memang sudah sakit ma.”
Kupegang selangnya, kutekan perutnya. Kucoba
cabut perlahan. Aku gugup memikirkan betapa
dekatnya tanganku dengan ‘kepunyaan’ anakku.
Sungguh situasi yang canggung antara ibu dan
anak.
“Mama tarik sekarang.”
“Ya.”
“Go.”
Saat kutarik, bima meringis.
“Pelan – pelan ma.”
“Maaf. Kenapa ‘kepunyaanmu’ tak mengecil?”
“Mungkin selang ini seperti cincin yang
mencengkram kontol mah.”
“Jangan memakai kata itu di depan mama.”
“Sakit ma.”
“Baiklah. Kita butuh pelumas.”
“Gimana memakainya kan ‘milikku’ di selang.”
“Akan kita potong selangnya.”
“Begitukah?”
“Jangan mulai. Bima yang mulai memasukan
‘punya’ bima ke vacuum cleaner.”
Aku bangkit menuju dapur, kuambil pisau. Bima
terlihat takut saat melihatku membawa pisau.
Bima menegang saat kupegang selang dekat
pada ‘miliknya’. Kutekan pisau pada selangnya.
“Jangan bergerak.”
“Tunggu ma, jangan disana. Nanti ‘punya’ bima
terpotong setengahnya.”
Kutatap selangnya. Setengah? Rupanya anakku
tumbuh besar.
“Lalu, mesti mama potong di mana?”
“Di sini ma.”
Bima menunjukan tangannya kira – kira di
dekat ujung ‘miliknya.’ Aku ternganga, ‘miliknya’
lebih panjang dari duganku. Aku tak percaya,
tapi aku diam saja. Kumulai mengiris
selangnya. Saat hampir selesai kupotong, mulai
terlihat kepala ‘milik’ bima. Aku tercengang.
‘Milik’nya ternyata benar panjang dan
sepertinya tak senang berada di selang.
Seharusnya berada di ‘kepunyaan wanita’ yang
hangan, basah dan lembut. Oh tuhan, aku tak
percaya apa yang barusaja kupikirkan. Dia
anakku. Kugelengkan kepalaku sambil menghela
nafas.
“Um. Oke, lebih baik?”
“Belum. Keluarkan mah.”
“Tunggu mama ambil dulu lotion.”
Aku ke kamarku mencoba menenangnkan diri.
Aku tahu ini salah, tapi aku terangsang.
‘Kepunyaanku’ terasa gelid dan basah. Sudah
lama aku tak bersenggama, tapi pikiran tentang
‘milik’ anakku membuat nafsuku bangkit.
“Nah, ini.”
Aku berkata sambil duduk di sofa, kuberikan
sebotol pada bima.
“Tumpahkan di sana.”
Kubalik kepalaku saat dia menumpahkan lotion
sampai ke ujung selang. Tapi kulirik bima
dengan sudut mataku. ‘kepunyaanku’ terasa
gatal saat bima memasukan jarinya, mencoba
meratakan lotion di sekujur ‘miliknya’.
“Oh. Udah mentok ma.”
“Ehem. Mau mama tarik selangnya?”
Aku ingin bima jawab ya. Aku ingin menarik
selang itu dan melihat ‘miliknya’. Kuteriakkan
pada diriku sendiri betapa aku
menginginkannya, walau hanya melihat,
menatap. Tak lebih dari itu. Kubersumpah pada
diri sendiri.
“Ya. Tolong ma.”
“Baiklah.”
Kupegang selangnya dan kutarik pelan. Bima
meringis menahan sakit. Sepertinya tak
berhasil. Lalu kuputar sedikit berharap lotionnya
bakal merembes masuk. Kurasakan semakin
licin. Kucoba menariknya lagi. Mulai terlihat
batangnya yang keras, memerah dan dengan
tarikan terakhir, akhirnya terbebaslah ‘miliknya’
yang langsung bergerak – gerak. Bima terlihat
lega. Aku terpana menatap ‘milik’nya yang
panjang sempurna. Aku tak pernah melihat
sesuatu seindah ini.
“Makasih mah.”
“Hm..”
Aku menjauh, membawa potongan selang lalu
berdiri.
“Jauhkanlah selalu ‘milikmu’ dari vacuum
cleaner. selamat malam.”
Biasanya, aku bangun pagi, mandi,
membangunkan bima, membuat sarapan dan
pergi kerja melayani pengunjung restoran. Tapi
sekarang, setelah mandi, kuketuk kamar anakku
dan menyuruhnya bangung tanpa melihatnya.
Masih ada makanan semalam, hingga aku tak
perlu membuat sarapan.
“Tumben sekarang lebih pagi.”
Yuni, adikku, menyapaku. Kami seperti kembar,
hanya saja susu dan pantatnya lebih besar.
Juga lebih jalang. Sejak kecil kadang aku iri,
tapi aku tetap yang paling pintar.
“Tak sabar ingin kerja.”
Kupakai seragamku, aku tak memakai
kerudung. Kusiapkan bekalku untuk nanti siang.
Tak lupa buku catatan dan pulpen kusiapkan.
“Memangnya kenapa?”
Yuni bersandar ke meja sambil mengunyah
permen karet dan berseringai seolah dia tau
ada sesuatu dan kami tau aku akan
memberitahunya. Kuambil nafas dalam –
dalam, melihat sekitar agar tak ada yang
mendengar.
“Semalam kupergoki bima masturbasi.”
“Benarkah? Sudah waktunya. Ingat saat kita
kecil dan mama memergoki bobi sedang
mastrubasi? Itulah saat kita pertama kali
melihat kontol, benarkan? Mama berteriak,
sungguh lucu.”
“Memang lucu. Tapi tak lucu kalau dia
anakmu.”
“Ha… ha… ha… Jadi, apa yang kau lakukan?”
“Tunggu, aku tak sebegitunya. Bima tak hanya
masturbasi. Kalau itu saja sih aku mengerti.
Bukankah kubilang kamarnya selalu penuh tisu.
Tapi malam tadi kontolnya ada di selang
vacuum cleaner.”
“Apa barusan kau bilang kontol?”
“Ya. Karena panjang dan besar.”
“Benarkah? Kontol besar dan panjang susah
dicari.”
“Jangan kasar. Ini serius.”
“Kenapa kontolnya ada di selang.”
“Ia memakainya. Tapi itu masih wajar.”
“Ada yang tak wajar?”
“Ya, kontolnya mampet. Jadi kubantu dia
mengeluarkannya.”
“Oh tuhan. Kau pasti bercanda.”
“Tidak, kupotong selangnya dan kuluberi lotion
lalu ku putar dan kutarik hingga keluar.”
“Ah bohong.”
“Benar. Lalu setelah itu aku pergi begitu saja.
Sungguh memalukan.”
“Kenapa? Bukankah dia yang ketahuan tak
bercelana.”
“Aku ibunya. Kulihat kontolnya. Oh tuhan,
sungguh besar, panjang dan bahkan testisnya
juga besar. Dan saat lepas dari selang… “
“Oh tuhan, kau menyukainya. Lihat dirimu.
Wajahmu merah. Kau suka kontol bima.”
“Ew, tentu tidak. Dia anakku. Jangan kasar!”
“Kau sebenarnya terangsang. Aku tahu.
Membicarakannya saja membuatmu terganggu.
Lihatlah dirimu.”
“Yuni, hentikan.”
“Ayolah. Aku tahu. Kita dulu masturbasi
bersama.”
“Itu puluhan tahun lalu. Saat kita kecil.
Dewasalah sebentar.”
“Hehehe…”
Hari itu aku sibuk bekerja. Setelah kerja aku
malas pulang ke rumah. Rasanya malu bertemu
anakku. Tapi aku lega ternyata bima
mengurung diri di kamarnya saat aku pulang.
Meski begitu, kubuatkan sarapan dan kusuruh
bima makan.
“Bima, makan dulu nak.”
“Nanti aja mah, bima belum lapar.”
“Oke.”
Biasanya aku marah dan memaksanya makan,
tapi malam ini! Akhirnya aku santai sendirian.
Tapi, jam 8an bima keluar kamarnya. Aku
sedang duduk di sofa, gugup, tapi bima terlihat
seperti sedang sakit. Langkahnya gontai.
“Hey mah.”
“Iya sayang.”
“Bima makan dulu, mungkin langsung tidur, jadi
…”
“Oke,”
Kudengar bima makan di dapur. Lalu kembali
lagi ke kamarnya. Langkahnya seperti orang
yang bersalah. Sifat keibuanku pun muncul.
“Tunggu bima. Kamu sakit nak?”
“Tidak mah.”
Ia bohong. Aku tahu anakku bohong.
“Sayang, ada apa? Apa kau terluka karena tadi
malam?”
“Sedikit, tapi tak apa apa. Maafkan bima mah.
Bima takkan mengulanginya. Bima sambungkan
lagi selangnya dengan selotip mah.”
“Oh ya? Makasih sayang.”
“Ya. Met malam mah.”
“Met malam sayang.”
Apapun yang terjadi, kubiarkan bima sendirian.
Mungkin kontolnya memang sakit. Tentu tak
bisa kulihat dan kuperiksa. Aku pun ke
ranjangku. Senang akhirnya bima dan aku
bicara kembali. Sepertinya kami bakal
melupakan apa yang pernah terjadi. Atau,
begitulah yang kukira hingga bima
membangunkanku.
“Mah?”
“Huh?”
Kujawab. Lalu aku duduk dan melihat bima di
pintu kamarku. Kututupi dadaku dengan
selimut. Aku tak mau bima melihatku hanya
baju dan cd saja. Bima hanya memakai celana
pendek.
“Mah, kurasa bima perlu ke rs.”
Aku terkejut lalu bangkit duduk di ranjang.
Selimutnya jatuh tapi tak kupedulikan bahkan
jika putingku terlihat dari balik bajuku. Aku
sibuk menatap tubuh bima, menduga apa yang
terjadi. Bima membungkuk memegang pahanya.
“Duduklah bima. Ada apa? Jangan – jangan
vacum cleaner lagi?”
“Tidak, bukan itu.”
Bima pun duduk di sudut ranjang.
“Apakah k—‘milikmu’ sakit lagi akibat
semalam?”
“Kurasa ya. Rasanya ‘punyaku’ dan ‘bolanya’
sakit.”
“Maksudmu, kau juga memakusan ‘bolamu’ ke
vacuum cleaner?”
“Sudahlah mah, jangan ungkit vacuum cleaner
lagi. Bawa saja bima ke rs.”
“Sayang, mama lagi gak punya uang. Mama tak
bisa membawa bima ke UGD kalau tak darurat.
Ada apa? Bilang pada mama sayang!”
Tangannya sedang memegang bolanya. Dari
celananya bisa kulihat tonjolan panjang. Aku
tahu apa itu dan memekku terasa bergetar.
“Bima tak mau membicarakannya. Bawa saja
bima ke rs.”
“Kalau memang parah, akan mama bawa. Tapi
jika hanya butuh obat dari apotek sih buat apa
ke rs.”
“Baiklah. Sejujurnya, bima tak bisa keluar.
“Bima tak bisa … ejakulasi?”
“Ya.”
“Kenapa tidak?”
Aku tahu anakku sering mastrubasi. Di
kamarnya selalu berserakan tisu bekasnya.
Tapi aku selalu pura – pura tak tahu. Yang
jelas, anakku tak punya masalah ejakulasi.
Bahkan dulu sodaraku juga masturbasi saat
kami kecil. Jadi saat aku mulai tau anakku
mastrubasi, aku selalu mengetuk pintu saat
mau masuk kamarnya.
“Dengar. Bima terlalu sering masturbasi.
“Begitukah?”
“Bukannya bima tak normal. Hanya saja jika
bima tak masturbasi sehari saja, maka bola
bima terasa sakit. Makanya bima selalu
masturbasi pagi hari sebelum sekolah. Kadang
setelah sekolah juga kadang sebelum tidur.
“Tiga kali sehari? Mama tak menyangka
sesering itu.
“Mama pasti pikir bima aneh.”
Saat ini membawanya ke rs mungkin lebih baik
daripada melanjutkan obrolan ini.
“Tidak sayang. Mama rasa wajar bagi anak
seumuruan kamu.”
“Oke.”
“Tapi, gimana kalau tak ejakulasi, apakah
bolanya sangat sakit?”
Maksudku adalah, pake saja baby oil atau
lotion.
“Bima tak tahu. Keseringan masturbasi
membuat bima jadi susah ejakulasi. Makanya
bima pake vacuum cleaner. Bima denger itu
dari temen. Bima pikir bakal berguna.”
“Oh gitu. Sudah berapa lama bima susah untuk
… “
“Ejakulasi? Beberapa minggu.”
“Awalnya kenapa tuh? Apa karena cedera saat
olah raga atau—?”
“Tidak. Bima dioral mah.”
Aku tak tahu berapa lama aku terdiam.
“Apa?”
“Oh. Seorang cewek mengoralku saat pesta di
rumah temen.”
“Mama tak tahu kamu udah punya pacar.”
“Tidak mah. Aku bahkan tak kenal dia. Di pesta
dia tanya apakah ada yang punya kontol
panjang, sebab temannya punya film saat
ngoral kontol panjang dan dia tak mau kalah.
Jadi saat dia bilang, beberapa orang
mengangkat tangan dan saat para pria
membuka celana, aku yang menang.”
Aku terkejut melihatnya. Masih abg sudah
begitu? Bener – bener parah.
“Maaf mah.”
“Tidak apa – apa. Lagian bima juga udah besar
kok. Lalu kau apakan cewek itu?”
“Tidak di apa – apain mah, dia cuma mengoral
saja.”
Kutelan ludahku.
“Oke.”
“Maaf mah.”
“Tak apa – apa. Mama cuma ingin tahu kenapa
bima tak bisa … .”
“Ejakulasi? Bima udah tahu pasti karena oral
seks. Abisnya nikmat sih. Jadi bima terus
memikirkannya. Masturbasi pun jadi tak terasa
nikmat. Itulah kenapa bima mencoba vacuum
cleaner.”
“Apa bima tak pernah dioral sebelumnya?”
“Pernah sih mah, tapi hanya dijilat saja. Itu pun
cuma sebentar. Tapi yang kemarin, oralnya
sampai bima keluar.”
“Oh. Um, oke.”
“Tapi sekarang bola bima rasanya sakit.
Makanya bima ingin ke rs.”
“Bima pikir ‘milik’ bima bermasalah karena
vacuum, jadi bima gak bisa …”
“Ejakulasi?”
“Ya, itu.”
“Mungkin. Yang bima tahu sekarang bima tak
bisa keluar meskipun udah masturbasi.”
“Sayang, mama tak tau apa yang akan
dilakukan dokter. Mama pikir ini sih tak ada
obatnya. Jika ada juga mungkin mama tak bisa
membelinya.”
“Terus bima mesti ngapain ma?”
Bima menatapku. Menunggu jawaban, terlihat
kesakitan. Kurasakan sebuah dilema. Aku bisa
menyuruhnya tidur atau aku bisa membantunya
ejakulasi. Sisi keibuanku mengatakan betapa
salahnya pilihan yang kedua. Tapi sisi
kewanitaanku ingin melihat kontol anakku lagi,
memegangnya dan melihat pria seutuhnya.
“Gimana kalo…kalo mama bantu bima… ehm…?
Oke?”
“Apa mah?”
“Maksud mama, jika mama, mama lakukan itu.
Apa bima mengerti?”
“Bima gak ngerti ma.”
“Okay, um…”
Wajahku memerah hingga pipiku terasa sakit.
“Bima. Karena bima sakit, jika bima mau, mama
bisa, tau kan…”
Aku mendesah. Jika aku tak bisa
mengatakannya, aku takkan pernah
melakukannya.
“Mama akan mengusap kontolmu hingga
ejakulasi.”
Sekarang nampaknya bima yang tak bisa
berkata – kata. Bahkan rasa sakit hilang dari
wajahnya.
“Serius mah? Dan apa mama barusan bilang
kontol?”
“Mama hanya ingin membantu. Mama lihat
kamu kesakitan jadi mama ingin
menyembuhkanmu.”
“Bima tak percaya mama mau lakukan itu.
Bukankah, em… itu salah?”
“Tentu saja ini salah. Bahkan mama tak
senang. Tapi mama tak sanggup memabwamu
ku rs. Jadi mama cuma bisa ini. Kalau bima
gak mau, tidurkan saja. Tapi mama takkan
bawa bima ke rs.”
“Tapu, uh, masturbasi tak ada gunanya mah.”
“Mama yakin akan lebih baik jika mama yang
melakukanya. Mama juga pernah
melakukannya.”
“Mama tau caranya?”
“Ya. Sekarang, berdiri. Mama tak punya banyak
waktu.”
Aku gugup sekaligus terangsang. Ini salah, tapi
kuyakinkan diri bahwa ini agar anakku tak
kesakitan. Lebih daripada itu tidak. Tapi
tentunya sulit bertahan pada logika saat anakku
berdiri di sudut ranjang dengan celananya
dipelorotkan. Kontolnya yang panjang
menegang di udara diiringin bayangan panjang
di dinding. Batangnya masih merah akibat
semalam, tapi sungguh terlihat indah, keras dan
berurat. Memekku terasa basah ingin dimasuki
kontol yang sudah lama tak didapat. Melihat
kontol anakku beda lagi, apalagi memegangnya.
Tapi ngwee anakku, takkan pernah terjadi. Dan
sekarang, mengocok kontol anakku, hanya
terjadi sekarang dan takkan terulang kembali.
”Oke, baiklah, um, gimana biasanya bima
masturbasi, pake pelumas atau tidak?
Kucoba menenangkan diri saat benda besar ini
ada di hadapanku.
“Kebanyakan tanpa pelumas, sejak mama
selalu marah kalau kuambil lotion mama.”
“Oh, jadi kamu mengambilnya buat itu. Mulai
sekarang ambil saja semaumu.”
Kubawa botol lotion dan ku tumpahkan ke
tanganku.
“Bahkan ambil saja botol ini kalau udah selesai.
Siap?”
“Ya.”
Nafasnya memberat. Mungkin ia sama
gugupnya denganku.
“Baiklah, mama pegang kontolmu sekarang.”
“Oke.”
Kucengkram batangnya. Keras seperti besi. Tak
bisa kubayangkan seandainya batang sebesar
ini memperkosaku. Telapak tanganku
menyusuri batang kontolnya menyebarkan
lotion. Erangan bima menyadarkanku.
“Merasa baikan?”
“Ya.”
“Ini cuma sekali, sekarang saja.”
Kuingatkan bima dan diriku sendiri. Aku
menyukai memegang kontolnya. Tapi aku janji,
takkan mengulangi lagi.
“Uh huh”
Bima melihat tanganku memainkan batangnya.
Lotionnya mongering. Kuambil lagi botolnya dan
kukucurkan pada tanganku. Kusebarkan ke
ujung kontolnya lalu kututup tanganku.
“Mama rasa temanmu cemburu padamu.”
“Bisa jadi.”
Anakku menutup mata sambil menikmatinya.
Kutarik pangkal batangnya hingga anakku
keenakan.
“Ewe…”
“Mama tak suka bima berkata kasar.”
“Maaf ma.”
“Mmmhmm.”
“Sh…mama sungguh pintar.”
Kupercepat aksiku. Kucengkram kontolnya dari
atas hingga ke pangkalnya.
“Apa bima pikir mamamu punya kehidupan
seksual saat muda?”
Bima menunduk melihat tanganku.
“Kurasa bima takkan bisa menebaknya.”
“Lagian mama telah mengandungmu saat 19
tahun.”
Kuganti tanganku saat lenganku mulai lelah.
“Di sekolah tangan mama terkenal lho.”
“Bima rasa mama disukai banyak pria. Apa
mama ngewe banyak pria dulu?”
Kuremas kuat – kuat kontolnya karena
bertanya seperti itu.
“Tidak. Mama hanya tidur dengan ayahmu.
Sebelumnya mama hanya punya beberapa
pacar dan hanya melakukan dengan tangan.”
“Kalau mengoral?”
“Itu bukan urusanmu.”
Kutekuk kontol bima agar ia tahu aku tak suka
obrolannya. Ia mengerang lagi.
“Hanya penasaran. Tapi benar gak?”
“Benar apa?”
“Mengoral kontol.”
Kupelototi bima, kutekan helm kontolnya,
kumasukan jempolku.
“Yang sopan kalau ngomong..”
“Ayolah mah, mama kan meremas kontol bima.
Bima hanya ingin tahu buat khayalan.”
Aku malu mendengarnya. Ya. Kontolnya
diremas ibunya. Ini membuaku malu.
“Mama belajar mengoral saat mengadung
dirimu. Mama tak nyaman tidur dengan ayahmu
saat hamil, jadi mama gunakan mulut mama.”
“Apa mama menyukainya?”
“Sekarang bima bener – bener tak perlu tahu.”
Bima menyeringai.
“Berarti ya.”
Kocokanku kubuat mantap sedang memekku
makin basah melihat kontolnya. Meski dilumasi
lotion, aku ingin menjilat dan menghisapnya,
memenuhi mulutku, merasakan spermanya.
Berpikir aku takkan pernah mendapatkannya
sungguh membuat frustasi. Rasanya aku perlu
mencari pacar lagi. Aku menengadah,
menatapnya.
“Hampir keluar?”
“Tidak, belum.”
Aku sedikit terkejut. Dulu tanganku biasa
membuat ayahnya keluar hanya dalam waktu
yang cepat. Tapi sekarang tanganku malah
pegal kembali. Kuganti lagi tanganku.
“Bima pasti susah keluar ya. Oh anakku
sayang.”
“Rasanya sungguh nikmat.”
Aku mulai memainkan helmnya. Bima
mengerang kenikmatan. Pasti bentar lagi
ejakulasi. Dan lebih cepat dia keluar, lebih
cepat lagi kumainkan memekku. Semalam aku
tak melakukan apa – apa. Tapi malam ini
mama butuh masturbasi.
“Udah siap sayang?”
“Huh? Belum, belum ma.”
Kulirik anakku.
“Berapa lama biasanya bima masturbasi?”
“Entahlah, setengah jam atau sejam.”
“Oh tuhan…”
Kutatap lagi kontolnya. Aku hanya bisa
membayangkan ditumbuk benda ini di memekku
yang sempit. Aku harus menyuruhnya berhenti.
Apakah anakku menipuku?
“Mama tak melakukan kesalahan kan?”
“Tidak. Hanya memang lama keluarnya.”
“Oke, tapi mama udah ngantuk nih.”
Memekku juga sudah sangat terangsang.
“Gimana caranya agar cepat keluar?”
Ia menunduk melihatku untuk beberapa saat.
“Maukah mama, uh… membuka baju mama?”
Aku terkesiap. Aku terkejut dia mengatakan itu.
Awalnya aku mengandalkan keahlianku,
kukatakan pada diriku ini hanya agar anakku
tak kesakitan, tapi bahkan bisa membuatku
terangsang. Tapi saat mendengar kata – kata
anakku, kupikir dia telah melangkah terlalu
jauh. Kuhentikan kocokanku.
“BIMA, aku ini mamamu!”
“Maaf ma, kan mama yang minta. Tolong
jangan berhenti ma.”
Tangnnya memegang tanganku dan
membimbingnya kembali ke kontolnya. Cepat
tarik tanganku.
“Tidak, jangan meminta itu pada mama.”
“Santai saja. Bima pikir tak perlu dibesarkan.
Bima juga telanjang.”
“Tapi beda. Ada apa denganmu?”
“Bima kira jika liat mama telanjang, bima bisa
keluar lebih cepat, seperti rangsangan visual.
Ayolah ma, jangan berhenti. Bola bima makin
sakit nih.”
Anakku mengambil tanganku lagi dan
meletakannya di kontolnya. Lalu ia tekan
tanganku agar mengocoknya. Kasihan anakku.
Ia sungguh ingin ejakulasi. Idenya memang
masuk akal, tapi membiarkannya melihatku
telanjang sungguh membuat tak nyaman.
Sebagian karena memekku sudah basah dan
anakku pasti tahu dan sebagian karena aku tak
yakin aku bisa bertahan dan tak meminanya
meniduriku.
“Takan mama biarkan bima liat ‘kepunyaan’
mama”
“Kalau gitu, bolehkan bima lihat susu mama?”
“BIMA!”
“Apa? Bima tak berkata kasar.”
“Itu juga tetap tak boleh.”
“Tapi mama mengocok kontolku!”
“Mama hanya menolongmu agar tak kesakitan.”
Aku marah, kupelintir kontolnya dengan
tanganku, menyentakkanya. Tapi rupanya dia
tak merasa terganggu. Bima malah memohon.
“Tolonglah ma. Bima pasti cepat keluar.”
“Bima, susu mama kecil. Takkan terlalu
membantu.”
“Tapi bima suka ma. Bima suka melihat mama
dibaju tanpa bh hingga puting mama
kelihatang.”
“BIMA.”
Aku mencoba marah tapi ucapannya membuat
putingku makin keras. Aku tahu anakku
melihatnya dari balik bajuku.
“Jika mama tak ingin diperhatikan, pakai saja
bh.”
“Percuma. Ukuran bh mama A.”
“Jika mama tak pake bh, tentu orang – orang
memperhatikan. Apalagi aku.”
Kulihat kontolnya sesaat kukocokan tanganku.
Lotionnya makin mengering. Harus
kutambahkan lagi dan tanganku juga mulai
pegal. Kurasa biarlah anakku melihat susuku.
Mungkin aku juga menyukainya.
“Baiklah, mama buka baju mama. Tapi jangan
menyentuhnya.”
“Oke.”
Kulepaskan tanganku dari kontolnya. Kupegang
bagian bawah bajuku dan melepaskannya.
Anakku menjilat bibirnya. Putingku sudah
sangat keras hingga terasa sakit, sepertinya
mereka ingin perhatian. Aku sangat ingin
disentuh.
“Senang sekarang ?”
“Yah.”
Tangannya maju mendekati dadaku. Aku
mencoba mundur, tapi dalam sekejap
tangannya telah meraba susuku. Putingku
terselip diantara jempol dan telunjuknya.
“Bima. Mama bilang jangan menyentuhnya.”
“Ayolah ma. Bima pingin keluar.”
Anakku mengambil tanganku dan
mengembalikan ke kontolnya. Sementara jari –
jarinya mulai memutar putingku. Memekku
makin basah, tapi anakku tak boleh tahu.
“Kamu memang nakal.”
Aku marah, mencoba agar tak mengerang tapi
aku menggeliat. Aku mulai menggesekan
memekku ke ranjang. Kutahan agar tanganku
tak memegang memekku dan memainkannya.
Lalu kualihkan fokusku ke kontolnya. Kupegang
dengan dua tangan agar cepat keluar. Aku
seperti tertantang. Keluarlah sialan!
“Oh, mama bima sampai ma…”
Ya. Aku menang, bima makin meremas
pentilku. Sedangkan aku sibuk memperhatikan
kontol di depanku wajahku. Betapa ingin
kumasukan ke mulutku dan merasakannya, tapi
dia anakku, bahkan ini juga sudah terlalu jauh.
Lalu muncratlah.
Semburan pertama mengenai mataku. Aku
mengerlingkan mata dan kubuka mulutku.
Semburan berikutnya mengalir ke mulutku. Aku
menyukainya. Kutelan langsung sementara
semburan lainnya mengenai wajahku. Mataku
masih tertutup tapi kudengar anakku
mengerang merasakan ejakulasinya.
Spermanya muncrat ke dagu, leher dan dadaku.
Tangan anakku masih memegang putingku yang
mengeras. Saat semburannya berhenti, kubuka
mataku. Aku hanya bisa menjilat bibirku sambil
menatapnya, merasakan spermanya. Sudah
sangat lama aku tak merasakan sperma.
Bahkan aku lupa betapa aku sangat
menyukainya.
“Sudah baikan sekarang?”
“Ya. Maaf bima memuncratkannya di tubuh
mama.”
“Gak apa – apa sayang.“
Kuberi remasan terkakhir sebelum kontol
anakku kulepaskan. Memekku rasanya terbakar
dan kontol itu masih agak tegak. Pasti masih
nikmat rasanya.
“Udah gak sakit lagi kan?”
“Ya. Akhirnya. Bima gak bermaksud keluar di
mulum mama seperti tadi.
Anankku menunduk melihatku. Kuseka daguku.
“Mama mesti cuci muka. Tak pernah terpikirkan
mama bakal menelan sperma anak sendiri. Tapi
yang penting kau sudah sembuh.”
“Terimakasih atas semuanya ma. Mama
memang yang terbaik.”
“Ya, sama – sama. Sekarang tidurlah. Mama
sudah capek.”
“Oke mah, selamat malam.”
“Malam juga sayang.”
Begitu pintu kamar ditutup bima, langsung
kubuka cdku dan berbaring. Kumasukan jari ke
memekku dan aku mengerang pelan. Akhirnya.
Tangan lainnya kumainkan di susuku yang
lengket dan basah oleh sperma anakku. Kujilat
juga tanganku yang belepotan sperma.
“Oh… nikmat…”
Kuhisap jariku yang liat dan lengket oleh
sperma seolah itu adalah kontol anakku.
Tangan lainnya tetap bermain di memekku,
memainkan klitorisku juga. Kugigit jariku pelan
agar tak terlalu keras mengerang. Tak butuh
waktu lama, aku langsung orgasme hingga
membuatku lemas. Oh tuhan, aku sungguh
butuh seks, seks yang sebenenarnya. Anakku
telah membangunkan sisi liarku, dan tak
mungkin menidurkannya kemabli.
kurawa100 06:50 AM 19 September 2014 –
Semprot Holic
Daftar : Apr 2012
Posts : 339
Paginya aku merasa malu, bukan saja karena
apa yang telah kulakukan, tapi juga karena
telah menyentuh anakku sedemikian rupa, dan
yang terburuk, sangat menyukainya.
Seharusnya kubawa bima ke rs. Sekarang aku
bahkan malu menatapnya. Aku bereaksi seolah
kejadian semalam tak pernah terjadi. Kuketuk
kamar anakku.
“Bima. Kau sudah bangun nak?”
“Iya ma. Bima sudah bangun.”
“Baiklah, mama telat nih. Kamu mandi ya,
mama buat sarapan dulu.”
Aku hanya menggoreng telur dan menyiapkan
nasi untuk sarapan. Aku ingin cepat pergi agar
tak perlu melihat anakku. Saat aku berbalik,
bima telah ada di dapur. Aku terkejut.
“Oh, bima, mengejutkan mama saja. Mana
pakaianmu?”
Bima hanya memakai handuk. Jelas tercetak di
selangkangan kontol indahnya yang telah agak
mengeras. Kucoba mengalihkan pandangan
sebelum anakku menyadari apa yang kutatap.
“Mah, bima pingin bicara sebentar.”
Ia ingin bicara? Apakah ia ingin bilang betapa
malu dan jijiknya dia padaku hingga akhirnya
ingin pindah. Oh, apa yang telah kulakukan?
Aku ingin lari, dan aku akan lari. Tapi ada
lemari di kiriku dan ada meja makan di
kananku.
“Mama udah terlambat nih.”
“Ini hanya, pas tadi bima bangun, bima
masturbasi, tapi tak bisa keluar.”
“Um…oh.”
“Bima pikir, apa mama bisa membantu bima
lagi.”
Aku menelan ludah. Bukan ini yang kuharapkan.
Tentu saja aku tak bisa membantunya. Yang
kulakukan semalam saja sudah salah. Tak mau
aku mengulanginya. Harus kuhentikan sejak
awal.
“Sayang, yang mama lakukan semalam adalah
satu hal. Mama tak bisa mengulanginya lagi.”
“Tapi rasanya enak dan —“
“Dengar sayang, jika memang sakit, mama
bawa ke rs, tapi yang semalam takkan terjadi
lagi.”
“Tapi kan mama tak punya uang.
“Mama tahu, tapi kalau kau terus sakit, apa
boleh buat. Hanya saja, yang mama lakukan
tidaklah pantas. Ngerti kan?”
“Ya, tapi kan telah terjadi ma. Jika mama tak
mau, semalam tentu takkan terjadi. Kenapa
kita tak bisa mengulanginya?”
Anakku mulai merengek seperti saat dia masih
kecil.
“Maafkan mama sayang, mama tak nyaman
melakukannya. Sekarang, mama kerja dulu.”
Ia mundur, kukira akan pergi. Ternyata
mengambil kursi dari meja dan
mendudukannya.
“Duduk dulu sebentar ma.”
“Bima, mama telat nih.”
“Sebentar saja ma.”
Aku mengeluh tapi duduk juga. Aku tak ingin
ngobrol lagi dengan anakku. Tapi lalu kusadari
bukan ngobrol yang anakku inginkan. Dia buka
handuknya dan kontolnya yang panjang
memenuhi mataku.
“Bima, ngapain kamu?”
Aku melotot, menatap matanya tapi memekku
mulai berdenyut.
“Tolong bima mah, bima tak bisa fokus di
sekolah jika belum keluar. Coba mama pikir
nilai raport bima.”
“Bima, mama memang baik. Tapi jangan pikir
sekarang mama mau membantumu lagi.”
“Lima menit sajalah mah.”
Sambil berkata, bima mengambil tanganku dan
meletakannya di kontolnya. Ujung jariku
menyentuh kontol indahnya sesaat sebelum
kutarik tanganku.
“Tidak bima. Mama udah bilang. Sekali hanya
semalam saja. Mama tak punya waktu.”
Kucoba berdiri tapi bima menekan bahuku.
Kontolnya tepat didepan wajahku, hanya dua
sentimeter dari bibirku. Kutatap wajahnya
sambil menunjukan kemarahan.
“Bima, lepaskan tanganmu.”
“Lima menit saja mah. Bima janji.”
“Mama sudah telat.”
“Cuma lima menit mah. Tolonglah bima.”
Ia ambil lagi tanganku, mendaratkannnya di
kontolnya dan dicengkram tanganku. Bima
mengocok tangan kami. Kuambil nafas dalam –
dalam dan kusingkirkan tangannya. Kupaskan
peganganku pada batang itu sebisanya.
Sungguh tebal.
“Baiklah, ini yang terakhir.”
“Oke.”
Bima menunduk menatapku dan tersenyum.
Kupelototi dia agar tahu bahwa aku marah. Tapi
tuhan, betapa aku menyukai memegang
kontolnya yang semakin mengeras. Lalu
kontolnya tepat mengarah ke bibirku.
Kumundurkan kepalaku agar tak terlalu dekat.
Air liurku rasanya mengalir. Kuharap ada lotion
agar tak tergoda.
“Mau memakai lotion?”
“Gak perlu mah. Gini juga enak kok.”
“Oke. Tapi jangan keluar ke wajah mama.”
Sekarang kontolnya benar – benar keras dan
tanganku rasanya penuh saat kukocok batang
itu. Tanganku yang lain memainkan bolanya
karena semalam bolanya luput dari tanganku.
Bolanya memenuhi tanganku, kulitnya yang
kendor kuraba dan kuremas hingga bima
mengerang. Lalu tangannya meraba rambutku,
membelai pipiku. Terasa lebih lembut dibanding
sebelumnya. Bahkan aku tak ingat kapan
terakhir kali diciumnya.
“Mama sangat seksi.”
“Permisi.”
Kuangkat wajahku dan kutatap anakku, sedang
tanganku tetap bekerja.
“Seksi? Seperti, cantik?”
“Ya. Ingat gak saat bima kecil bima ingin mama
jadi pacar bima?”
Nafas anakku makin berat. Aku tersenyum.
“Ya. Bahkan kamu beri mama kartu ucapan
cinta.”
“Aku menyukai mama.”
“Bima, dulu kamu masih kecil. Semua anak
kecil menyukai mamanya.”
“Apakah mereka juga mencuri dan masturbasi
memakai cd mamanya?”
Kuhentikan kocokanku.
“Kau melakukan itu?”
“Jangan berhenti.”
Pegal. Kuganti tanganku.
“Kamu tak boleh begitu nak.”
“Aku suka baunya.”
“Yah, setidaknya sekarang kau tak
mengambilnya lagi.”
Tapi lalu kulirik anakku. Cd ku selalu hilang
saat dicuci. Beberapa hari kemudian ada lagi.
Aku tak pernah tahu mengapa.
“Kau sudah tak melakukan itu, iya kan?”
Anakku hanya menyeringai dan membelai pipiku
dengan jempolnya. Memikirkan betapa dia
mencuri cd ku dan memakainya untuk
masturbasi berarti dia tertarik padaku secara
seksua dan mungkin sekarang aku sedang
melakukan apa yang sering anakku khayalkan.
Tentu saja aku tahu cerita Oedipus complex,
tapi tak pernah kukira anakku akan tertarik
padaku dan aku sedikit marah dibuatnya. Ini tak
normal. Kupikir aku harus memarahinya atau
apalah. Tetapi, aku malah terus mengocok
kontolnya sambil mendengar erangannya.
“Gimana rasanya?”
“Enak mah.”
Tangannya turun dari pipiku. Dia bahkan tanpa
ragu memasukan tangannya ke dalam blusku.
“Tunggu sebentar nak.”
Aku menggeliat tapi lalu kurasakan jarinya di
pentilku, seperti semalam, tangannya
memegang susuku.
“Biarkan bima memainkannya mah, biar
membantu.”
Kuambil nafas saat anakku memainkan pentil
dan susuku. Aku ingin disentuh layaknya
wanita. Rasanya sudah sangat lama. Aku tak
ingin yang lain kecuali membuka pakaianku dan
membiarkan anakku menikmatinya, tapi aku
bersumpah pada diriku sendiri aku takkan
membiakan itu terjadi. Aku hanya bisa
mengkhayalknannya.
Sekarang sudah lima menit, tapi kuakui aku tak
ingin berhenti. Cd ku sudah basah tapi takkan
ada waktu memainkan klitorisku nanti. Yang
bisa kulakukan hanya menunggu malam tiba
sambil bekerja. Sialan, aku butuh seks. Dan
sekarang, anakku di sini bilang betapa seksinya
aku, apakah ia tertarik padaku? Dan aku,
kunikmati sensasi mengocok kontolnya. Aku
harus berhenti tapi tak bisa. Aku ingin
melihatnya keluar lagi. Ingin merasakannya, dan
lebih dari itu, aku ingin membuatnya bahaia,
membuatnya mencintaiku. Semua ibu pasti
begitu. Tentu kebanyakan ibu takkan berbagi
cinta dengan cara begini. Tidak. Aku harus jadi
ibu yang bertanggungjawab dan tak
berhubungan seksual dengan anakku. Aku
benar – benar harus pergi. Kuhentikan kocokan
dan kulepas tanganku.
“Oke sayang, bisa lanjutkan sendirian kan?”
Anakku menatapku.
“Kenapa? Mama berhenti?”
“Mama mesti kerja.”
“Ayolah mah, beberapa menit lagi. Bima
mohon.”
Ia keluarkan tangannya dari bajuku dan sekali
lagi memegang tanganku tapi kusingkirkan.
“Sayang, mama tak bisa. Mama mesti kerja.”
Tapi aku ingin tinggal dan mengocok
batangnya.
“Tapi bima ingin keluar.”
Anakku membelai rambutku. Jarinya mengelus
belakang kepalaku.
“Mama tak bisa menunggu. “
Kutatap wajahnya, mencoba tak melihat kontol
di depan wajahku.
“Tapi bima hampir sampe mah. Bima bisa
langsung keluar jika mama menghisapnya..”
Mataku melotot. Ya, aku pernah menghayal
menghisapnya sejak pertama kulihat, tapi saat
anakku mulai ingin berpartisipasi dalam
khalayan terlarangku, sudah terlalu jauh. Aku
marah padanya. Anak macam apa yang
mamanya begitu?
“Bima, aku mamau!”
“Bima tahu, tapi bima sangat terangsang.
Kontol bima sangat keras.”
“Jangan gunakan kata itu. Ngocok ini saja
sudah terlalu jauh. Mama tak bisa menghisap
kontolmu juga. Itu salah.”
“Ayolah mah, semenit saja.”
Lalu dengan tangannya dibelakang kepalaku, ia
rekatkan jari – jarinya, menahan kepalaku saat
kontolnya makin mendekat. Aku terkesiap saat
ujung kontolnya menyentuh bbibirku.
“Bima! Hentikan!”
Aku berkata sambil memundurkan kepalaku. Ia
dorong lagi kepalaku hingga aku terkejap.
Tangannya yang lain memegang kontolnya dan
mengarahkannya ke mulutku.
“Buka mulut mama. Ayolah, hisap ma.”
Anakku menampar wajahku dengan kontolnya,
tapi kugerakkan kepalaku mencoba menjauh,
saat kucoba mendorong tubuhnya dengan
tanganku, tenagaku kalah besar. Kontolnya
menekan bibirku hingga membukanya tapi
gigiku tetap menyatu.
“Hentikan!” aku berkata lewat gigiku, menatap
marah padanya. “Pergi!”
“Hisap semenit saja.” Kontolnya ditekan ke pipi
dan hidungku. “Lalu aku pergi.”
“Tidak!”
Aku marah, tapi setiap bernafas selalu tercium
wangi kontolnya, wangi seorang pria, oh tuhan,
aku tergoda membuka mulutku dan
membiarkannya masuk. Jika saja ia bukan
anakku, aku takkan melawan.
“Hentikan!”
“Buka mulut mama!”
Kontolnya ditekan – tekan ke seluruh wajahku.
Bibirku ditampar – tampar kontolnya.
“Buka!”
“Tidak. Akan mama gigit.!”
Kontolnya mulai ditekan ke gigiku. Mencoba
masuk.
“Bagus. Buka dan gigit ini.”
“Kan mama gigit.”
“Gigit mah, buka dan gigitlah.”
Tuhan tolong aku, kupikir dia tahu betapa aku
menginginkannya. Tapi aku takkan menyerah
tanpa perlawanan! Kubuka mulutku dan kutekan
helm kontolnya dengan gigikku. Dia tersentak
lalu mencoba menekan kontolnya ke mulutku.
Lalu kututup gigiku menjepit helmnya.
“Oh sial!”
Anakku mencabut kontolnya.
“Udah mama ingatkan. Akan mama hokum
kamu!”
Bima terlihat marah. Ia jamak rambutku dan
membetot kepalaku. Aku menyalak, mulutku
membuka. Ia langsung masukkan kontolnya dan
kututup mulutku hingga kontolnya tergigit. Tapi
lidahku tak seperti gigiku. Kuyakinkan diri
bahwa lidahku tak sengaja menyentuh lubang
kontolnya hingga dapat kurasakan cairan
pelumasnya. Bima tarik kembali kontolnya,
helmnya tergores gigiku.
“Ow, mah. Sakit.”
“Lain kali kau coba masukan kontolmu ke mulut
mama, kau akan kehilangannya.”
“Yeah?”
“Mmmhmmm, mama tak menggertak.”
“Buktikan mah, buka mulut mama.”
Aku tahu dia hanya ingin kontolnya kembali
masuk mulutku, dan aku hanya ingin kontolnya
kembali masuk. Rahangku membuka dan ia
melangkah maju. Mulutku mesti kulebarkan
sesuai ukurannya, tapi kututup gigiku saat
kontolnya menyetuh tenggorokanku. Kutekan
kontolnya agar ia tahu aku memilikinya.
“Oh tuhan… mama takan menggigitnya kan?”
“Jangan bersumpah”
Kuragukan ia mendengar ucapanku saat
kontolnya di mulutku, tap dia mengerang
karena gerakan lidahku di bawah batangnya.
Kuberikan kontolnya beberapa jilatan karena
mulutku penuh. Lalu kupegang batangnya
dengan tanganku agar bisa kukontrol. Kubuka
mulutku dan kukeluarkan kontolnya, kucium
helmnya agar ia tahu aku tak marah.
“Dasar kamu anak nakal.”
“Bima putus asa mah, bima sangat pingin
keluar.”
Kuangkat alisku, tapi haruskah kubiarkan
anakku menderita?
“Enampuluh detik. Lebih dari itu kamu urus
sendir. Dan hanya sekali ini saja. Mama takkan
mengulanginya. Dan jangan pernah lagi
mendorong kontolmu ke mulut mama. Setuju?”
“Setuju.”
Kubuka rahangku dan maju. Bibirku menyentuh
helmnya dan terus hingga batangnya.
Kurasakan rahangku mencoba beradaptasi.
Sepertinya akan kunikmati ini sampai sore hari.
Dan anaku ingin lebih, dia mulai menekannya
hingga tenggorokanku.
Aku membungkuk ke depan dan meluruskan
leherku. Lalu kubiarkan kontolnya melewati
tenggorokanku. Anakku mengerang keras
hingga kukira akan orgasme, tapi ternyata
tidak. Ini lebih dari yang kubayangkan. Aku
batuk dan kutarik kontolnya, tapi bima
memasukannya lagi.
Kuraih batangnya, mencoba menekan kontolnya
agar tak sampi tenggorokanku. Lalu kumulai
menjilati batangnya. Bima sudah tak sabar. Dia
pegang rambutku dan menekan kepalaku dalam
– dalam hingga kontolnya menekan
tenggorokanku lagu, membuatku muntah. Aku
tak pernah sejauh ini sebelumnya. Kucabut
kontolnya dan kembali muntah.
“Jangan menusukan dalam – dalam hingga
tenggorokan mama. Kontolmu terlalu panjang.
Tenggorokan mama bisa robek. Biarkan mama
yang melakukan.”
“Maaf mah.”
Tapi ia meraih kembali kepalaku dan
mendorongnya lagi hingga menyentuh
tenggorokanku. Hanya setengah kontolnya yang
masuk mulutku. Lidahku tetap menyapu
batangnya sementara tanganku memompa
batangnya yang tak masuk. Rahangku sakit.
Sebelumnya tak pernah kudapati kontol sebesar
ini dan tenggorokanku sakit sekali. Belum juga
semenit tapi aku sudah butuh istirahat.
Butuh lebih dari semenit agar anakku orgasme,
tapi sebagai ibu yang baik, aku tetap
menghisap kontolnya meskipun rahangku sakit.
Saat akhirnya anakku orgasme, aku tak bisa
menahannya di tenggorokanku. Kutarik tapi
kubiarkan kepala kontolnya tetap di mulutku.
Tetap saja, aku tak bisa menelan lebih cepat.
Saat kucabut kontolnya agar bisa bernafas,
kusadari spermanya juga mendarat di wajahku.
“Oh.”
Lantas kembali kumasukan kepala kontolnya
agar setiap tetesnya kunikmati. Kuteguk
sebisanya. Erangan bima makin melemah
seiring hisapanku pada kontolnya yang mulai
mengempis. Akhirnya kutarik mulutku.
“Sudah lebih baik?”
“Ya, mama ibu terbaik sedunia.”
“oh tuhan. Lihat jam. Mama sangat telat. Oh
tuhan, oh tuhan.”
Kuambil handuk dan kubersihkan wajah ku dari
sperma anakku. Blusku basah terkena
tetesannya, tapi tak ada waktu menggantinya.
Kuharap cepat kering. Kulempar handuk ke
tempat cucian dan berlari ke pintu depan. Bima
masih berdiri di dapur, kontolnya bergelayut di
antar pahanya.
“Bima! Sekolah!”
“Siap mah.”
Aku terlambat kerja. Atasanku tentu saja tak
senang. Kupakai celemek, kubersihkan ruangan
yang hampir kosong. Hingga akhirnya tak ada
yang bisa kulakukan. Adiku sedang berdidi
dekat meja.
“Maaf aku telat.”
“Tumben nih telat.”
“Iya nih yun.”
“Tadi bangun kesiangan.”
“Oh. Um…”
“Apa? Ada lipstik di gigi?”
“Oh tuhan”
“Huh?”
“Kau hisap kontol anakmu?”
“Apa? Tentu saja tidak!”
“Di rambutmu ada sperma.”
“Oh.”
“Toilet.”
Yuni mengikutiku ke toilet dan membuatku
melihat kaca. Rasa malu membuat bahuku
gontai. Ada banyak sperma di rambutku.
Bahkan ada juga di bahuku. Yuni diam tak
bicara. Ia hanya mengambil tisu dan
membersihkanku. Aku sepertinya meangis.
“Aku mengacau. Kuhisap kontolnya. Sungguh
memalukan.”
“Jangan sedih. Ini bukan pertama kali kau
incest.”
“Kau tak termasuk hitungan. Lagian dia
anakku.”
“Gimana caranya?”
“Dia memaksaku. Dia tekan kontolnya ke
mulutku. Bahkan kugigit tapi dia terus menekan
lebih dalam dan membuatku menghisapnya.”
“Benarkah? Kenapa tak gigit lebih keras?”
“Aku mencoba bertahan. Hanya saja sudah
sangat lama dan aku juga terangsang.”
Yuni memijat bahuku.
“Jadi kau menyukainya?”
“Tubuhku menyukainya, tapi pikiranku tidak.
Sekarang memekku basah, oh tuhan, aku hanya
ingin seks. Aku sangat ingin orgasme.”
Yuni merangkulku. Kupeluk dia dan dia
meremas rambutku. Lalu daguku diangkatnya
dan aku diciumnya.
Aku tertawa. Sudah lama kami tak berciuman.
Yuni selalu baik padaku, selalu ada saat aku
ingin menangis. Kukira ia hanya menghiburku,
tapi ternyata dia menciumku lagi, membuka
mulutnya hingga lidahnya mencari lidahku. Aku
mundur.
“Ngapain?”
“Kamu udah mengurus bima. Seseorang juga
harus mengurusmu.”
Dia menciumku lagi. Tangannya memegang
menuruni dadaku, menyusuri susuku yang kecil.
Kunikmati elusannya, dia lebih lembut dibanding
bima. Dia tau aku menyukainya. Lagian, kami
sering memuaskan satu sama lain, tapi sudah
lama sejak yang terakhir kali. Lalu kuhentikan
aksinya.
“Tunggu, kita tak lagi remaja.”
“Tentu, bahkan kita sering ngentot kontol. Sini,
duduk di sini. Biar kunikmati memekmu.”
“Kita mesti kerja.”
“Biar yang lain dulu. Gakkan lama kok.”
“Gimana kalau ada yang masuk?”
“Tenang saja, restoran masih sepi.”
Yuni memegang pahaku dan membantuku
duduk. Aku agak enggan melakukan ini, apalagi
di toilet. Tapi memekku sangat basah dan
ingin. Aku duduk dan bersandar ke cermin. Yuni
memasukan tangannya ke rok ku dan membuka
cd ku.
“Oh. Kau sangat basah.”
Aku mengangguk. Kugerakan pantatku karena
dinginnya meja. Yuni membuka pahaku lebar –
lebar. Memekku makin basah, klitorisku makin
besar dan bibirku mengering.
“Oh.”
“Kau baik baik saja?”
Yuni bertanya sambil memainkan klitorisku
denangan ujung jarinya.
“Sangat terangsang.”
Yuni memasukan jari tengahnya ke memekku
dan mataku mengedip. Aku sangat
menginginkannya.
“Oh tuhan, makasih.”
“Apa gunanya sodari?”
“Bukan untuk ini. Biasanya untuk menemani
belanja baju.”
“Not for this,” I mumbled. “We usually just shop
for clothes.”
“Kau boleh mengobralku.”
Lalu dia berlutut, mendekatkan mulutnya ke
memeku. Lidah hangatnya menyapu kulit luar
memekku, membuat tubuhku mengejang.
Kuremas rambutnya dan kuarahkan kepalanya
mendekati klitorisku. Yuni memasukan lidahnya
sementara jarinya memainkan klitorisku.
Kunikmati surga dunia. Sesaat, kumengerti
kenapa bima menekan kontolnya ke mulutku. Ia
butuh pelampiasan, seperti aku.
“Nikmatnya. Kenapa kita jarang melakukan ini
lagi?”
Yuni mencabut lidahnya dari mulutku.
“Kau yang bilang seorang ibu harus
bertanggungjawab. Dan menjilat memek
tidaklah benar, apalagi meme sodarimu.”
“Maaf, kadang aku bodoh.”
“Dan kukira kaulah yang pintar.”
Kutatap adiku dan kutekan kembali kepalanya
ke memekku. Lidahnya memainkan klitorisku
lalu dihisapnya. Kucoba agar tak mengerang,
tapi oh sungguh nikmat. Kupegang erat
kepalanya saat jarinya ikut keluar masuk di
memekku. Tak butuh waktu lama bagitu agar
keluar. Aku berteriak penuh kenikmatan
bersamaan dengan dibukanya pintu toilet oleh
wanita berumur yang juga ikut teriak. Yuni
menyeka dagunya.
“Mungkin saatnya kembali kerja.”
“Sudahkah kuberitahu kau sodari terbaik
sedunia?”
“Aku sudah tahu.”
Setelah memberitahu bosku apa yang terjadi di
toilet—‘adikku membantuku melepaskan
tampon’— aku bekerja dengan senang hati.
Penampilanku berubah setelah dilanda
orgasme. Ya, aku telah mengocok dan
menghisap kontol anakku, tapi itu insiden. Tak
ada alasan kenapa aku harus merasa aneh. Dan
semuanya atas kehendak anakku. Aku tak
salah. Aku hanya seorang ibu yang baik.
— Bersambung —

Bibie Julius at Dago Bandung (Part 2)

$
0
0
Bibie Julius Blog, Bibie Julius lagi santai dan memilih menu “Makanan apa yang enak yah” begitu kira-kira yang ada di benak Neng Nadia Ervina aka Bibie Julius Model cantik ini yang waktu itu berada di sekitar Dago Bandung. Simak fotonya di bawah ini.

Bercinta Dengan Gadis Imut SMA

$
0
0

Cerita dewasa hot – Bercinta Dengan Gadis Imut SMA – Peristiwa ini terjadi ketika David berumur 36 tahun. David adalah seorang ayah yang memiliki 3 orang anak, David bekerja di bidang medis, dan kini tinggal di Jakarta Selatan. Wajahnya lumayan tampan, sedangkan istri David berkulit hitam manis dengan tinggi tubuhnya sekitar 165 cm, rambut lurus dan halus. Kehidupan seks David selama ini sangat normal, bahkan David termasuk laki – laki yang memiliki selera berhubungan seks yang tinggi. Tidak hanya sekarang, bahkan sejak David berusia 17 tahun pada saat dirinya tumbuh dewasa.

Disuatu malam yang dingin, David sengaja menghabiskan waktu untuk bermesraan bersama istrinya, mereka berdua duduk bersama dengan posisi istri berada di pangkuan, David menyentuh rambutnya dan tangannya bergerak ke leher istrinya, istri melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celananya. Tangan kanan david kemudian bergerak turun dari leher ke arah pinggul, istrinya bergeser turun dari pangkuannya, menarik pahanya, otomatis dasternya terangkat. kamu tahu apa?, Ternyata istrinya tidak menggunakan CD.

Bahkan dengan istri, David harus mendapatkan kepuasan, tetapi sebagai laki – laki normal, David juga memiliki fantasi melakukan hubungan seks dengan wanita lain. David akan sangat bersemangat dengan seorang perempuan yang kurus, tinggi, ramping dan memiliki payudara yang tidak terlalu besar, Itulah gambaran perempuan yang menjadi idaman David. Menjelang Hari Valentine, David teringat kejadian 5 tahun yang lalu, dan David mencoba untuk menuangkan dalam sebuah tulisan:

Antara 1997 – 1998 aku diberi tugas belajar di Surabaya. Kota Surabaya sangat tidak asing bagiku karena di sanalah aku dilahirkan dan dibesarkan. Aku memutuskan untuk tinggal di asrama karena aku tidak ingin merepotkan kerabatku, toh juga hanya enam bulan?. Setelah sampai di asrama aku langsung berusaha menata pakaian – pakaianku ke almari dan buku – buku yang aku bawa terlihat masih sangat berantakan, sungguh aku memerlukan semangat pendorong untuk melakukan pekerjaan yang melelahkan ini. Akhirnya aku pun melakukan masturbasi. Dalam pikiranku, “Aku tidak bisa seperti ini terus.. aku memerlukan seseorang yang dapat memenuhi nafsu dan gairahku”.

Keesokan harinya aku berusaha mencari teman – teman lamaku yang dulu ada di kota ini, satu – persatu mereka aku telepon. Singkatnya, ternyata aku telah kehilangan kontak dengan mereka, nomor – nomor ponsel mereka sudah tidak aktif. Hanya ada satu yang masih aktif, dia adalah Hani, usianya lebih tua dariku, Hani sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Dulu kami pernah dekat, sering bersama saat belajar kelompok.

Hani keturunan chinese, cukup tinggi untuk seorang wanita, berkulit putih dan berdada rata. Awalnya kita berdua hanya melakukan telepon satu sama lain, berdiskusi, makan dan pergi bersama, sampai suatu hari ( pada pertengahan Februari ) dia menelponku sambil menangis tersedu – sedu dan dia mengatakan ingin bertemu denganku.

“Mas, bisa gak kita bertemu, aku ingin cerita”.
” Bisa, baiklah kita bertemu di tempat biasa”.
Dengan Lancer th 83’an aku pergi menemuinya, setelah bertemu Hani mengajakku pergi kerumahnya. “Ak tidak bisa melakukan ini, aku tidak ingin membuat suasana keruh bersama suamimu”, ucapku kepada Hani. “Tidak apa – apa, ayo pergi bersamaku”, ucap Hani. Dalam perjalanan kami berbicara macam – macam mulai ilmiah, politik, sampai hal – hal yang kotor.

“Mas, kapan kamu akan pergi ke Jakarta?” Dia bertanya ( jadwal aku untuk pulang ke rumah setiap bulan ).
“Minggu depan, emang knapa?” Tanyaku kembali.
“Tidak apa – apa sih, pengin nanya aja”.
‘Masak sih cuma pengin nanya saja, …. …. Pengin yang lain – lain kan, pengin nyoba?’, jawabku.
‘Hehehehe dasar ngeress aja yang ada dipikiran mas..

Setelah sampai ke tempat tujuan, di sebuah rumah yang tidak aku ketahui, Hani membuka pintu.
“Ini rumah siapa ????? Serambi kotor… penuh debu, kaya beberapa hari tidak disapu, kebangetan deh.’ Tanyaku heran.
Ini rumah orang tuaku, kemarin abis dikontrakin, seminggu sekali aku kesini dan membersihkannya”, jawabnya sambil masuk ke rumah gak terawat tersebut.

“Sebentar ya, aku mau masukin mobil dan segera kembali lagi…”
Dalam pikiranku, “Meskipun teras penuh debu kotor, namun rumah ini gak pengap… …. Cukup nyaman, furniturnya juga masih bagus,”.
Hani mempersilahkanku duduk, sementara dia menyaapu teras depan rumah tersebut.
“Anggap aja rumah sendiri mas, gak usah sungkan… .. Aku mau bersih – bersih bentar,’ katanya.

“Iya, ini rasanya udah kayak dirumah sendiri bersama istri sendiri,” kataku sedikit menggodanya.
“Terserah deh, eh aku mau mandi dulu?” ucap Hani. Otakku dipenuhi pikiran ngeres, ngebayangin lekukan payudara Hani yang terlihat jelas dibalik baju transparan yang dikenakannya sehingga putingya terlihat sedikit menyembul.

Ngomong – ngomong ada apa memintaku datang ke tempat ini? Apakah kamu punya masalah yang serius, masalah apa itu?” Aku bertanya lebih lanjut tanpa basa – basi, ia pindah tempat duduk kesebelahku “Masalah keluarga mas…”, Katanya.
“Apakah itu tentang seks?” Aku bercanda dengannya.
“Ah kamu tetep aja kaya dulu mas, sableng, dan tidak jauh dari yang gitu – gituan”… … Tapi ada benernya sih … .. Meskipun tidak secara langsung,” jawabnya.

Kemudian Hani bercerita panjang lebar, intinya adalah rasa tidak puas, sikap otoriter suaminya dan selalu disalahkan ketika ada ketidaksepakatan dengan pada suatu masalah.
“Aku bener – bener sudah capek, Mas Sony suamiku selalu berpihak sama ibunya, ketika aku mencoba menjawab persoalan dengan mertua, justru mertuaku mengomel habis – habisan”. Terisak ia mengakhiri kisahnya.
Ketika aku memegang tangannya, dia hanya terdiam, kemudian berkata lembut “Bolehkah aku bersandar di dada kamu mas?”. Aku mengangguk dan cepat – cepat meraih dan membelai lembut rambut sebahunya. Aku mencium keningnya dengan lembut, Hani mendongak dan berbisik pelan “Mas, aku membutuhkan dukungan, kasih sayang dan belaian mesra.”

Pada saat itu aku merasa hanyut dengan situasi yang diciptakannya, sehingga tanpa merasa canggung aku mencium matanya, kemudian hidungnya, Hani menngeliat sehingga bibir kami bertemu. Hani berdiri dan berkata pelan sambil memelukku, “pegang erat – erat, aku milikmu sekarang”.
Dengan lembut aku mencium bibirnya lagi. Kami berpelukan seperti sepasang kekasih yang baru bertemu setelah berpisah lama dengan segunung kerinduan. Setelah itu kami berdua kembali duduk.
Bercinta Dengan Gadis Imut SMA
Dengan posisi Hani duduk di pangkuan, aku terus menyentuh rambutnya dan bergerak tanganku di lehernya, Hani melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celanaku. Tangan kananku kemudian bergerak dari leher ke arah pinggul, Hani bergeser turun dari pangkuanku, menarik pahanya, otomatis dasternya terangkat. Kamu tahu apa?, Ternyata Hani tidak menggunakan CD.

“Aku sudah enggak tahan mas, … … … .. lakukan sekarang bisiknya. Segera aku menjilati merah muda mecky indah dengan sedikit rambut namun panjang – panjang, aku basahin dan sibakkan bulu – bulu halus dengan lidahku sambil sesekali menyentuh klitorisnya .
‘Ahhh, mas … … … … … …. … … … .. Aku ingin, kamu masukan sekarang ‘… … … … … … …. Tangannya berusaha membuka celanaku dan memegang penisku.
“Tapi aku gak nyaman di sini” Ucapku sambil memandangi ruang – ruang disekitar ruang tamu ini.
“Ya udah, yuk kita pindah ruangan di dalam”, katanya berdiri dan mengunci ruang tamu tempat kami melakukan pemanasan tadi.

“Siapa takut … …, Dia tersenyum dan berjalan sambil membuka daster tipisnya, aku mengikuti dari belakang, tubuhnya begitu indah … … .. halus seperti marmer.

Kami masuk ke sebuah kamar tidur berukuran 5 x 6 meter dan cukup mewah. Yang lebih istimewa adalah adanya cermin besar ( mungkin ukurannya 3 x 2, 5 meter ) di depan tempat tidur. Hani memelukku di depan cermin dan dengan cekatan membuka kemeja, celana dan CD ku. Begitu indah dan erotis, gerakan – gerakan yang kami lakukan terlihat pada cermin itu.

Segera penisku mencuat keras seolah-olah sukacita karena melihat kebebasan. Aku memenuhi semua haus akan hasrat ini, kami menggosok dan saling berciuman. Setelah beberapa saat menyentuh dan disentuh, tubuh Hani yang indah menggeliat di tempat tidur sedang menunggu untuk di eksekusi. Aku melanjutkan kegiatanku yang ditangguhkan sebelumnya, berharap bahwa dia akan Mengerti apa yang aku inginkan. Dia seperti mendengar apa yang sedang aku pikirkan, Hani pun segera berbalik dan memposisikan diri pada posisi 69 …. dia langsung mengulum penisku yang sedang menegang kencang, tanpa rasa ragu dan takut Hani berperang melawan penis ukuran diameter 2,5 sampai 3,5 cm dan panjang 15 – 18 cm.

Ahhh … Aku mendesah menikmati kuluman dan hisapan lembut bibir Hani… … … “Kamu benar – benar sangat pintar memuskan lelaki Han, aku memujinya, sementara dia masih tetap sibuk menghisap penisku.

Kemudian Hani membasahi meckynya sendiri dengan air liurnya, Hani terlihat sangat antusiasme.
Ohh, mas … … … … … … … .. ayo … … …. ia bangkit dan jongkok di atas miniatur monasku … ….
Dicapai dan diarahkan penisku ke lubang senggamanya, kemudian ia menggoyangnya naik dan turun dan menggigit dengan bibir meckynya. Aku memegang payudara mungil dan meremasnya dengan perlahan, kemudian setelah 3 menit, Hani ingin aku mendekap erat tubuhnya … Hani tampaknya telah mencapai orgasme ketika ia menunggangiku … … ..

Aku membalikkan tubuh dengan posisi penis masih tertanam. Hani membantu membuka lebar – lebar gerbang surgawinya dengan diangkat kedua pahanya ke atas. Aku mundur kemudian penisku ke depan, dengan irama kocokan 5X dalam dan 1X ringan akhirnya berhasil ditembus lebih maksimal, “Mas …. , Mmmmhhh, Lebih … … … …. Keras … …., Dia mengoceh gak karuan … … ….
“Ini sudah sampai aku berkata, ‘… .. Hani tertawa … .. sehingga otot – otot vaginanya berdenyut berpartisipasi ritme tertawanya … …. ,

Aku mendorong tubuh Hani ke ujung tempat tidur, dan menekan penisku semakin dalam. Hani berteriak histeris menikmati gaya permainanku, tangannya menarik – narik pinggulku seakan menikmati penisku yang sedang bergoyang mengganyang lubang kemaluannya … ….
Aku mau sampai Han… … …. dia tidak sempat mengatakan bahwa, aku jangan mengeluarkan sperma ke dalam rahimnya … … dan, AAaahhgghh … … aku kehilangan ingatanku, aku merasa melayang diatas awan untuk beberapa saat… … Hani juga tampaknya telah mencapai orgasme untuk kedua kalinya.

Kami bercanda dan mengobrol di tempat tidur setelah pertempuran melelahkan sebelumnya dapat diselesaikan dengan penuh gairah.
“Kamu sudah kebangetan deh Han?”.. “Maaf mas, aku tidak bisa menahan tertawa ketika kamu mengatakan aku sudah mau sampai”
“Hehehehe emangnya sudah sampai mana, sampai pasar?”, katanya. Udah ah, yok mandi bareng – bareng, katanya sambil menciumku manja.

Setelah peristiwa itu, kami semakin sering bertemu dan ML di tempat – tempat dimanapun asal memungkinkan, sampai aku menyelesaikan tugas belajar yang aku jalani.Bercinta Dengan Gadis Imut SMA

Kisah bahagia di hari minggu bersama kekasih part3

$
0
0

Besok siangnya Ani meneleponku untuk datang ke rumahnya (kini Ani tinggal bersama orang tuanya, orang tuanya beli sebuah rumah di perumahan yang cukup mewah), dia butuh teman katanya. Sesampainya aku disambut dengan pelukan hangat dan ciuman di bibirku.

“Temenin aku, ya Hunny. Nanti malam Papa Mama baru kembali”, katanya manja sambil mengelus-elus kemaluanku.
“Baik, Hunny”, jawabku sambil menjilati bibirnya dan meremas-remas dadanya dan mengelus putingnya perlahan, Ani memejamkan matanya.

Kami masuk ke rumah, rumah itu benar-benar sepi dan juga lingkungannya. Ani membuatkan minuman untukku, lalu aku keluar ke taman dibelakang rumah. Sejuk sekali ditempat ini, aku duduk diatas kursi tangan panjang, dibawah sebuah pohon. Ani datang dan menaruh minumannya di meja kecil, lalu dia duduk dipangkuanku. Hari itu Ani memakai tank-top dan rok mini, rupanya sayangku tak memakai branya. Sedang aku memakai celana pendek dan t-shirt.


Kupangku, sayangku ini.
“Ko kamu sendirian, emang pada pergi kemana?” tanyaku.
“Kondangan, sepupunya Mama anaknya ada kawinan”, jawabnya, sambil menangkupkan tanganku di dadanya.

Perlahan kuremas-remas dadanya dan kuelus-elus putingya dengan ibu jariku sambil kuperhatikan sekeliling yang sepi dan cukup aman, kuberanikan untuk menanggalkan tank-topnya.

Ani menyandarkan kepalanya di pundakku, sambil berbisik, “Hunny, ML yuk disini”, dengan nafas yang mulai berat.

Mulai kumainkan lidahku di dadanya yang sangat kusuka. Kubenarkan posisinya sehingga dadanya menghadap wajahku, kuciumi bibirnya sambil kumainkan lidahku.

“Kamu horny dari tadi ya, Hunny”, kataku padanya, Ani hanya tersenyum.

Kutusuk mulutnya dengan lidahku, kugosok-gosok langit-langit mulutnya perlahan dan kuadu lidahnya. Lalu turun ke lehernya, Ani memejamkan matanya menikmati rangsanganku. Turun ke dadanya perlahan kuciumi, melingkar-lingkar sekitar putingya, kemudian kujilat putingya yang mengeras perlahan, kiri kanan. Kujilati putingnya melingkar-lingkar, kugerakkan lidahku naik-turun, kiri-kanan. Ani mengacak-acak rambutku kemudian memeluk kepalaku erat sambil mendesah kenikmatan. Dadanya memerah karena sedotanku, kucupang kecil di kanan dan kiri. Kududukkan Ani, sambil membuka selangkannya. Ani duduk, kusingkap roknya, vaginanya sudah basah, rupanya sayangku memakai g-string. Kusibak CDnya sedikit, tampak klitorisnya basah pada vagina yang gundul, kugesek sedikit dengan ibu jariku, dan “Uh..” Ani mendesah. Kutanggalkan CDnya, tampak belahan merah yang basah.

Aku jongkok, kubuka selangkannya kujilati perlahan klitorisnya, Ani memegangi kepalaku dan mendesah keenakan “Oh.. Ya.. Uh.. Ya..”.

Aku menikmati vagina Ani, terutama cairan vaginanya, aku ketagihan. Memeknya yang kedutan kurasakan di lidahku, Ani menjepit kepalaku lalu menuntun tanganku untuk mengerjai dadanya. Kuremas-remas perlahan dadanya sambil menyedot-sedot klitorisnya perlahan, tangan Ani menjambak rambutku dan menekannya ke vaginanya.

Ani semakin keras meracau dan mendesah, “Terus Hunny.. Terus.. Ah.. Ah.. Uh.. Uh..”, Ani menggelinjang keenakan dan menekan kepalaku ke vaginanya.

Kujilati klitorisnya, kumainkan lidahku di sana bergerak melingkar-lingkar, naik-turun, dan sesekali kusedot lembut klitorisnya serta gigitan kecil yang membuatnya sesekali mendongakkan kepala dan badannya. Vaginanya sudah mudah banjir, karena rangsangan lidahku memeknya sudah kebajiran dan bibir vaginanya kedutan. Kutangkupkan mulutku menutupi vagianya, kusedot kuat-lemah bergantian sambil kujilatin klitorisnya dan kutusuk-tusuk lubang senggamanya, Ani makin keenakan.

Desahan-desahan yang terdengar dari mulutnya tiba-tiba, “Argh.. Argh.. Aku keluar, Hunny”.

Ani orgasme, kontan tengannya menekan kepalaku dan kakinya menjepit kepalaku. Kusedot kuat-kuat vaginanya. Setelah selesai, Ani melepaskan jepitannya dan tangannya, terkulai lemas. Tampak peluh keluar dari keningnya, aku duduk di sampingnya yang masih mengangkangkan selangkangannya. Kuciumi bibirnya, dan meremas-remas dadanya. Kulihat vaginanya masih basah olah cairan kewanitaannya bercampur dengan liurku.

“Sekarang giliran kamu”, katanya, sambil berdiri menanggalkan rok mininya.

Ani sudah bugil, perlahan melucuti pakaianku, hanya tinggal CD putihku dengan dedeku yang sudah ON. Ani menciumi bibirku, memainkan lidahnya sehingga beradu dengan lidahku. Turun keleherku, ke dadaku, putingku, akhirnya penisku. Dilepaskannya CD ku dan dilemparkannya dimeja. Ani menjilatinya, seperti lolipop. Dari kepalanya, batangnya dan bijinya. Nikmat sekali. Lanjutnya Ani jongkok di depanku dan mulai menjilati penisku, naik turun, jilatin kepalanya, batangnya dan zakarnya sambil tanganya mengelus-elus bolaku. Aku mendesah keenakan dan sesekali memejamkan mataku. Ani perlahan-lahan mengemut penisku, sesekali dimasukkannya seluruh batang dalam mulutnya.

“Argh..”, desahku kencang saat lidahnya memainkan kepala penisku yang besar sambil tanganku mengelus rambutnya yang hitam panjang. Terdengar suara sepongan Ani dipenisku, spluk.. Spluk.. Spluk.. Penisku yang gundul dilibasnya, demikian pula kedua bolaku. Sentuhan bibir, tangan dan lidahnya sungguh terasa di penisku yang gundul.

“Argh..” desahku lagi sambil mendongakkan kepalaku dan menyodokkan penisku di dalam mulut Ani, saat lidahnya menggosok kepala penisku sambil dia menyedotnya. Spluk.. Spluk.. Spluk terdengar kocokannya, Ani menikmatinya.
Kemudian, “Argh..” teriakku lagi sambil menekan kepala Ani di penisku hingga penisku mengeluarkan sperma, lima kali berkedut.
Ani mendesah, “Mmm..” lalu Ani menikmati mani yang keluar itu. Ani menunjukkan pejuku yang ada di mulutnya, kemudian dia telan.
“Mmm.. Enak..” katanya sambil menjilati penisku menikmati sisa pejuku, dan aku mengelus-elus kepalanya. Lalu penisku mengeras kembali merasakan rangsangan lidah Ani di penisku.
“Udah ON lagi nich, si ‘kecil’. Pengen ngebor ya”, katanya nakal.

Ani berdiri, dari selangkangannya tampak cairan vaginanya mengalir ke pahanya. Kusuruh dia berbaring dikursi, Ani berbaring dan mengangkangkan kedua kakinya. Vaginanya banjir, rupanya my Hunny horny banget. Kujilati cairan vaginanya dan sedikit menyedot klitorisnya. Terasa vaginanya kedutan. Kuberdirikan Ani, kugesek klitorisnya dengan kepala penisku, Ani memperhatikan dengan rangsangan nikmat divaginanya. Perlahan kusodokkan ke dalam pussy-nya yang udah soaking wet (banjir), sambil mengangkat salah satu kakinya dan Ani memelukku. Kepalaku dipeluknya, penisku pun mulai kusodokkan perlahan.

Ani mulai mendesah kenikmatan sambil memejamkan matanya. Bibirku pun bekerja, kuciumi lehernya dan sesekali kujilati, naik-turun ke dadanya juga, kanan-kiri kusedot-sedot putingnya. Ani semakin keenakan dengan nafasnya yang berat. Peluh mulai bercucuran seiring dengan sodokanku yang semakin kencang. Slep.. Bless.. Cplok.. Cplok.. Cplok irama persenggamaan kami ditambah aroma tubuh kami yang membuat libido semakin meninggi.

“Sh.. Sh.. Ah.. Ah.. Ah.. Oh.. Yeh..”, Ani semakin menggila, sesekali rambutku dijambaknya.

Vaginanya semakin basah dan berkedut-kedut seakan-akan memijat penisku, nikmat sekali. Sesekali udara bertiup, sedikit mendinginkan suasana yang panas. Aku duduk, Ani mengambil posisi jongkok dihadapanku, vaginanya melahap penisku yang berkepala besar. Ani memasukkan perlahan ke dalam pussy-nya, merasakan kenikmatan gesekan penis dan dinding vagina dengan memejamkan matanya. Ani berpegangan pada sandaran punggung kursi taman. Perlahan Ani menggerakkan pantatnya naik turun, deng kedua tanganku memegangi dan mengerjai boobsnya.

“Argh..”, desahku keenakan merasakan persenggamaan ini, dengan irama kocokan yang semakin cepat, suara gesekan dan benturan yang basah.
Ani makin liar mendesah “Argh.. Ah.. Sh..”, berkali-kali keluar dari mulutnya, dan dinding vaginanya terasa mulai menyedot penisku.
“Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar.. Aduh say.. Enak.. Say.. Sh.. Ah.. Aduh sayang.. Ah.. Enak say.., nikmat sekali.. Rasanya ingin keluar say, nikmatnya, terus.. Aduh saya nggak tahan ingin keluar..”, desah Ani yang merasakan g-spotnya tergesek dengan posisi dia di atas, kulihat Ani terkulai lemas memelukku dengan kondisi jongkok dan memeknya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan memeknya yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan erotis pada saat Ani akan orgasme.
“Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, udah mau orgasme!”, cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Ani.

Giliran aku menggenjot memeknya dengan dia masih jongkok didepanku. Demi melihat wajah cantik yang sayu itu, genjotanku dipercepat.

“Sayang, saya mau keluar nich..”.
“Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Ani juga mo keluar lagi.”

Dan akhirnya spermaku mendesir ke batang penisku dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Ani.

“Ough.. Saya sampai nih.. Ahh..”, croot, air maniku keluar dengan derasnya ke dalam memek Ani, Ani pun menikmatinya.

Ani terduduk dalam pangkuanku, kurasakan vaginanya berkedut seakan-akan memeras sisa pejuku. Kami berdua bugil di taman, di bawah pohon melakukan persenggamaan. Saat itu aku tak perduli walaupun ada bagian dari taman yang langsung ke jalan perumahan, walau tertutup oleh sederetan tanaman yang cukup rapat.

“Asik yaa ML di taman” kata Ani padaku.

Aku terdiam mengelus-elus punggungnya yang mulus. Selama 10 menit kami dalam posisi ini, lalu Ani duduk disampingku, menjilati penisku yang sedikit mengendur lalu membersihkannya dengan CD nya, setelah itu giliranku menjilati bibir vaginanya dan melapnya dengan CD-nya tadi. Aku minum, kukumpulkan pakaian kami lalu kami masuk ke rumah dalam kondisi bugil dan kugendong Ani di punggungku.

*****

Malamnya aku pulang, setelah menemani dan melayani Ani hari itu. Setelah aku menutup pintu gerbang, Ani masuk. Sesaat aku akan menghidupkan mesin motorku, seorang wanita tetangga seberang rumah (selang 1 rumah diseberang rumah Ani) memanggilku.

“Mas, sini sebentar” katanya.

Tanpa pikir panjang aku mendekatinya. Kulihat seorang wanita chinese muda, memang kebanyakan yang tinggal di kompleks itu warga keturunan, yang cukup sexy. Wanita itu memakai kaos ketat dan rok mini.

Wanita ini mendekatiku, “Kamu pacarnya Ani, ya?” tanyanya.
“Kamu tadi ML di taman sama Ani khan, aku lihat loh..”, ujarnya dengan senyum yang menggoda.

Kontan aku kaget, ternyata ada yang melihat persenggamaan kami.

“Nggak usah takut”, lanjutnya sambil memegang salah satu tanganku.
“Masuk ke dalam dulu yuk”, ujarnya sambil mencabut kunci kontak motorku.

Dengan pasrah aku mengikutinya. Dia langsung mengajakku duduk di ruang tengah. Rumahnya mirip punya Ani, tetapi penataan ruang yang berbeda. Sebelumnya dia memperkenalkan diri, namanya Sherly, single, 26 tahun. Didalam rumah aku dikenalkan dengan wanita lain, Helena adiknya, mulai kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta, Poppy adik keduanya, masih kelas 2 smp, dan Airin, orang sunda temannya yang tinggal bersama mereka. Aku dikenalkan sebagai pacarnya Ani tetangga mereka, saat mereka tahu itu, mereka tersenyum nakal padaku. Mbak Sherly, tapi aku disuruh memangilnya Ci Sherly, menggandengku ke dapur. Kubantu dia membuat minuman popcorn, walau aku masih bingung dan cemas, lalu dia membuka pembicaraan.

“Nggak usah takut, aku udah kenal Ani cukup baik dan dia sering main ke sini. Dan sering cerita masalah sex dengan kita-kita. Dia juga cerita tentang persenggamaannya dengan pacarnya, yang dia nggak bisa ngelupain untuk selamanya, dan ternyata itu kamu.” Gila ternyata dia cerita sama orang lain, batinku.

“Terus tadi waktu aku jalan-jalan nggak sengaja melihat kalian, aku horny dech. Pengen ngerasain punya kamu”, sambil Sherly mendekatiku dan mengelus-elus kemaluanku.
“Tenang, Ani ngga bakalan marah, kok. Kami berlima dengan Ani pernah pesta oral sex bersama setelah dia kamu perawanin.”

Aku hanya tersenyum. Lalu kami berlima menonton acara TV HBO yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama keempat wanita itu, terutama Sherly, rasanya dia nggak tenang dan gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku duduk di sampingnya. Tiba-tiba Sherly berbisik mengajakku ke kamarnya yang ada pas di belakangku duduk.

“Donnie temenin Sherly malam ini sayang, aku sudah lama sekali nggak dijamah sama laki-laki”, ujarnya sambil memelukku dan memohon.
“Yah sayang? Mau kan?”, katanya lagi.
“Ii.. Ya”, jawabku gugup.

Bersambung . . . .

Download Video Mirip Artis Chelsea Islan

$
0
0

chelsea islan tanpa busana, chelsea islan bugil di toilet,
foto bugil chelsea islan buka baju, foto chelsea
islan telanjang, link download video chelsea islan,
video chelsea islan bugil,chelsea islan
naked,chelsea islan nude, chelsea islan
bully,chelsea islan hot,chelsea islan
underwear,chelsea islan upskirt,chelsea islan
gangbang,chelsea islan scandal.
Link download Video Chelse Islan


Bibie Julius Bergaya dengan Kaos Sepakbola (Part 2)

$
0
0
Bibie Julius Blog, sebelumnya bisa anda lihat Bibie Julius Bergaya dengan Kaos Sepakbola Part 1, selanjutnya di bawah ini Bibie Julius cantik amat mengenakan Kaos Barcelona FC, benar benar fans Barcelona sejati.

Pemerkosaan Abg SMA

$
0
0

Cerita dewasa pemerkosaan. Zoey adalah seorang abg sma yang diperkosa teman sekolahnya nya sendiri. Dia tidak pernah mengalami seks, telah diletakkan, atau apa. Kegembiraan yang paling dia miliki adalah dari sesi masturbasi sendiri. Cerita sex pemerkosaan abg ini Jangan pernah memiliki dia punya saksi kegiatan itu, tapi ia bisa membayangkan seseorang mengawasinya. Cerita dewasa abg, Meletakkan di tempat tidur, dengan selimut memeluk erat-erat seperti tali konstriksi, antara kedua kakinya dan sekitar payudaranya. bra nya kupas pergi sebagai celana dalamnya mengepalkan erat daerahnya oleh vaginanya dan antara pahanya di pinggang, pantat bulat yang meliputi perusahaan-nya cerita dewasa pemerkosaan. Pertama, ia menggosok ruang di mana klitorisnya lingers, jari-jari mendorong dalam seperti pola wavey, tiga jari untuk tepatnya, tekan kuat di dalam dan terhadap dirinya melalui celana dalamnya. Cerita abg sma sutra terasa seperti itu bahkan tidak ada karena jenuh dengan jus centil-nya. Seringkali ia jari diri untuk beberapa saat, sebelum menarik jari-jarinya kembali ke mengendus. Baunya begitu memabukkan bahwa dia yang beberapa kali setiap kali dia menggosok. Ketika ia merasakan sync tepat cerita dewasa pemerkosaan, ia mendorong jari-jarinya lebih keras dan terhadap vagina cerita sex dewasa. Jarang dia mengeluarkan erangan, menekan tangisan untuk saat-saat terakhir ketika ia klimaks. Dalam benaknya, dia gambar itu terjadi – yang terikat erat, tak bisa bergerak karena ia pada dirinya, siapa dia, dia tidak tahu, tidak peduli. Ingin semuanya senang, tapi tidak mengatakan kepadanya apa yang dia ingin dia lakukan untuk dirinya karena ia cerita dewasa pemerkosaan memintanya untuk muntah nya. gag ini di mulutnya saat ia menggigit ke bawah keras di atasnya cerita dewasa pemerkosaan, matanya menutup patuh saat dia merasa dia merasa ke atas, tubuhnya hangat lembut dan empuk seperti ia mencium. Dia bahkan mendengar seorang gadis bicara di ruangan itu, mereka berdua ingin memiliki cara mereka dengannya.
cerita dewasa pemerkosaan

Pria itu berhasil mengekspos penisnya saat ia menggosok melawan vagina, gerah suara dia membuat melalui sumbat tersebut. Perasaan teredam menangis beresonansi melalui kain di mulutnya, ia merasa tubuhnya menegang di bawahnya. Tubuhnya begitu menyengat cerita dewasa pemerkosaan, mencakup seluruh tubuhnya saat ia writhes dan menggeliat di bawahnya. tubuh telanjang-nya dimasukkan ke dalam bola kecil, merasakan tangannya meraba-raba pantatnya, geser telapak sampai pusar dan punggungnya cerita dewasa pemerkosaan. Merasa semua, tubuhnya mendorong terhadap dia seperti kecil mendorong dan dorongan, dia tidak ingin melepaskan saat ia merasa pegangannya mengencangkan cara dia ingin dia. Mengangkat ke atas setelah menciumnya sepanjang lehernya, ia menetapkan dirinya di pangkuannya, kakinya rela split di pinggang saat ia mendorong kepalanya dalam dirinya cerita dewasa pemerkosaan. Dorongan pertama, mendorong bahwa pokes mengganggu di vagina erat-erat, mulai bergulat pergi dinding vagina. Mereka penjepit kembali ke posisi dari desakan pertama, sekali lagi dia merasa dia Pedoman tubuhnya terikat padanya, kepala tergelincir dalam sedikit lebih lanjut cerita dewasa pemerkosaan karena dinding dia memberikan ke objek baru dan asing dalam dirinya cerita dewasa pemerkosaan. Perjuangan saja ia memberinya adalah menggeliat kadang-kadang jauh dari dia di pangkuannya saat ia memantul kembali ke dia, mengunci pinggulnya ke tempat saat ia menyesuaikan dirinya cerita dewasa pemerkosaan. Napas dan merasa mengintensifkan saat ia membiarkan matanya menutup dekat cerita dewasa pemerkosaan, perasaan pendekatan gadis dari belakang sebagai tangannya menggerayangi payudara dan bibirnya tekan melawan lehernya saat dia camilan tepat di belakang, di mana menggigil bangkit tulang punggungnya cerita dewasa pemerkosaan. Pahanya menjepit pinggang ke orang itu saat ia merasa sensasi meringkuk, yang menggigit naik ke cuping telinganya sebagai sentuhan sedikit mengalihkan perhatian nya dari sumber utama kesenangan cerita dewasa pemerkosaan. Saat ia menyodorkan, gadis itu meremas payudara dan mendorong dia sendiri melawan dia, membuat ruang yang ketat dan diduduki. Ketika mereka berdua menekan melawan dia sebagai ketat yang mereka bisa, meremas tubuhnya hampir dapat menekan kegembiraan cerita dewasa pemerkosaan. Pemberitahuan Gadis itu tubuhnya menegang sebagai jari-jarinya berlama-lama di sekitar tempat menekan kepalanya dalam menuju Gspot nya. Jari-jari gadis tekan sepanjang tepi bibir vagina, pahanya mencoba menutup area di mana manusia dan gadis yang mendorong terhadap dirinya cerita dewasa pemerkosaan, tapi mereka terus kakinya terpisah, grinding pelengkap mereka ke dalam dirinya. Jari-jari lunak dan keras penis sulit untuk membedakan cerita dewasa pemerkosaan mereka saling menyentuh daerah sensitif di vaginanya. Dia mulai mengerang dan hampir menjerit melalui lelucon karena mereka masih memeluknya dan memaksa jalan mereka dengan dia.
Cerita dewasa pemerkosaan

Tubuhnya tidak bisa menahan sekarang, saat ia berkeringat dan menangis tak berdaya terhadap penyalahgunaan mereka ke vaginanya. Dia menyukainya, tapi tidak dapat mengontrol rasa lapar mereka atau langkah dengannya. Dia bernafas berat melalui gag cerita dewasa pemerkosaan, ambil dalam apa ia seperti yang bisa dia merasa her vagina bereaksi dengan semua itu, pertama ia menyemprotkan jus penuh semangat, kemudian mulai mengeluarkan keluar ke mereka cerita dewasa pemerkosaan. Ketika akhirnya dia rileks, dia merasa jus lebih, salah satu yang tidak sendiri menutupi tubuhnya. Kelelahan dan kelelahan mengusap mereka bertiga, tetapi mereka tidak pernah sekali dibelah-belah, menjaga diri mereka sebagai satu cerita dewasa pemerkosaan abg masih sma cantik dan seksi.

Kisah bahagia di hari minggu bersama kekasih part2

$
0
0

Kami mandi bersama dan saling membersihkan tubuh, tak henti-hentinya pula kucumbu Ani. Saat berbilas, sambil diguyur shower, kupeluk tubuhnya serta kugesek klitorisnya perlahan. Ani menikmatinya dan perlahan mendesah keenakan, Ani berpegangan di leherku bersandar di dadaku. Cairan hangat vaginanya bercampur dengan air shower yang agak dingin, dan tangan ku yang lain meremas-remas dadanya perlahan. Perlahan kumasukkan jari tengahku dan klitorisnya kukerjai dengan ibu jariku. Mulai kukocok memeknya dengan jariku perlahan. Tubuh Ani mengejang keenakan, pahanya menjepit tanganku, putingnya mengeras kembali. Terus kukocok vaginanya perlahan lalu ku masukkan jari manisku, membantu jari tengah mengocok. Dinding vagina Ani mulai berkedut kecang, kocokkan makin perlahan dan mantap klitorisnya tak ketinggalan oleh ibu jariku.

Desahan makin kencang terdengar disaingi suara shower, “Ah.. Uh.. Mm.. Mm.. Mm..”, desahnya sambil bersandar di dadaku penuh kenikmatan. Tubuh Ani mengejang kembali dan crot, cairan vaginanya muncrat membasahi jemariku, Ani kemudian menciumi bibirku.

“Enak say..”, katanya.


Kami keluar dari shower, mengeringkan diri.

“Jadi nggak dicukur?” tanyaku.
“Boleh” jawabnya sambil mencari pisau cukur.
“Ini cukurannya”, katanya.

Kusuruh Ani duduk di tutup closet beralaskan handuk.

“Kugundulin yaa.. vagina kamu”, kataku padanya sambil meratakan busa di vaginanya.
“Terserah kamu dech say”, jawabnya.

Selangkanganya yang indah, perlahan kucukur jembutnya dan Ani memperhatikanku. Dan selesailah pekerjaanku, lalu ku bersihkan dengan tisu basah dan kukeringkan vaginanya.

“Gimana, suka nggak say..?”, tanyaku.
“Suka, kayak masih anak-anak..”, jawabnya sambil tersenyum.
“Nah.. Sekarang bonus dariku”, kataku sambil menjilati bibir vaginanya dan klitorisnya.
“Don.. Uh.. Mm.. Mm.. Mm..”, desahnya memelas keenakan.

Kutatap Ani, wajahnya memelas dan penuh rangsangan kenikmatan, putingnya yang kecil kembali mengeras. Ani meremas-remas dadanya serta memencet-pencet nipples-nya sendiri. Terus ku-oral vaginanya. Aku menikmati vagina Ani, terutama cairan vagiannya aku ketagihan. Memeknya yang kedutan kurasakan dilidahku, Ani menjepit kepalaku lalu menuntun tanganku untuk mengerjai dadanya. Kuremas-remas perlahan dadanya sambil menyedot-sedot klitorisnya perlahan, tangan Ani menjambak rambutku dan menekannya ke vaginanya.

Ani semakin keras meracau dan mendesah, “Terus Don.. Terus.. Ah.. Ah.. Uh.. Uh..”

Vagina Ani makin banjir, beberapa saat kemudian, kakinya menjepit kepalaku dan sekarang makin kuat lalu vaginya berkedut kencang. Ani orgasme lagi, tubuhnya mengejang bersamaan dengan itu. Jepitan kakinya kemudian mengendur. Cairan vaginanya cukup banyak, kubersihkan dengan menjilatinya sedang Ani keenakan dan mengelus-elus kepalaku. Setelah cukup bersih ku berdiri, lalu Ani memjilati sisa cairannya dimulutku dan tanganku meremas-remas dadanya perlahan.

“Don, aku suka oralmu.. Lidahmu itu loh,” katanya menyanjungku.
“Trims ya say” ujarku sambil mengendongnya.
“Sarapan yuk”, ajak Ani sambil mengenakan lingerie putihnya, dia ga pake daleman, dan aku hanya pakai CDku aja.

Ani menggandengku ke dapur. Dapurnya bersih, bisa buat ML nih, batinku.

“Bikin sandwich aja yah”, katanya.

Ani segera menyiapkan lalu meraciknya. Ani hari itu bikin aku horny terus, melihatnya meracik makanan bikin aku ON. Penisku ngaceng lagi. Kudekati dia, ternyata ada timun yang dingin, keluar dari refrigerator, bisa dipakai nih pikirku. Langsung kusingkap lingerie yang dipakai Ani, dan toketnya kuremas-remas dan memeknya kukocok dengan tanganku perlahan lalu penisku kutempelkan di belahan pantatnya. Ani sesaat berhenti meracik sandwich yang setengah jadi, dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan di tepi meja dan membuka selangkangannya. Memeknya basah lagi, kutanggalkan lingerienya, dia bugil. Kuambil timun tadi, ga begitu besar sich dibandingin penisku, perlahan kumasukkan ke dalam memeknya lalu kukocok, perlahan lalu agak cepat.

Terdengar suara becek, dari vaginanya, Ani pun keenakan, “Oh.. Sh.. Sh.. Sh..”, terdengar berkali-kali dari mulutnya.
“Don.. Timunnya dingin.. Dingin.. Enak.. Sh.. Sh..”, terus Ani menahan kenikmatan ini.
Lalu, “Ah.. Don.. Mo.. Keluar.. Nih”, katanya sambil mendongakkan kepalanya, dan cairan vaginanya menetes keluar, beberapa tetesannya jatuh ke lantai, hingga tangan dan timunnya basah.
“Ani.. Timunnya dimasukin di sandwich yaa..” pintaku.
“Keduluan.. Deh”, jawabnya dengan senyum.

Kubersihkan vaginanya dengan kujilati. Timunnya langsung dipotong-potong dan sandwicHPun jadi.

“Kamu dapet ide dari mana, say?”, tanya Ani sambil duduk dipangkuanku.
“Pas liat timunnya nganggur aja”, jawabku sambil makan disuapi Ani, dan tanganku tak henti-hentinya meremas-remas dadanya.
“Suka ya sama toketku”, ujarnya melihat aksiku.
“Dari tadi malem gak berhenti, pegang, pas tidur juga dipegang”.

Kubalas dengan menyedot pentilnya kanan kiri.

“Aku minta dessert ya”, katanya sambil membuka pintu refrigerator.

Diambilnya segelas kecil yoghurt, lantas Ani melucuti CD ku, dan penisku yang ngaceng terus hari itu dielus-elus Ani. Lalu yoghurt itu di minumnya sedikit dan aku diciumnya, yoghurtnya dipindahkan ke dalam mulutku, sebagian lagi dituang di penisku. Dingin terasa dipenisku membuat agak mengendur. Lanjutnya Ani jongkok di depanku dan mulai menjilati penisku, naik turun, jilatin kepalanya, batangnya dan zakarnya sambil tanganya mengelus-elus bolaku. Aku mendesah keenakan dan sesekali memejamkan mataku. Ani perlahan-lahan mengemut penisku, sesekali dimasukkannya seluruh batang dalam mulutnya.

“Argh..”, desahku kencang saat lidahnya memainkan kepala penisku yang besar sambil tanganku mengelus rambutnya yang hitam panjang. Terdengar suara sepongan Ani dipenisku, spluk.. Spluk.. Spluk.. Penisku yang gundul dilibasnya, demikian pula kedua bolaku. Sentuhan bibir, tangan dan lidahnya sungguh terasa di penisku yang gundul.

“Argh..” desahku sambil mendongakkan kepalaku dan menyodokkan penisku di dalam mulut Ani, saat lidahnya menggosok kepala penisku sambil dia menyedotnya. Spluk.. Spluk.. Spluk terdengar kocokannya, Ani menikmatinya, seperti dapat mainan baru.

Kemudian sekali lagi, “Argh..”, teriakku sambil menekan kepala Ani dipenisku penisku mengeluarkan sperma, lima kali berkedut. Ani mendesah hingga getarannya terasa dipenisku lalu Ani menikmati vla yang keluar dari penisku itu. Ani menunjukkan pejuku yang ada dimulutnya, kemudian dia telan.

“Mmm.. Kaya putih telor..”, katanya sambil menjilati penisku menikmati sisa pejuku, dan aku mengelus-elus kepalanya. Lalu penisku mengeras kembali merasakan rangsangan lidah Ani di penisku.
“Lho.. Bangun lagi..”, Ani keheranan.
Ani berdiri lalu menuntun tanganku mengelus memeknya yang gundul diklitorisnya sambil berkata, “Mau dimasukin ke sini?”, tanyanya.

Kujawab dengan menggerakkan jari tengahku di klitorisnya, Ani memejamkan mata dan kedua tangannya ditaruh di pundakku. Aku berdiri dan menciumi bibirnya yang masih ada sisa pejuku, dan kumainkan lidah ku. Lalu Ani kubaringkan ditengah meja makan, kami naik di atasnya. Kubuka selangkangannya, Ani melihat pasrah, ku gesek klitorisnya dengan kepala penisku, Ani memejamkan mata dan mendesah, dan perlahan kumasukkan ke dalam memeknya yang masih agak sempit berwarna merah segar, slep.. Penisku disedot memeknya dan terdengar suara becek. Kusodok memeknya perlahan lalu lebih cepat, suara becek divaginannya dan benturan biji pelerku terdengar bersamaan. Ani menggenggam tanganku yang menahan badanku sambil mendesah liar keenakan.

“Sh.. Sh.. Ah.. Ah.. Ah.. Oh.. Yeah..” desahnya sesekali mendongakkan kepalanya saat penisku mentok di dalam memeknya, menyentuh mulut rahimnya.
“Terus.. Lebih.. Cepat..”, pintanya nggak sabar.

Sesaat kemudian, kuputar badannya Ai dengan penisku masih di dalam memeknya, kuajak dia doggy. Langsung kukocok memeknya, sambil tanganku meremas-remas toketnya yang udah mengeras pentilnya.

“Ergh.. Argh..”, desah Ani agak berat.
“Kocok.. Memekku.. Sampe.. Penis.. Kamu.. Patah.. Sh.. Sh..”, sesekali kupukul pantatnya kiri kanan.
“Argh.. Kamu.. Mulai.. Nakal.. Donnie.. Sh.. Sh..” Ani meracau.

Peluh mulai keluar dari pori-pori kulit kami, terus kusodok memeknya dan sambil kujambak rambutnya. Ani makin liar mendesah.

“Argh.. Ah.. Sh..”, berkali-kali keluar dari mulutnya, dan dinding vaginanya terasa mulai menyedot penisku. Kucabut penisku sebentar.
“Cepet masukin lagi..”, pintanya penuh nafsu.

Aku turun dan duduk terbalik dikursi makan. Ani tahu aku mengajaknya dikursi, dia menghampiri dan perlahan memasukkan penisku dilubang senggamanya. Ani mulai bergerak naik turun, kursinya pun ikut bergerak dibandingkan meja. Memek Ani makin banjir, suara becek makin terdengar, rambut Ani acak-acakan, akupun netek padanya dan kumengikuti irama goyangan pantatnya kugerakkan pantatku berlawanan, kusedot-sedot pentilnya sesekali kugigit kecil. Jika kugigit pentilnya, Ani makin gila menggoyangkan pantatnya. Peluh dan aroma tubuh kami bercampur dengan nafsu dan desahan makin membuat kami bersemangat. Slep.. Bless.. Cplok.. Cplok.. Cplok irama persetubuhan kami sungguh indah hingga saya ketagihan.

“Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar.. Kamu hampir keluar belum say.. Aduh say.. Enak.. Yang cepat say.. Sh.. Ah.. Aduh sayang.. Terus.. Ah.. Enak say.., nikmat sekali.. Rasanya ingin keluar say, nikmatnya, terus.. Yang cepat.. Aduh saya nggak tahan ingin keluar..”, Crett.. Cret.., kulihat Ani terkulai lemas dan memeknya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan memeknya yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yang erotis pada saat Ani akan orgasme.
“Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, udah mau orgasme!”, cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Ani.

Aku masih terus menggenjot memeknya. Wajah Ani terlihat pucat karena sudah keseringan orgasme. Melihat wajah cantik yang melemah itu, genjotanku dipercepat.
“Sayang, saya mau keluar nich..”.
“Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Ani juga mo keluar lagi.”

Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang zakar dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Ani.

“Ough.. Saya sampai nih.. Ah..”, Crot.. Crot.., air maniku keluar dengan derasnya ke dalam memek Ani, Ani pun menikmatinya.
“Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan sayang,” kata Ani sambil memeluk dan menciumi bibirku.

Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi sensasi yang membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama sama melepaskan air mani kami. Ani menyandar di tubuhku setelah itu. Kami beristirahat sebentar mengumpulkan kembali tenaga kami. Ternyata hari sudah mulai siang.

*****

Sore ini rencananya pembantunya kembali. Siang itu kami berdua menghabiskan waktu untuk ngobrol dalam keadaan bugil, saling oral dan orgasme bersama dalam posisi 69. Hari menjelang sore, kami berdua mandi bersama dan saling rangsang. Setelah mengeringkan diri, Ani kugendong menuju tempat tidur dan kubaringkan.

Selanjutnya kubuka selangkangannya dan kumulai oral di vaginanya, Ani mengelinjang keenakan dan menekan kepalaku ke vaginanya. Kujilati klitorisnya, kumainkan lidahku di sana bergerak melingkar-lingkar, naik-turun, dan sesekali kusedot lembut klitorisnya serta gigitan kecil yang membuatnya sesekali mendongakkan kepala dan badannya. Vaginanya sudah mudah banjir, karena rangsangan lidahku memeknya sudah kebajiran dan bibir vaginanya kedutan. Kutangkupkan mulutku menutupi vaginanya, kusedot kuat-lemah bergantian sambil kujilatin klitorisnya dan kutusuk-tusuk lubang senggamanya, Ani makin keenakan.

Desahan-desahan lirih yang terdengar dari mulutnya tiba-tiba berseru, “Argh.. Argh..”, Ani orgasme, kontan tengannya menekan kepalaku dan kakinya menjepit kepalaku.
Kusedot kuat-kuat vaginanya. Setelah selesai, Ani melepaskan jepitannya dan tangannya, terkulai lemas.
Kudekati dia, dan berbisik, “Aku masuk yang terakhir hari ini yaa..” sambil meremas-remas payudaranya.

Kemudian kujilati kupingnya, turun ke lehernya, bibirnya dengan tanganku memainkan toketnya kanan dan kiri, tak lupa putingnya. Ani pasrah dengan kedua tangannya memelukku. Lalu aku nenen, kuemut-sedot putingnya, tanganku memegangi penisku agar siap menusuk memeknya. Dan slep.. Perlahan penisku masuk ke vaginanya, Ani mendesah panjang “Aah..” dengan tempo lambat ke cepat kukocok memeknya dengan penisku sambil nenen Ani. Selain tangannya memelukku, kakinya menjepit pinggangku serta pantatnya bergerak berirama dengan pantatku.

“Ah.. Ah.. Ah.. Sh.. Sh.. Oh yeah.. Oh.. Harder..”, desah Ani, dan kukocok lebih keras memeknya dan suara becek makin terdengar seiring dengan suara benturan biji penisku. “Slep.. Slep.. Slep.. Cplok.. Cplok.. Cplok..” kami berdua mulai berkeringat. Dinding vagina Ani terasa sangat lembut, berkedut dan menyedot batang penisku kuat. Kami keenakan.
“Don.. Mo.. Sampe.. Lagi..”, desahnya di kupingku.
“Bareng.. Ya.. Hunny”, jawabku.

Kocokan kuperdalam, dan beberapa menit kemudian Ani mengejang, didni vaginanya berkedut kuat, dan cairan vaginanya membanjiri penisku mulai dari topi bajanya. Sesaat kemudian, “Aargh..” aku orgasme juga.. Kupeluk erat Ani. Aku memutar badanku sehingga Ani di atasku dan berbaring, penisku masih tertancap di dalam vaginanya.

Kami sangat menikmati hari itu, sorenya aku pulang setelah pembantunya kembali. Setiap ada kesempatan kami ML, baik indoor atau outdoor. Sejak itu kami selalu bersama seperti pengantin baru.

Bersambung . . . . .

Cerita Dewasa : Dubur Pembantuku

$
0
0

Halo, namaku budi. Sekarang aku berumur 23
tahun dan sedang menyelesaikan kuliahku. Yang
ingin kuceritakan disini adalah pengalaman luar
biasaku ketika masih smp kelas kelas satu
bersama pembantuku. Terus terang kalau dipikir-
pikir, pengalamanku itu bisa dibilang cukup
mustahil terjadi di dunia nyata, bahkan aku juga
mungkin akan sulit percaya seandainya ada orang
yang menceritakan cerita ini padaku. Dan
beginilah ceritanya….
Sore itu aku pulang ke rumah setelah bermain
bola dengan teman2ku di lapangan sekolah. Ini
udah sering kulakukan, apalagi sekolahku cukup
dekat dengan rumahku dan bisa ditempuh dengan
berjalan kaki selama 15 menit. Sesampainya di
rumah, aku langsung makan makanan yang sudah
disediakan ibuku. Setelah selesai makan, orang
tuaku memanggilku dan dari nada suaranya
kedengarannya cukup penting..
“Ada apa pa?”
“Duduk sini bentar, papa sama mama mau
ngomong dengan kamu.”
“bud, kamu kan sudah cukup besar sekarang dan
udah bisa mengurus diri sendiri sekarang.
Sebetulnya dulu mama kamu kerja kantoran
sebelum melahirkan kamu, dan begitu kamu lahir
mama berhenti dari pekerjaannya karena mau
ngurusin kamu.”
“Trus pa?” Jawabku asal..
“ya karena sekarang kamu udah smp, mama mau
bekerja kembali dan ternyata kantornya mau
menerimanya kembali”
“bagus dong ma, terus memangnya kenapa pa??”
“Ya kamu taukan papa pulangnya selalu malem,
trus kalo mama kamu dah kerja lagi, pulangnya
juga malem ntar. Jadi mungkin kami bakalan
jarang ada di rumah. Trus nanti papa nyewakan
pembantu buat ngurusin pekerjaan rumah. Tapi,
kamu gak keberatan kan??”
“Ooh gitu yah. Tapi hari sabtu minggu, papa sama
mama di rumah kan??”
“Iya kami di rumah, jadi gimana?? Kamu gak
keberatan kan bud??”
“Yaudah, budi gak keberatan kok.” Sebetulnya si
aku keberatan juga. Biasanya ada mama tapi gak
ada papa aja aku ngerasa kesepian juga di rumah.
Tapi, daridulu aku emang gak pernah bisa nolak
yang di suruh orang tuaku..
“nah gitu dong, ternyata si budi udah dewasa ya
pa??” kata mamaku..
“iya nih. Kamu tenang aja bud, papa bakal cariin
yang cakep biar kamu gak bosen” Kata papaku
sambil bercanda..
Akupun ikut ketawa, aku sama sekali gak
kebayang pembantu macam apa yang bakalan
kerja disini. Dan berkat dia, aku udah dapat hampir
semua pengalaman seks pria dewasa…
Besoknya aku pergi sekolah seperti biasa, dan
agak berharap juga kalo pembantu aku tu bener2
cakep. ( Sebelumnya kami gak pernah punya
pembantu. Hari itulah pertama kalinya ada orang
asing di rumah. Dan itu agak memebuatku
penasaran juga.)
Sepulang sekolah, aku gak ikut bermain bola
seperti biasa, aku kepingin cepat2 pulang ke
rumah, karena penasaran.
Sesampainya didepan rumah, aku jadi gugup
sendiri, dan mengetuk pintu dengan tak sabar.
Begitu pintu terbuka, sesuai dugaanklu pembantu
barukulah yanbg membukakan pintunya. Dan… aku
agak kecewa juga si, ternyata gak secakep yang
kubayangkan. Aku ngebayangkan, gimana yah kalo
punya pembantu kaya bunga citra lestari.(gak
mungkinlah, kalo cewek secakep itu, paling rendah
jadi barges om-om J).. Huehe, setelah mengusir
lamunanku, aku perhatikan kembali wajahnya,
ternyata lumayan manis juga, dan badannya juga
cukup bagus dan agak tinggi. Akupun
menyapanya, dan agak berbasa-basi sebentar
sambil berjalan ke dalam rumah..
Hari-hari pertama si gak ada yang aneh dengan
dia. Aku cukup sering memperhatikan dia. Apalagi
kalo lagi nyapu, ugh pantatnya yang bulat dan
menantang itu langsung membusung dengan
bangganya. Walaupun aku masih kelas satu smp,
aku udah sering menonton film bokep, jadi udah
punya perbandingan soal bodi cewek. Walaupun
bodinya kalah sama artis-artis bokep itu, tp cukup
membuatku terangsang dengan posisi-posisi tubuh
yang dia lakukan sewaktu lagi mengerjakan
tugasnya (emang dasar otak udah ngeres)..
Namun tetap aja, aku sama sekali gak berharap
untuk menyentuh tubuhnya waktu itu. Aku hanya
suka memperhatikan dia ketika dia lagi bekerja.
Kelihatannya dia juga dah menyadari tatapanku
ketika dia lagi bekerja, namun dia sepertinya gak
terlalu peduli. Lagian aku Cuma anak berumur 13
tahun. Namun tanpa kusadari sebetulnya dia
peduli, dan kayaknya dia juga menikmati ketika
aku melihatnya dengan nafsu begitu. Seolah-olah
dia sedang mengadakan pertunjukan untukku..
Setelah beberapa minggu masih tetap seperti
biasa. Namun dia mulai menunjukkan kelakuan
aslinya setelah itu. Dia mulai memakai pakaian
yang terbuka di rumah. Dan rok yang dipakainya
pun sangat pendek walau tidak ketat. Namun itu
justru membuat roknya gampang tersingkap dan
terlihatlah celana dalamnya. Pertama kali aku
melihatnya ketika dia sedang nonton tv di ruang
dapur (papaku membeli tv itu khusus untuk
pembantu biar dia gak bosen), dan kelihatnnya dia
gak berusaha menutupinya, walaupun jelas-jelas
aku berdiri di depan dia dan melihat celana
dalamnya. Aku bener terpaku saat itu, karena itu
pertama kalinya aku melihat tubuh wanita di balik
roknya secara langsung. Apalagi di rumah sendiri.
Wajahku terasa panas dan jantungku berdegup
kencang, dan sikapku sangat kikuk jadinya. Dan
entah kenapa dia cuek-cuek aja, malah posisinya
semakin menantang. Kakinya diangkat sebelah ke
kursi dan yang sebelah lagi dbuka lebar ke
samping. Dan semakin jelaslah terlihat pahanya
yang mulus dan terutama celana dalamnya. Cukup
lama juga aku mondar-mandir di depan dia. Namun
setelah itu aku kembali ke kamar karena aku takut
dia marah…
Sesampainya di kamar, aku masih terus keikiran
kejadian tadi. Akhirnya karena gak tahan lagi, aku
memutuskan untuk beronani di kamar mandi. Dan
ternyata di kamar mandi ada benda yang baru saja
aku lihat. Pakaian kotor pembantuku itu
tergantung di kamar mandi. Dengan tak sabaran
aku mulai mencari dan kutemukan juga celana
dalam kotor pembantuku itu. Dengan nafsu yang
tak tertahankan aku mulai mendekatkan celana
dalam itu ke wajahku. Kutempelkan di wajahku
dan kuhirup dalam-dalam aromanya. Seketika bau-
bau asing menyerang penciumanku. Kucium juga
bagian yang menutupi pantatnya. Wanginya benar-
benar memabukkan, ingin rasanya aku menjilati
anusnya setiap hari. Tangankupun mulai
mengocok-kocok penisku. Kujilati bagian yang
menutupi anusnya dengan nafsu. Waktu itu aku
benar-benar berharap ada kotoran yang menempel
di celana dalam itu. Maniku keluar lebih cepat dari
biasanya. Lalu akupun mulai menciumi bajunya.
Kuhirup aroma tubuhnya, ketiaknya dan bau
keringatnyapun mulai membiusku. Aku dah mulai
terobsesi sama dia. Padahal sebelumnya aku
hanya seneng memandanginya aja…
Setelah puas menghirup semua bau yang ada di
pakaian kotornya aku pun mulai mandi dan
membersihkan badanku.
Setelah selesai dan ketika hendak keluar, aku
kaget bukan kepalang. Ternyata pintu kamar
mandi gak kututup. Aku baru teringat, bahwa tadi
aku lupa menutup pintu dan langsung mengambil
pakaian kotor pembantuku itu. Dan kamar mandi
itu pintunya di ujung, jadi kalo lupa nutup pintu
dan gak ngeliat ke belakang, kita bisa gak sadar
kalo kita lupa nutup pintu. Dan yang lebih
membuat panik ternyata dari tadi pembantuku lagi
nyapu ruang tamu, dan pintu kamar mandi itu
memang menghadap ruang tamu. Aku baru sadar
kalo dari pertama tadi emang ada suara-suara
kayak orang lagi beres-beres gitu, tapi karena
kupikir pintunya dah kukunci aku nyantai-nyantai
aja. Dan dirumah memang gak ada orang selain
kami berdua. Artinya dia bisa ngeliat dengan jelas
kegiatan aku dari pertama tadi…
Aku pun jalan dengan gugup dan muka tertunduk.
Trus tiba-tiba dia ngomong sama aku…
“Udah siap mandinya dek??”
“Eh u..udah kak.” Jawabku dengan gugup..
“Kamu kaya cewek aja mandinya lama banget.
Tadi kaka nungguin juga di depan pintu, eh
rupanya masih lama mandinya..” katanya dengan
senyum penuh arti..
Damn!!!, artinya, dia tau aku ngapain aja di dalam.
Atau begitulah bayanganku. Akupun gak menjawab
apa-apa dan hanya berlari ke kamar. Aku sempet
kepikiran juga arti senyumannya itu. Apa dia
bermaksud mengatakan kalo dia gak keberatan
aku ngelakuin itu??? Atau dia punya maksud
lain???? Halah, pikiran anak smp mang belum
nyampe ke hal-hal yg seperti itu. Dan aku tetap
aja ketakutan dia bakal marah…
Sejak itu, aku sering bgt berlama-lama di kamar
mandi, menikmati pakaian kotor pembantuku. Aku
selalu masuk kamar mandi setelah dia mandi. Dan
pakaian kotornya masih anget, dan aromanya
masih kuat. Pernah aku dapet bajunya yang basah
sama keringat. Aah nikmat banget keringatnya
yang asin itu. Dan lagi-lagi aku ngerasa aneh,
kenapa dia gak nanya ke aku, kenapa aku selalu
masuk setelah dia mandi. Yah mungkin dia udah
tau gara-gara yang pertama kali itu, tp tetep aja
aku gak ngerti kenapa dia gak marah.
Kegiatan ngintip celana dalam dia pun masih aku
lakukan. Bahkan walaupun dia tau aku lg ngeliatin
cdnya, dia cuek-cuek aja. Belakangan aku tau dia
sengaja. Keliatannya dia emang suka mamerin
tubuhnya gitu. Aku tau hal ini karena setelah
beberapa bulan dia bekerja, aksi pamernya
semakin menggila. Dia keluar kamar hanya dengan
memakai celana dalam dan bra, dan mulai bekerja
seolah gak ada kejadian apa-apa. Waktu ngeliat
dia aku kaget setengah mati. Sampe-sampe aku
bengong gitu. Dia malah cuek-cuek aja, gak lupa
melempar senyum ke aku ketika berpapasan. Dan
hari itu aku ngikutin dia terus. Pokoknya, dia lagi
nyapu, lagi nonton, lagi beres-beres, aku pasti ikut.
Dia juga (lagi-lagi) cuek-cuek aja. Tp, tetep aku
gak berani mencoba menyentuh tubuhnya. Aku
takut dia marah, terus minta berhenti.
Paling asyik tu waktu dia lagi nyapu kamarku,
pantatnya yang nunggging di ruangan sempit itu,
semakin terlihat menantang karena cuma
dibungkus celana dalam. Apalagi kelihatannya
cdnya agak lembab gara-gara keringat. Waktu itu
aku lagi baca komik di kamar. Trus entah kenapa
dia lama banget ngeberes-beresin kamarku.
Padahal kamarnya kecil trus barang-barangnya
juga dikit. Trus waktu udah selesai, dia gak
langsung keluar kamar. Dia malah duduk di tempat
tidurku, katanya si dia mau istirahat sebentar. Tp
yang didudukinnya ternyata bantalku, dan lama
juga dia disitu. Begitu dia pergi, aku langsung
menciumi bantalku. Dan aroma pantatnya pun
tercium . Ingin rasanya didudukin pantatnya di
wajahku. Dan ternyata impianku itu kejadian
esoknya…
Waktu itu kami lagi nonton tv di dapur. Seperti
biasanya dia hanya mengenakan cd dan bra.
Karena hari itu di sekolah ada pelajaran olahraga,
badanku udah kecapean, dan kepingin istirahat.
Tapi aku gak mau melewatkan saat-saat bersama
dia. Jadi, karena dia liat aku terus-terusan nguap,
dia nawarin untuk tiduran di pangkuan dia. Tanpa
basa-basi langsung kuterima tawarannya.
Pahanya terasa hangat dan mulus di pipiku. ‘adik’
kecilku langsung bangun gara-gara itu. Akupun
langsung pura-pura tertidur dan membalikkan
badanku. Sehinggga sekarang aku tiduran
mengahadap ke perutnya dia. Baru kali ini aku
bisa ngeliat celana dalamnya dalam jarak sedekat
ini. Aku bener-bener udah horny. Dan, pelan-pelan
bibirku mulai mencoba menyentuh pahanya.
Sentuhan pertama berhasil membuatku melayang.
Pahanya teras hangat dan harum…
Kejutan yang kudapat gak berhenti sampai di situ.
Ketika itu tiba2 hpnya yang di letakkan di meja
sebelah sofa tempat kami duduk berbunyi. Dan dia
pun pelan-pelan menggeser kepalaku dan
meletakannya di sofa. Karena aku sedang pura-
pura tidur, aku gak tau apa yang sedang terjadi.
Dan ketika kubuka mata, ternyata dia lagi berlutut
menyamping sambil mengotak-atik hpnya, dan
kepalaku berada di tengah-tengah kedua lutunya.
Dan entah kenapa, kulihat dia menurunkan
pantatnya secara perlahan sampai akhirnya
menyentuh wajahku. Dia menduduki wajahku. Aku
gak percaya apa yang kualamin ini. Dan aku juga
bisa ngerasain, kalo dia pelan-pelan menggerak-
gerakkan pantatnya maju-mundur. Aaah,, aku
bener-bener serasa di surga. Kuhirup dalam-dalam
aroma pantatnya…
Setelah beberapa saat, tiba-tiba aku merasa ada
yang menusuk-tusuk kepalaku. Ternyata itu
jarinya. Dia sedang bermasturbasi rupanya. Aku
menjadi semakin terangsang mendengar
desahannya. Walaupun dia berusaha menahan
suaranya. Pantatnya semakin bergerak tak
terkendali di wajahku, kadang malah sampai
membuatku gak bisa bernafas. Lalu tiba-tiba
tekanan pantatnya di wajahku semakin kuat, dan
tubuhnya mengejang, dan dia mengeluarkan
desahan kecil tertahan. Sepertinya dia udah
‘keluar’. Aah benar-benar saat-saat yang indah,
walaupun nantinya aku bakal mengalamin yang
lebih menarik lagi…
Sejak itu, aku selalu berusaha menyentuh
pantatnya, dan membuatnya seolah-olah gak
sengaja. Tetap aja aku gak berani menyentuhnya
dengan terang-terangan. Kadang-kadang aku
lewat-lewat di belakangnya, atau meletakkan
tanganku di tempat dia akan duduk, dan
kelihatannya dia juga gak perduli walaupun dia
sedang menduduki tanganku…
Seminggu kemudian, dia melakukan hal yang lebih
gila lagi. Dia udah gak memakai apapun lagi di
badannya. Walaupun gak setiap saat (mungkin dia
takut masuk angin . Tapi, ketika dia bekerja, dia
tetap dalam keadaan bugil. Bukan itu aja, kalo dia
ke kamar mandi juga udah gak pernah menutup
pintu lagi. Sehingga, apapun kegiatannya di kamar
mandi kelihatan dengan jelas dari luar…
Aku langsung menunggu dia nyapu ke kamarku,
supaya bisa melihat lebih dekat. Dan setengah jam
kemudian dia masuk kamarku., dan mulai
membereskannya. Dan ketika dia nungging, terlihat
jelasalah anusnya yang indah itu. Ingin rasanya
menjilati anusnya itu setiap hari, membersihkan
kotoran-kotoran yang menempel di sekeliling
anusnya, uugh.. Lalu tiba-tiba dia menghadap ke
aku yang sedang tiduran di tempat tidur, lalu
berkata..
“Dek, kakak cape nih. Numpang duduk bentar
yah??”
“Eh? Yaa.. udah kak boleh”
Lalu dengan terkejut kusadari, dia bukan mau
duduk di kursi atau di tempat tidur. Dia
mengarahkan pantatnya ke wajahku. Awalnya dia
berdiri di atas tilamku, lalu berjongkok dan
perlahan-lahan mendudukkan pantatnya, yang
sekarang gak terhalang oleh celana dalam, ke
wajahku. Dan dia juga melebarkan belahan
pantatnya dengan kedua tangannya, seolah-oleh
ingin menempelkan anusnya ke wajahku. Dan
anusnya menempel tepat di bibirku. Badanku
bergetar karena gembira, dan gairah. Pertama-
tama kucium mesra anusnya, dan pembantuku
itupun mulai mendesah. Kucium lagi pinggiran-
pinggiran anusnya dengan lembut. Lalu perlahan-
lahan kujulurkan lidahku dan kujilatin sekeliling
anusnya, dan dia pun menggelinjang kegelian. Lalu
kutusukkan secara perlahan lidahku ke anusnya.
AAAh, sentuhan pertama yang bakal kuingat
sampe tua. Anusnya rasanya agak pahit trus aneh
gitu, susah deh ngejelaskannya. Kujilat-jilat
anusnya dan sekarang dengan penuh nafsu, dan
penuh kerinduan. Dia pun mulai bergerak liar di
atasku. Tangannya sekarang gak hanya diam.
Yang kanan mengelus-elus t*t*tku. Yang kiri
sedang sibuk bermasturbasi ria. Kocokannya
berkali-kali terhenti karena sedang berkonsentrasi
untuk menggapai kenikmatan…
“aaaaah,, budi jilatin terus anus kakak. Ah ayo
sayang..” Teriaknya. Kelihatannya dia udah gak
perduli apapun lagi. Dan beberapa saat kemudian
dia menjambak rambutku dengan keras, dan
setengah berdiri dengan lutunya, dan mengerang,
pertanda dia sudah mencapai orgasme…
“Makasih yah dek, sekarang giliran kakak yang
muasin kamu” katanya sambil tersenyum manis.
Diciuminya bibirku dengan ganas. Karena aku
masih dalam pertumbuhan, ukuran bibirnya
dengan bibirku jauh berbeda. Dengan mudahnya
dia melumat bibirku yang mungil ini, bahkan ketika
dia menciukmku, dagukupun ikut terkena
ciumannya. Dijilatinya bibirku, lalu dimasukkannya
kedalam mulutku. Akupun berusaha menggapai
lidahnya dengan lidahku. Lalu kuemut-emut
lidahnya, lalu aku mulai menghisapnya. Lalu dia
mengangkat kepalanya dan mulai meneteskan
liurnya kedalam mulutku. Langsung kutelan
dengan bernafsu. Berkali-kali kami lakukan itu.
Setelah itu dia mulai menjilatiku lagi. Dari mulai
pipi, hidung, keingku, dan daguku. Sampai-sampai
wajahku basah kena jilatannya. Dan dia pun mulai
meludahi wajahku dengan gemas. Aku hanya diam
aja menikmati segala perlakuannya padaku.
Perlahan-lahan jilatan-jilatannya mulai turun
keleher, lalu kedada dan sampai ke putingkupun
dijilat-dan dihisap-hisapnya. Dan tangannya
meraba-raba putingku yang satunya ladi…
Setelah itu, dia membuka celanku sampai
terlihatlah t*t*tku yang masih kecil mungil ini. Dan
dia membuka mulutnya dan langsung
memasukkannya ke dalam mulutnya. Aah rasanya
bener-bener nikmat. Setiap sedotannya membuat
seluruh tubuhku menegang. Dan tanpa sadar
tangankupun mulai menarik-narik wajahnya
dengan nafsu. Dan dia terus menghisap-hisap
titiku tanpa menggunakan tangannya sama-sekali.
Dan setelah beberapa menit, aku sudah ingin
keluar..
“Kaak, adek udah mau keluar nih” kataku. Dia pun
semakin memperkuat hisapannya sampai terasa
sakit. Dan kukeluarkan semuanya di mulutnya. Dan
kuliahat dia menelannya dengan semangat. Dan
menjilati sisa-sia maniku di ujung t*t*tku. AAh
rasanya sangat nikmat…
“Gimana?? Kamu puaskan??”
“Eh, iya kak. Adek puas banget. Adek udah lama
beronani smbil ngebayangin kakak.” Kataku tanpa
malu-malu lagi…
“Hihihi. Nakal kamu yah, kenapa kamu gak
langsung datengin kakak trus minta kakak
ngent*tin kamu?” Aku agak kaget mendengar dia
tiba-tiba berkata vulgar. Tapi terlihat di wajahnya
kelihatannya dia senang berkata-kata jorok seperti
itu…
“Kan kasian tongkol kamu kamu dek, setiap hari
cuma dapetnya tangan kamu sendiri. Kan
mendingan ent*tin kakak aja??” Katanya dengan
tatapan penuh nafsu..
“Mulai sekarang, kalo kamu lagi kepengen kamu
bilang kaya gini ke kakak, ‘kaak, adek pengen
ngent*t’ ya??”
“Iyaa kak..”
“Coba bilang dong” pintanya…
“Kaaak, adek pe..pengen ngent*t” jawabku dengan
gugup…
“Naah, gitu yah bilangnya. Ntar kakak ent*tin
kamu.”
“i…iya kak.”
Lalu karena aku sudah cape, akupun tertidur
sambil berpelukan dengan dia. Kami udah kaya
suami istri aja…
Sejak itu, kami sering melakukan itu lagi. Dan kalo
kami gak sedang ber‘main’ pun dia tetap aja gak
memakai bajunya. Aku juga sering ikut mandi
bareng dia. Dan karena udah sangat terobsesi
sama dia, kotorannya pun bisa membuatku
terangsang. Hampir tiap hari aku minta dia
mengencingiku. Kadang kutelan semua kencingnya
sampai gak bersisa. Setelah bosan dengan
kencingnya, tainyapun kujamah juga. Sampe-
sampe setiap dia mau buang kotoran dia harus
memberitahuku dulu. Kalo aku lagi gak mau,
barulah dia ke wc secara biasa. Dan kami
melakukannya di mana-mana, namun kami selalu
berhati-hati agar kencing atau tainya gak
berceceran. Aku juga memaksanya untuk ikut
merasakan tainya sendiri, lalu setelah itu acara
berciuman kamipun jauh lebih hot karena mulut
kami penuh dengan kotoran…
Aku sadar apa yang kami lakukan itu jauuh diluar
batasan normal (dari pertama juga sebenarnya
udah gak normal. Masak cewek berumur 26 tahun
main sama anak berumur 13 tahun???). Tp aku gak
bisa ngebohongin diri sendiri, karena aku juga
sangat menikmatinya. Dan kadang-kadang kalo
ortuku nginap di rumah nenek (waktu itu nenekku
udah sakit-sakitan jadi ortuku nginap diasana buat
ngejagain) sampe seminggu, dia mengajak
temennya menginap, dan kami bertiga
melakukanhal-hal yang sangat liar, bahkan adik
perempuannya sendiripun (adiknya waktu itu
berumur 16 tahun, terus ruypanya dia sering
menceritakan apa aja yang udah kami lakukan,
dan ternyata suati kali adiknya mengatakan bahwa
dia penasaran dan kepingin nyobain main dengan
anak-anak) diajaknya ikut bergabung dengan kami.
Dia bekerja selama 4 tahun di rumahku, dan itu
adalah 4 tahun terindah sepanjang hidupku…….

Feby Febiola for ME Asia Magazine, February 2013

Viewing all 140 articles
Browse latest View live